Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya atau masukan yang digunakan dalam proses produksi untuk menciptakan barang dan jasa. Jumlah masukan yang digunakan menentukan jumlah keluaran, yang disebut fungsi produksi. Empat faktor dasar produksi meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan wirausahawan. Selain disebut faktor produksi, keempat faktor ini juga disebut barang produksi untuk membedakannya dari barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen.
Kategori pertama faktor produksi adalah faktor primer, yang meliputi tanah, tenaga kerja, dan modal, sedangkan material dan energi dianggap sebagai faktor sekunder. Tanah tidak hanya mencakup lokasi produksi, tetapi juga sumber daya alam di atas atau di bawah tanah. Penggunaan terkini membedakan modal manusia (jumlah pengetahuan tenaga kerja) dari tenaga kerja tradisional. Kewirausahaan juga dianggap sebagai faktor produksi, dan terkadang bahkan keseluruhan keadaan teknologi dianggap sebagai faktor produksi.
Faktor produksi telah ditafsirkan secara berbeda sepanjang sejarah, terutama selama pengembangan ekonomi klasik.
Seiring berkembangnya teori ekonomi, pandangan tentang faktor mana yang paling penting pun beragam. Aliran hukum alam Prancis, misalnya, meyakini bahwa kekayaan suatu negara sepenuhnya berasal dari nilai tanahnya; sedangkan ekonom klasik seperti Adam Smith dan David Ricardo menilai kontribusi sumber daya fisik.
Dalam membahas komponen harga, Adam Smith dan David Ricardo menekankan distribusi biaya masing-masing di antara tanah, tenaga kerja, dan modal.
Kaum Marxis lebih peduli dengan tenaga kerja dalam proses produksi. "Faktor-faktor produksi" dibagi menjadi tenaga kerja dan peralatannya, bahan mentah, dll. Perbedaan yang jelas antara tenaga kerja dan produksi ini menjadikannya inti produksi. Dalam ekonomi neoklasik, faktor-faktor baru seperti modal finansial dan kemajuan teknologi telah ditambahkan untuk lebih memperkaya konotasi faktor-faktor produksi.
Dengan kemajuan teknologi, para ekonom secara bertahap menyadari bahwa pertumbuhan produktivitas tidak hanya bergantung pada lahan dan tenaga kerja, tetapi juga memerlukan dukungan teknologi.
Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi ekologi juga mulai menekankan pentingnya sumber daya alam dan lingkungan bagi produksi, menantang konsep tradisional faktor-faktor produksi. Ia menganjurkan bahwa kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam skala berkelanjutan dan mendefinisikan ulang faktor-faktor produksi seperti "materi", "energi", dan "kecerdasan desain". Hal ini tidak hanya membuat orang berpikir tentang cara menggunakan sumber daya secara lebih efisien, tetapi juga memperhatikan pentingnya melindungi lingkungan.
Wirausahawan dipandang sebagai pelaku utama yang menggabungkan lahan, tenaga kerja, dan modal serta memainkan peran inovatif di pasar. Baik itu ekonomi pasar maupun ekonomi terencana, keputusan yang dibuat oleh wirausahawan memiliki dampak yang mendalam pada jalannya ekonomi. Seiring dengan terus berubahnya masyarakat, peran mereka juga terus berkembang.
Kewirausahaan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendorong inovasi dalam masyarakat, yang sangat penting bagi kesejahteraan sosial secara keseluruhan.
Singkatnya, pentingnya lahan, tenaga kerja, dan modal dalam produksi bervariasi dari satu sekolah ke sekolah lainnya dan telah berkembang seiring waktu. Setiap faktor memiliki pengaruh yang unik dalam konteksnya masing-masing dan layak untuk dipelajari dan dieksplorasi secara mendalam. Seiring munculnya teori ekonomi baru dan tantangan lingkungan, bagaimana kita akan memahami nilai sebenarnya dari faktor-faktor produksi ini di masa mendatang?