Roket air adalah model roket yang menggunakan air sebagai propelan reaksi, menggunakan gas terkompresi untuk mengeluarkan air guna menghasilkan daya dorong. Roket bekerja berdasarkan prinsip hukum gerak ketiga Newton, yang menyatakan bahwa ketika suatu gaya bekerja pada suatu benda, reaksi yang sama dan berlawanan terjadi. Penggemar roket air sering menggunakan botol plastik sebagai bejana tekan dan dapat menggunakan beberapa botol untuk membangun roket multitahap guna mencapai ketinggian terbang yang lebih tinggi.
Untuk menggunakan roket air, botol plastik diisi sebagian dengan air dan disegel. Gas dalam botol kemudian dikompresi hingga 125 psi menggunakan perangkat seperti kompresor udara atau pompa sepeda.
Ketika segel nosel roket dilepaskan, air dikeluarkan dengan kecepatan tinggi, menyebabkan roket terbang ke atas. Durasi fase ini terkait erat dengan faktor-faktor seperti volume air, tekanan awal, ukuran nosel, dan berat roket. Terkait.Gas menyediakan sarana penyimpanan energi, sementara air memberikan daya dorong dengan menambahkan massa pada propelan.
Umumnya, botol minuman berkarbonasi polietilena tereftalat (PET) bertekanan berfungsi sebagai bejana tekan; saat membentuk roket multi-botol, dua botol atau lebih dapat dihubungkan bersama dengan berbagai cara. .
Meskipun ini menambah berat, ini dapat memperpanjang waktu propulsi roket dan memungkinkannya terbang lebih tinggi.
Dalam proses kompresi roket air, gas diperoleh dari berbagai sumber, termasuk pompa tangan sepeda atau kendaraan, peralatan udara bertekanan, dan gas botol seperti karbon dioksida dan nitrogen. Namun, gunakan dengan hati-hati untuk menghindari ledakan.
Desain nosel roket air berbeda dengan roket pembakaran tradisional. Roket ini tidak memerlukan diffuser, yang akan mengurangi efisiensi karena air tidak dapat dimampatkan.
Nosel roket air dapat dibagi menjadi tipe terbuka dan tipe terbatas. Nosel terbuka memberikan daya dorong yang lebih besar, sedangkan tipe terbatas memperpanjang waktu propulsi.
Konfigurasi stabilizer sangat penting selama desain karena pusat massa naik selama propulsi roket, yang memengaruhi stabilitasnya. Oleh karena itu, merancang stabilizer dan sistem pemulihan yang tepat dapat secara efektif mengurangi risiko kerusakan saat roket jatuh.
Kompetisi roket air menarik banyak penggemar, dan berbagai bentuk kompetisi dirancang untuk menguji kinerja komprehensif seperti jarak, ketinggian, dan durasi terbang.
Contohnya: Laboratorium Fisika Nasional di Inggris menyelenggarakan Tantangan Roket Air yang berpengaruh setiap tahun, yang melibatkan berbagai lembaga dan tim pendidikan.
Rekor dunia untuk roket air terus dipecahkan. Rekor terbaru termasuk rekor dunia 1.950 roket air yang diluncurkan secara bersamaan oleh Royal Academy of Sri Lanka pada tahun 2017 dan roket air tertinggi yang dibuat oleh NPO Showa Gakuen di Jepang dengan roket air setinggi 7,72 meter.
Selain roket air biasa, "roket air panas" atau "roket uap" mengandalkan air bersuhu tinggi untuk diubah menjadi uap, yang dikeluarkan melalui nosel untuk menghasilkan daya dorong, yang menunjukkan penggunaan air yang luar biasa lainnya.
Roket air bukan hanya demonstrasi sains yang sederhana, tetapi juga tantangan yang menggabungkan kinerja dan desain. Ketika kita mempertimbangkan latar belakang roket modern dan beragam aplikasinya, kita tidak bisa tidak bertanya: kejutan apa lagi yang akan dihadirkan roket air bagi kita di masa depan?