Jamur topi, nama ilmiahnya Macrolepiota procera
, adalah jamur yang tampak spektakuler, ditandai dengan tubuh buah seperti payung dengan penampilan yang sangat menonjol. Jamur ini tumbuh di tanah yang dikeringkan dengan baik dan sering ditemukan sendiri atau berkelompok di padang rumput dan bahkan kadang-kadang di hutan. Jamur ini tersebar luas di daerah beriklim sedang di Eurasia, dan catatan di Amerika Utara masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya. Mengapa jamur yang menarik ini umumnya dianggap sebagai raja dunia jamur?
Jamur topi dapat mencapai tinggi dan diameter topi 30 hingga 40 (50) sentimeter, dengan tangkai yang relatif ramping yang mencapai tinggi penuh sebelum topi mengembang.
Jamur tomello yang matang memiliki penampilan yang sangat khas, dengan batang yang berserat dan tidak dapat dimakan (kecuali dikeringkan dan digiling). Permukaan jamur ini memiliki struktur yang mirip dengan kulit ular, sehingga disebut "topi ular" atau "spons ular" di beberapa wilayah Eropa. Saat belum matang, tutupnya berbentuk telur, dan saat matang, tepinya rontok, membentuk cincin yang dapat digerakkan. Saat matang, tutupnya menjadi hampir rata dengan cekungan berwarna cokelat di bagian tengah yang bertekstur seperti kulit. Jika dipotong dengan tangan, daging putihnya dapat berubah menjadi merah muda muda dan memiliki aroma kacang yang menyenangkan.
Jamur Amanita adalah jamur yang dapat dimakan secara selektif yang sangat dicari di Eropa karena ukurannya yang besar, musimnya yang sering, dan serbaguna di dapur.
Di Inggris, jamur Amanita biasanya muncul dari bulan Juli hingga November. Jamur ini relatif mudah dikenali karena kemiripannya yang rendah dengan jamur analog yang beracun seperti Chlorophyllum molybdites
. Meskipun aman untuk memakan jamur ini mentah-mentah, kehati-hatian diperlukan karena jamur analognya memang beracun. Saat dimasak, jamur ini biasanya digoreng dalam wajan dengan mentega cair, dan sering dikukus atau digoreng dalam minyak banyak di Timur Tengah dan Eropa Timur hingga berwarna keemasan dan renyah.
Meskipun populer dalam masakan, ada beberapa spesies serupa yang perlu diwaspadai, terutama jamur tomentose biasa (Chlorophyllum rhacodes
). Jamur ini berukuran lebih kecil dan dagingnya tampak merah saat dipotong. Penampilan bagian payung yang berbulu halus dan tidak adanya tekstur kulit ular yang unik pada jamur payung di permukaannya memudahkan identifikasi. Beberapa tempat juga mengklaim jamur dengan kualitas yang meragukan untuk dimakan, terutama saat belum dimasak.
Saat mengumpulkan jamur, Anda harus sangat berhati-hati. Hanya jamur Amanita yang telah melewati tahap larva yang boleh dikumpulkan, dan karakteristiknya harus dipastikan untuk menghindari tertelan secara tidak sengaja.
Bagi mereka yang menyukai jamur liar, lamela hitam dan latar belakang Amanita capella yang lebih terang merupakan poin penting dalam identifikasinya, sedangkan karakteristik jamur Death (seperti jamur Leopard Cap) adalah kebalikannya. Pengetahuan identifikasi yang mendalam ini penting untuk melindungi diri Anda, terutama di area tempat Anda hidup berdampingan dengan jamur serupa lainnya.
Jamur topiari tidak hanya disukai karena penampilannya yang unik dan rasanya yang lezat, tetapi juga karena keberadaannya telah sangat memperkaya budaya makanan kita. Manfaat kesehatan apa lagi yang tidak diketahui yang disembunyikan oleh jamur yang elegan dan lezat ini?