Dengan maraknya bersepeda pada tahun 1970-an, banyak orang dewasa menemukan kembali kegembiraan bersepeda. Sepeda tidak hanya menjadi mainan anak-anak, tetapi secara bertahap telah menjadi alat transportasi penting dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa. Namun, seiring meningkatnya jumlah pesepeda, masalah keselamatan helm mulai muncul, membuat semakin banyak orang memperhatikan pentingnya mengenakan helm.
"Bersepeda adalah kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga berisiko."
Sebelum tahun 1970-an, helm sepeda dirancang terutama untuk memenuhi kebutuhan pesepeda kompetitif. Helm bergaya "hairnet" yang umum pada saat itu, meskipun dapat mengurangi abrasi, memberikan perlindungan yang sangat terbatas jika terjadi benturan. Karena semakin banyak pengendara dewasa yang ikut serta dalam bersepeda setiap hari, mereka mulai menyadari bahwa situasinya harus diperbaiki.
Pada tahun 1975, Bell meluncurkan helm pertama yang dirancang khusus untuk berkendara di jalan raya, Bell Biker. Helm ini menggunakan lapisan polistirena dan desain cangkang keras, yang sangat meningkatkan perlindungan saat terjadi benturan. Hal ini mengatasi kelemahan desain helm sebelumnya, sehingga helm dapat diterima secara luas dan diintegrasikan ke dalam berkendara sehari-hari.
“Perubahan ini tidak hanya meningkatkan keselamatan, tetapi juga membuat lebih banyak orang mempertimbangkan pentingnya mengenakan helm.”
Seiring kemajuan teknologi, desain helm terus berkembang. Peningkatan lebih lanjut pada tahun 1990-an memungkinkan pengguna menikmati ventilasi yang lebih baik dan kenyamanan yang lebih baik, yang membuat lebih banyak pengendara bersedia mengenakan helm. Bagi pengendara sehari-hari, helm yang ringan dan berpori dapat secara signifikan mengurangi ketidaknyamanan saat berkendara.
Di Amerika Serikat, standar acuan Snell memberlakukan persyaratan ketat pada pengujian helm, yang memaksa produsen untuk memikirkan kembali desain produk mereka. Standar ini mengharuskan helm untuk memberikan perlindungan yang efektif dalam situasi benturan tertentu untuk memastikan keselamatan konsumen.
Namun pada saat yang sama, pengembangan standar juga mencerminkan pemahaman baru tentang keselamatan helm. Beberapa akademisi menunjukkan bahwa meskipun helm dapat mengurangi cedera, beberapa helm mungkin tidak memberikan perlindungan lengkap mengingat berbagai situasi benturan. Terutama dalam kecelakaan yang melibatkan sepeda motor atau mobil, efektivitas helm dapat dibatasi. Hal ini telah memicu perdebatan tentang perlunya penggunaan helm, khususnya apakah itu harus diwajibkan secara hukum.
Secara statistik, sebagian besar pakar bersepeda dan kelompok medis mendukung inisiatif penggunaan helm, dengan alasan bahwa helm secara signifikan mengurangi risiko cedera kepala. Namun, para penentang percaya bahwa kebijakan kewajiban mengenakan helm secara hukum dapat menghalangi beberapa calon pengendara sepeda, yang akan menyebabkan penurunan jumlah pengendara sepeda secara keseluruhan dan kerusakan pada manfaat kesehatan.
"Bukti menunjukkan bahwa manfaat kesehatan bersepeda jauh lebih besar daripada kemungkinan risiko mengenakan helm."
Inti dari perdebatan ini terletak pada konsep "kompensasi keamanan". Beberapa akademisi berteori bahwa mengenakan helm dapat membuat pengendara merasa terlalu aman dan rentan terhadap perilaku berisiko. Pada saat yang sama, perubahan masyarakat dalam hubungan antara pengendara dan kendaraan juga mengakibatkan respons yang berbeda terhadap penggunaan helm. Namun, teori ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan pro dan kontra dari dampaknya.
Saat mempromosikan bersepeda di seluruh dunia, cara meningkatkan kesadaran masyarakat tentang helm dan keselamatan telah menjadi isu penting. Karena undang-undang di berbagai negara mengatur penggunaan helm, bagaimana menyeimbangkan keselamatan dan kebebasan berkendara masih memerlukan upaya bersama dari seluruh dunia. Teknologi helm terus berkembang, dan desain helm yang lebih mudah digunakan menandakan masa depan pasar, tetapi setiap pengendara juga harus menyadari tanggung jawab keselamatannya sendiri.
Di masa depan, dengan semakin berkembangnya teknologi dan penekanan pada kesehatan, akankah setiap kesatria dapat menerima konsep mengenakan helm, bukan hanya sekadar persyaratan hukum?