Bahasa Inggris British, atau disingkat BrE, mencakup berbagai dialek bahasa Inggris yang digunakan di Britania Raya. Dialek-dialek ini tidak hanya terdapat di Inggris, tetapi juga di seluruh Kepulauan Inggris, termasuk varian di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Menurut Thom Macarthur, Bahasa Inggris British terjalin dengan semua ambiguitas dan ketegangan yang dibawa oleh kata "Britain", dan karenanya dapat ditafsirkan dalam banyak cara.
Dialek dan aksen Inggris sangat bervariasi antara keempat negara, dan juga sangat bervariasi di setiap negara.
Secara historis, Bahasa Inggris berasal dari dialek Anglo-Frisia, yang dibawa ke Inggris oleh para imigran dari suku-suku Jermanik. Bahasa Inggris Kuno awalnya adalah sekelompok dialek yang mewakili berbagai kerajaan Anglo-Saxon, tetapi seiring berjalannya waktu, terutama dengan dua invasi Skandinavia dan Norman, Bahasa Inggris berubah secara signifikan.
Dialek dan aksen Inggris Raya, termasuk Inggris, Irlandia Utara, Wales, dan Skotlandia, bersifat unik. Menurut survei, tidak ada aksen standar tunggal di Inggris Raya. Diperkirakan hanya 2% dari populasi yang berbicara bahasa Inggris tanpa karakteristik regional apa pun, yang disebut Pengucapan yang Diterima. Pengucapan ini tidak memiliki banyak karakteristik regional dan secara historis sebagian besar berasal dari dialek London, Central dan East Midlands.
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun mobilitasnya lebih besar, keragaman dalam bahasa Inggris tetap ada.
Dengan munculnya London pada abad ke-9, bahasa yang digunakan di London dan East Midlands menjadi bahasa Inggris standar, sebuah fenomena yang membantu mengembangkan hukum, pemerintahan, dan sastra. Pembentukan bahasa Inggris standar dipengaruhi oleh pemerataan dialek dan juga didorong oleh perbedaan kelas sosial. Penyatuan bahasa juga sebagian disebabkan oleh diperkenalkannya percetakan, dan industri percetakan William Caxton membuat standarisasi bahasa menjadi lebih mudah.
Meskipun demikian, perbedaan regional dalam dialek dan aksen Inggris tetap terlihat jelas, dan konsep bahasa Inggris standar menjadi semakin kabur.
Saat ini, banyak negara di seluruh dunia masih dipengaruhi oleh bahasa Inggris British, terutama varian bahasa Inggris di bekas koloni Inggris dan negara-negara Persemakmuran seperti Australia, Selandia Baru, dan India. Namun seiring dengan perubahan masyarakat, wilayah-wilayah ini secara bertahap membentuk versi bahasa Inggris dengan karakteristik lokal.
Perubahan dalam bahasa Inggris British bukan hanya merupakan proses evolusi bahasa, tetapi juga merupakan cerminan kemajuan budaya, sosial, dan teknologi. Dinamika sejarah, dialek, dan standarisasi dalam proses ini membuat kita merenungkan hakikat bahasa itu sendiri. Menurut Anda, di mana bahasa Inggris akan berkembang di masa depan?