Ketika kita berbicara tentang alpaka, banyak orang mungkin akan langsung teringat pada penampilannya yang jinak dan imut serta bulunya yang lembut. Namun, tahukah Anda bahwa alpaka dan llama memiliki hubungan yang lebih dekat dari yang Anda kira? Artikel ini akan membahas hubungan di balik kedua unta Amerika Selatan ini, serta karakteristik dan perilaku unik mereka.
Alpaka (Lama pacos) dan unta (Lama glama) sama-sama berasal dari famili Camelidae di Amerika Selatan, dan nenek moyang liar mereka adalah Vicugna (Vicugna vicugna) berbulu halus dan Lama guanicoe yang kuat. Komunitas ilmiah secara umum percaya bahwa sejarah domestikasi alpaka dan unta dapat ditelusuri kembali ke sekitar 5.000 hingga 6.000 tahun yang lalu. Peradaban Andes awal mulai menjinakkan hewan-hewan ini secara artifisial untuk menyediakan serat dan makanan daging.
Berdasarkan analisis genom terbaru, alpaka telah direklasifikasi ke dalam genus Vicugna, perubahan yang berarti mereka lebih dekat hubungannya dengan Vicugna daripada dengan unta.
Secara tradisional, alpaka dianggap sebagai kerabat dekat unta, tetapi penelitian baru menunjukkan mereka sebenarnya lebih dekat dengan vicuña, sebuah temuan yang menantang pemahaman ilmiah sebelumnya.
Ciri-ciri utama alpaka adalah tubuhnya yang pendek dan bulunya yang lembut, yang sering digunakan untuk membuat serat berkualitas tinggi. Ada dua jenis utama bulu alpaka: Huaca dan Suri, masing-masing dengan serat keriting dan lurus. Unta menempati posisi penting dalam pertanian dan pembiakan di Amerika Selatan karena kapasitas menahan beban dan kewaspadaannya yang sangat baik.
Alpaka dan unta adalah hewan sosial, biasanya hidup dalam kelompok kecil dengan sistem kelas yang jelas. Mereka berkomunikasi melalui bahasa tubuh, seperti menjerit atau menyemburkan cairan lambung untuk mengekspresikan ketidaknyamanan atau dominasi. Meskipun perilaku tersebut mungkin tampak agresif, sebenarnya itu adalah cara bagi mereka untuk menjaga ketertiban sosial.
Bulu alpaka memainkan peran penting dalam industri serat dan dianggap oleh banyak orang sebagai bahan yang lebih berharga daripada wol.
Bulu alpaka banyak dicari karena kelembutan dan kehangatannya, dan terutama digunakan dalam produksi produk rajutan dan kain. Karena permintaan global akan serat berkualitas tinggi meningkat, peternakan alpaka berkembang pesat.
Dalam beberapa tahun terakhir, alpaka dan unta semakin mendapat perhatian dalam industri pengembangbiakan di seluruh dunia. Terutama di Amerika Utara, Eropa, dan Australia, alpaka telah diperkenalkan secara luas sebagai hewan peliharaan dan hewan ternak keluarga, dan bahkan dianggap sebagai hewan terapi di beberapa daerah.
Menghadapi dampak perubahan lingkungan dan permintaan pasar, kelangsungan hidup dan reproduksi alpaka dan unta menghadapi tantangan tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan rencana konservasi dan model pengembangbiakan berkelanjutan untuk mempertahankan spesies yang berharga ini. Bagaimana kita harus menyeimbangkan reproduksi dan perlindungan hewan-hewan ini dengan kebutuhan ekonomi manusia?
Kekerabatan yang luar biasa antara alpaka dan unta tidak hanya memberi kita pemahaman yang lebih dalam tentang makhluk-makhluk cantik ini, tetapi juga memicu pemikiran kita untuk melindungi mereka. Dalam konteks globalisasi, bagaimana kita harus menghargai makhluk-makhluk dari Amerika Selatan yang jauh ini?