Ilmuwan baru-baru ini membuat kemajuan yang mengesankan dalam teknik yang disebut voltametri siklik pemindaian cepat (FSCV), yang dapat menangkap perubahan neurotransmitter dalam hitungan milidetik. Teknik elektrokimia ini, dengan kecepatan pemindaiannya yang menakjubkan (hingga 1×10^6 V·s−1) dan resolusi waktu yang tepat, memberikan kemungkinan baru untuk mendeteksi neurotransmitter, hormon, dan metabolit dalam sistem biologis. .
Voltametri siklik pemindaian cepat memiliki berbagai aplikasi, yang mencakup berbagai model biologis mulai dari tikus hingga manusia, yang memberi kita data instan tentang reaksi biokimia.
Dalam voltametri siklik pemindaian cepat, elektroda serat karbon mikroskopis dimasukkan ke dalam sel hidup, jaringan, atau ruang ekstraseluler. Elektroda tersebut dengan cepat menaikkan dan menurunkan voltase, sehingga menciptakan bentuk gelombang segitiga dari perubahan voltase. Ketika tegangan berada dalam rentang yang sesuai (biasanya ±1 volt), senyawa yang diinginkan akan teroksidasi dan tereduksi berulang kali. Hal ini menyebabkan elektron dalam larutan bergerak, yang pada akhirnya menghasilkan arus bolak-balik kecil (tingkat nanoampere).
Kekhususan kimia, resolusi tinggi, dan sifat non-invasif dari probe menjadikan FSCV sebagai teknik yang ampuh untuk memantau konsentrasi kimia yang bervariasi secara in vivo.
Teknologi ini unik dalam mendeteksi bentuk gelombang zat kimia. Teknologi ini dapat menghasilkan plot tegangan versus arus dan menghitung perubahan konsentrasi zat kimia dalam larutan berdasarkan waktu. Kekhususan kimia FSCV diperoleh dari potensi reduksi. Setiap senyawa memiliki potensi reduksi uniknya sendiri, sehingga tegangan bolak-balik dapat diatur untuk memilih senyawa tertentu untuk pengukuran. Hal ini memungkinkan FSCV untuk mengukur beberapa senyawa biologis secara bersamaan dengan potensi reduksi positif dan negatif.
Keunggulan FSCV terletak pada resolusinya yang tinggi dan sifatnya yang non-invasif, yang memungkinkan pemantauan perubahan kimia secara langsung dalam tubuh. Namun, penerapan teknologi ini juga menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan rentang tegangan dan arus, serta keterbatasan pengukuran diferensial saja. Karena arus referensi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pH, nilai referensi akan bergeser setelah pengukuran jangka panjang, dan usia elektroda juga memengaruhi keakuratan data.
Meskipun FSCV memiliki keterbatasan, keunggulan teknologi ini cukup untuk meletakkan dasar yang baik bagi penelitian di bidang terkait.
FSCV telah berhasil digunakan dalam model hewan untuk mendeteksi perubahan konsentrasi neurotransmiter seperti dopamin, dan dapat mencapai sensitivitas hingga 1 nM. Saat mengamati perubahan dopamin dari perilaku hewan, laju akuisisi 10 Hz cukup cepat untuk mengambil sampel dinamika pelepasan dan pembersihan neurotransmitter.
Melalui pemantauan FSCV, para peneliti mampu memahami peran pengkodean dinamika dopamin dalam proses pengambilan keputusan, yang sangat penting untuk memahami mekanisme saraf di balik perilaku.
Selain itu, FSCV juga digunakan untuk mempelajari pelepasan dan dinamika neurotransmitter monoamina lainnya seperti adrenalin, norepinefrin, dan serotonin. Studi-studi ini tidak hanya memajukan pemahaman kita tentang fungsi neurotransmitter, tetapi juga menyediakan cara baru untuk mempelajari efek obat.
Dengan kemajuan teknologi yang berkelanjutan, potensi penerapan FSCV di berbagai bidang seperti ilmu saraf, psikologi, dan farmakologi akan semakin diperluas. Penelitian di masa mendatang dapat difokuskan pada peningkatan desain probe untuk meningkatkan resolusi data, memperluas jangkauan bahan kimia yang dapat dideteksi, dan mencapai kemampuan deteksi waktu nyata dalam lingkungan yang lebih non-invasif.
Voltametri siklik pemindaian cepat tidak hanya mengantarkan era baru penelitian biomedis, tetapi juga kemungkinan akan menjadi alat penting untuk mengeksplorasi sinyal biologis dan mekanisme di baliknya.
Seiring dengan terus berkembangnya teknologi ini, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya apakah teknologi ini dapat memecahkan misteri biologis yang lebih kompleks dan mendorong kemajuan revolusioner dalam pengobatan modern?