Analisis Gerakan Laban (LMA) adalah metode dan bahasa untuk mendeskripsikan, memvisualisasikan, menginterpretasikan, dan merekam gerakan manusia. Sistem ini dibangun berdasarkan karya asli Rudolf Laban dan dikembangkan lebih lanjut oleh Lisa Ullmann, Irmgard Bartenieff, Warren Lamb, dan lain-lain. LMA menggabungkan bidang anatomi, kinesiologi, dan psikologi serta digunakan secara luas oleh penari, aktor, musisi, dan atlet, serta oleh profesional kesehatan seperti terapis fisik, terapis okupasi, dan psikoterapis.
Analisis gerakan Laban bukan sekadar istilah tari, tetapi perspektif mendalam yang mengungkap hubungan antara gerakan manusia dan lingkungan.
Disiplin analisis gerakan Laban saat ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama. Awalnya, kategori-kategori ini sangat mendasar, dengan Laban sendiri merujuk terutama pada studi efek (Eukinetika) dan teori harmoni spasial (Koleutika). Muridnya, Irmgard Bartenieff, selanjutnya menyempurnakan kategori-kategori ini menjadi empat: Tubuh, Usaha, Bentuk, dan Ruang. Sistem ini disebut BESS dan sekarang diajarkan secara umum.
Empat kategori BESS adalah tubuh, usaha, bentuk, dan ruang, yang menyediakan cara komprehensif untuk memahami gerakan manusia.
Setiap kategori memiliki hubungan dekatnya sendiri, dan bentuk, khususnya, sering kali berfungsi sebagai faktor yang mengintegrasikan setiap kategori menjadi tindakan yang bermakna. Perlu dicatat bahwa BESS bukanlah satu-satunya metode organisasi yang digunakan. Sistem Inggris ini juga dipengaruhi oleh siswa Laban, Lisa Ullmann, yang mencerminkan konteks analisis olahraga yang berbeda.
Kategori tubuh menggambarkan struktur dan karakteristik fisik manusia selama gerakan. Kategori ini melibatkan bagian tubuh mana yang bergerak, bagian mana yang terhubung bersama, dan pernyataan organisasi umum. Secara khusus, hal ini mencakup subkategori seperti inisiasi gerakan, koneksi antara berbagai tubuh, dan urutan gerakan antara bagian-bagian.
Upaya, yang Laban sebut dinamika, adalah sistem untuk memahami fitur-fitur yang lebih halus dari niat batin sehubungan dengan tindakan. Laban menekankan perbedaan antara kekuatan, kendali, dan pengaturan waktu gerakan. Upaya memiliki empat subkategori yang masing-masing berisi polaritas relatif yang membentuk dinamika gerakan.
Konsep upaya membantu menganalisis perubahan emosional dalam olahraga dan sering digunakan dalam pendidikan seni pertunjukan.
Kategori bentuk berfokus pada perubahan bentuk tubuh selama gerakan. Kategori analisis ini tidak hanya melibatkan bentuk tubuh statis, tetapi juga hubungan antara tubuh dan lingkungannya. Ada tiga mode perubahan bentuk: Aliran Bentuk, Arah, dan Ukiran. Mode-mode ini membantu kita memahami bagaimana tubuh berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Teori ruang Laban merupakan kontribusi mendasar bagi analisis gerak Laban. Kategori ini mempelajari bagaimana gerakan terhubung dengan lingkungan dan pola serta jalurnya melalui ruang. Laban mengaitkan gerakan dalam ruang dengan struktur geometris, mencoba menemukan cara-cara harmonis tertentu untuk bergerak dalam ruang.
Interaksi antara ruang dan tubuh mengungkap hubungan mendalam antara dinamis dan statis.
Di zaman modern, orang-orang telah mulai menerapkan LMA pada bidang interaksi manusia-komputer, mengekstraksi fitur-fitur yang berguna dari gerakan manusia sehingga dapat dipahami oleh komputer, dan menghasilkan animasi aksi nyata untuk agen dan robot virtual.
Analisis Gerakan Laban bukan hanya alat dasar dalam seni tari atau pertunjukan, tetapi juga merupakan sistem interdisipliner yang memberikan pemahaman mendalam tentang hubungan antara gerakan dan lingkungan. Melalui sistem ini, kita dapat lebih memahami bagaimana tubuh berperilaku dan bagaimana gerakan menciptakan makna dalam ruang. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang layak direnungkan: Dalam lingkungan teknologi dan seni yang berubah dengan cepat saat ini, bagaimana kita dapat lebih mendalam mengeksplorasi nilai dan makna yang dibawa oleh gerakan fisik?