Hiu Greenland, yang dikenal karena umurnya yang panjang dan adaptasi fisiologisnya yang unik, adalah hiu raksasa yang hidup di perairan Atlantik Utara dan Arktik. Hiu ini dibedakan oleh rentang hidupnya yang sangat panjang, diperkirakan hidup antara 250 dan 500 tahun, menjadikannya spesies yang berumur paling panjang dari semua vertebrata yang diketahui. Meskipun habitatnya dalam dan terpencil, ekologi dan perilaku hiu Greenland telah menarik perhatian para ilmuwan karena strategi bertahan hidup mereka mengungkap banyak adaptasi organisme di lingkungan yang ekstrem.
Hiu Greenland adalah salah satu hiu terbesar yang ada, mencapai panjang dewasa hingga 6,4 meter dan berat lebih dari 1.000 kilogram. Hiu ini memiliki moncong pendek dan bulat, mata kecil yang tidak mencolok, serta sirip punggung dan dada yang kecil. Warna tubuhnya biasanya berkisar dari abu-abu muda hingga cokelat tua dan warnanya seragam, tetapi terkadang muncul bintik-bintik terang atau garis-garis gelap halus.
Hiu Greenland sebenarnya dapat bertahan hidup di perairan dingin dan menggunakan adaptasi fisiologis khusus mereka untuk mengatasi lingkungan yang ekstrem.
Sebagai pemulung dan predator aktif, hiu Greenland berperan sebagai predator puncak dalam ekosistem Arktik. Makanan mereka berkisar dari berbagai ikan, anjing laut, dan bahkan mamalia laut kecil sesekali. Hiu Greenland menggunakan kecepatan berenang mereka yang lambat untuk mendekati mangsa, yang memungkinkan mereka berburu tanpa terdeteksi.
Perilaku berburu makhluk itu dan ketergantungan tinggi pada aroma membuatnya betah di perairan dengan cahaya redup.
Fisiologi hiu Greenland secara khusus dirancang untuk mengatasi habitat air dinginnya. Dagingnya mengandung konsentrasi tinggi urea dan trimetilamina oksida, senyawa yang tidak hanya meningkatkan daya apungnya tetapi juga menahan tekanan air dalam. Bahan mentah ini memungkinkan mereka mempertahankan fungsi fisiologis dan mobilitas yang tepat dalam menghadapi kondisi yang keras.
Umur panjang hiu Greenland memberi mereka peran penting dalam ekosistem, dan kehadiran mereka memengaruhi kelimpahan dan distribusi spesies lain. Hiu ini memiliki siklus reproduksi yang sangat panjang, dengan hiu betina tidak mencapai kematangan seksual hingga sekitar 150 tahun, membuat pemulihan ekologi hiu Greenland sangat lambat.
Umur panjang hiu Greenland dan siklus reproduksinya yang panjang membuatnya sangat sensitif terhadap penangkapan ikan, yang selanjutnya mendorong perlunya perlindungan global.
Meskipun hiu Greenland tidak dianggap sebagai ancaman bagi manusia, mereka rentan terhadap tekanan penangkapan ikan dan perubahan lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan berkurangnya es laut dan munculnya perikanan baru, habitat hiu Greenland menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini merupakan ancaman potensial bagi kelangsungan hidup dan reproduksi mereka.
Di Islandia, daging hiu Greenland diolah menjadi makanan lezat yang disebut hákarl, sebuah proses yang memerlukan fermentasi dan pengeringan, yang menghilangkan racun. Praktik budaya yang unik ini menunjukkan bagaimana makhluk-makhluk dari hamparan es seputih salju terintegrasi ke dalam kehidupan penduduk setempat.
Dengan dampak perubahan iklim global dan aktivitas penangkapan ikan manusia, tantangan yang kita hadapi dengan hiu Greenland dan ekosistemnya menjadi semakin berat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapatkah kita menemukan cara yang efektif untuk melindungi raksasa kutub ini dan memastikan kelangsungan hidupnya di lautan yang dingin ini?