Karang api (Millepora) adalah organisme kolonial yang hidup di lautan dan tampak mirip dengan karang, tetapi sebenarnya bukan karang sejati. Hal ini membuat karang api unik dalam klasifikasi biologis, lebih dekat dengan Hydra dan hidrozoa lainnya, dan karenanya diklasifikasikan sebagai hidrokoral. Di alam, warna karang api bervariasi dari kuning cerah dan jingga hingga cokelat, hijau, dan biru, menciptakan pemandangan bawah laut yang spektakuler.
Warna karang api tidak hanya indah secara visual, tetapi juga merupakan simbol penting kelangsungan hidup dan reproduksinya dalam ekosistem.
Karang api tumbuh dalam berbagai bentuk, termasuk pola pertumbuhan bercabang, seperti piring, dan menempel. Di antara semuanya, struktur karang api bercabang tampak seperti ujung jari yang membulat, sedangkan karang api piring tampak seperti lembaran tipis yang mengingatkan pada karang selada. Karang api bereproduksi dengan cara yang lebih rumit daripada karang lainnya, dimulai dengan pelepasan telur dari ubur-ubur multiseluler, yang kemudian dibuahi oleh ubur-ubur jantan dan akhirnya membentuk larva planktonik yang dapat menetap di permukaan yang sesuai. Siklus ini berulang.
Karang api umumnya ditemukan di terumbu karang dangkal di daerah tropis dan subtropis seperti Samudra Hindia, Pasifik, dan Atlantik, serta Laut Karibia. Daerah ini menerima banyak sinar matahari, yang mendorong fotosintesis pada alga simbiotik yang menghuni karang api. Namun, kelangsungan hidup mereka juga terancam oleh pemangsaan oleh cacing api, beberapa nudibranch, dan ikan.
Polip karang api hampir mikroskopis, terhubung dan tertanam dalam kerangkanya. Satu-satunya permukaan yang terlihat oleh mata telanjang adalah kumpulan lubang dengan berbagai ukuran, termasuk lubang kecil (gastropori) dan lubang tentakel (daktilopor). Lubang tentakel ini mengandung struktur saraf kecil yang dapat memburu mangsa, mirip dengan sel penyengat ubur-ubur. Hubungan simbiosis sangat penting dalam kehidupan karang api, yang memperoleh nutrisi penting melalui organisme simbiosis yang disebut alga.
Kontak dengan karang api biasanya mengakibatkan rasa sakit parah yang dapat berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Sengatan karang api dapat menyebabkan iritasi kulit, peradangan, dan kemerahan, tetapi relatif ringan beracun bagi manusia. Banyak ahli menyarankan bahwa jika Anda mengalami sengatan karang api, Anda harus segera membilasnya dengan air laut dan mencoba menghindari penggunaan air tawar, karena air tawar dapat menyebabkan peningkatan pelepasan racun.
Kelangsungan hidup karang api dipengaruhi oleh perubahan iklim global, dan habitatnya menghadapi ancaman seperti penangkapan ikan berlebihan dan polusi. Meningkatnya pemutihan karang tidak hanya memengaruhi kelangsungan hidup mereka, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada seluruh ekosistem. Ketika karang api tidak lagi memiliki alga simbiosis yang sehat, mereka tidak dapat memperoleh cukup energi, yang menyebabkan pemutihan dan bahkan kematian. Untuk melindungi ekologi yang unik ini, perlindungan karang api sangat penting.
Enam belas spesies karang api telah diidentifikasi, masing-masing berbeda dari yang lain, menunjukkan keanekaragaman biologi dan kemampuan beradaptasi. Seiring dengan semakin mendalamnya penelitian, orang-orang memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya perilaku dan ekologinya.
Tidak peduli seberapa berwarna karang api, apakah relung ekologinya akan berubah karena perubahan lingkungan?