Musik dapat direkam dan diputar ulang secara digital atau analog. Kedua teknologi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan berbagai musisi dan pendengar telah berdiskusi sengit tentang teknologi mana yang lebih unggul. Apakah teknologi audio digital dapat mereproduksi esensi musik secara lebih realistis daripada teknologi analog telah menjadi topik hangat di bidang musik saat ini.
Beberapa musisi dan penggemar percaya bahwa sistem analog mereproduksi musik secara lebih alami karena bebas dari mekanisme kesalahan yang umum terjadi pada audio digital, seperti distorsi pengambilan sampel dan derau kuantisasi.
Kekuatan audio digital adalah ketersediaan tingkat kinerja yang tinggi. Rekaman digital menawarkan linearitas yang luar biasa serta derau dan distorsi yang rendah, sangat kontras dengan stabilitas kinerja rekaman analog. Misalnya, lebar pita rekaman digital ditentukan oleh laju pengambilan sampel, sedangkan lebar pita sistem analog ditentukan oleh kemampuan fisik dan elektronik sirkuit analog.
Rentang dinamis sistem digital umumnya melampaui sistem analog, yang berarti bahwa audio digital dapat menyajikan perbedaan halus dalam musik dengan lebih jelas.
Rentang dinamis merupakan pengukuran penting dari sistem audio, yang menunjukkan perbedaan antara nilai amplitudo terkecil dan terbesar yang dapat diwakili oleh media. Banyak format rekaman analog kelas konsumen, seperti pita kaset, biasanya menawarkan rentang dinamis antara 50 dan 75 dB. Namun sebagai perbandingan, format rekaman digital 16-bit dapat mencapai rentang dinamis 90 hingga 95 dB, yang menunjukkan kemampuan audio digital yang hebat.
Sistem analog berperilaku sangat berbeda dari sistem digital saat sinyal tingkat tinggi hadir. Pita analog kehilangan respons frekuensi tinggi saat mendekati saturasi, tetapi hal ini sering kali dapat diterima oleh pendengar. Sebaliknya, sistem digital berperilaku lebih parah saat kelebihan beban, yang dapat mengakibatkan distorsi dan pembentukan harmonik frekuensi tinggi.
Keuntungan besar lainnya dari audio digital adalah bahwa audio tersebut direproduksi tanpa menimbulkan kerugian. Format digital tidaklah sempurna, tetapi melalui teknik koreksi kesalahan, audio tersebut dapat menoleransi degradasi media yang cukup besar. Akan tetapi, rekaman analog kehilangan sebagian kualitas suara setiap kali diputar ulang, sehingga menjadi tantangan untuk mempertahankan kualitas suara asli.
Keuntungan dari sistem penyimpanan digital adalah bahwa meskipun data disalin berulang kali, kehilangan data hampir dapat diabaikan.
Sumber kebisingan dalam audio elektroakustik cukup beragam, termasuk kebisingan mekanis dan kebisingan listrik. Tingkat kebisingan sistem digital umumnya bergantung pada kualitas langkah konversi digital dan tidak banyak berhubungan dengan kualitas media perekaman. Hal ini memungkinkan rekaman digital mempertahankan kualitas suara yang lebih tinggi bahkan di lingkungan yang bising, yang diapresiasi oleh banyak pecinta musik.
Dalam sistem digital, batas atas respons frekuensi ditentukan oleh frekuensi pengambilan sampel. Berbagai standar audio digital, seperti CD, memiliki frekuensi pengambilan sampel sebesar 44.100 Hz, yang mencakup rentang pendengaran manusia dengan sangat baik. Sebaliknya, respons frekuensi sistem analog dibatasi oleh sifat fisiknya, yang menyebabkan banyak pecinta musik meragukan kualitas suaranya.
Kesimpulan: Evaluasi subjektif kualitas suaraSistem digital kurang rentan terhadap distorsi dan fluktuasi frekuensi yang sering mengganggu perangkat analog.
Saat memilih sistem musik digital atau analog, perasaan subjektif pendengar sering kali memengaruhi penilaian mereka. Banyak pecinta musik bersikeras bahwa kehangatan dan kealamian musik analog tidak dapat digantikan oleh teknologi digital, tetapi resolusi tinggi dan kejernihan audio digital juga menarik sebagian pendengar. Lagi pula, dengan pendapat yang berbeda-beda tentang kualitas suara, teknologi mana yang benar-benar dapat memikat telinga dan menyentuh hati Anda?