Kecelakaan paling mematikan dalam sejarah penerbangan: Bagaimana Penerbangan 173 United Airlines mengubah pelatihan penerbangan?

Pada tanggal 28 Desember 1978, Penerbangan 173 United Airlines mengalami kecelakaan fatal saat mendekati Bandara Internasional Portland di Oregon. Kecelakaan itu tidak hanya menewaskan 10 orang, tetapi juga memicu kekhawatiran industri penerbangan tentang penerbangan. Perombakan besar-besaran pelatihan. Kisah di balik kecelakaan itu mengungkap bagaimana kesalahan manusia memengaruhi keselamatan penerbangan dan mendorong industri penerbangan untuk memikirkan kembali pelatihan dan kerja sama pilot.

Insiden itu terjadi pada pesawat penumpang DC-8. Pilot mengalami situasi yang tidak normal dengan roda pendaratan dan memilih untuk memasuki mode tahan untuk pemecahan masalah. Selama proses ini, kapten berfokus pada penyelesaian masalah teknis dan mengabaikan beberapa peringatan dari kopilot dan teknisi penerbangan tentang bahan bakar yang tidak mencukupi, yang akhirnya menyebabkan mesin mati dan pesawat jatuh enam mil sebelum mencapai landasan pacu. Insiden itu menyoroti perlunya komunikasi terstruktur dan kerja sama tim dalam lingkungan bertekanan tinggi.

Hasil investigasi kecelakaan ini mendorong Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) untuk mempertimbangkan kembali metode pelatihan penerbangan, yang akhirnya mengarah pada pembentukan sistem Manajemen Sumber Daya Awak Pesawat (CRM).

Lahirnya manajemen sumber daya awak pesawat

CRM adalah program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, dengan fokus pada peningkatan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan di antara para pilot. Pendirinya, David Beaty, menerbitkan buku "Human Factors in Flight Accidents" pada tahun 1969, yang menjadi dasar bagi konsep CRM berikutnya. Setelah insiden United Airlines Penerbangan 173, industri penerbangan AS mulai melakukan reformasi. Pada tahun 1981, United Airlines memimpin peluncuran rencana CRM yang komprehensif.

Pelatihan ini tidak hanya untuk pilot tetapi juga untuk awak kabin guna meningkatkan komunikasi dan kerja sama tim yang lebih efisien. Seiring berjalannya waktu, CRM terbukti efektif dalam mengurangi hambatan komunikasi dan meningkatkan efisiensi penyelesaian masalah, sehingga meningkatkan keselamatan penerbangan.

Penerapan CRM di bidang lain

Dengan dipromosikannya konsep CRM, penerapannya tidak lagi terbatas pada industri penerbangan. Banyak industri berisiko tinggi lainnya mulai mengadopsi sistem ini. Misalnya, di bidang seperti proteksi kebakaran, perawatan medis, dan transportasi, prinsip dasar CRM juga digunakan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi lingkungan kerja.

Di bidang pemadam kebakaran, penerapan CRM telah berhasil meningkatkan operasi tanggap darurat dan membantu petugas pemadam kebakaran berkolaborasi lebih efektif di lingkungan yang penuh tekanan.

Di bidang medis, prinsip serupa diterapkan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Dalam prosedur medis tertentu, seperti kateterisasi vena sentral, penggunaan daftar periksa meningkatkan komunikasi dan mengurangi kesalahan.

Studi kasus kecelakaan

Meskipun Penerbangan 173 United Airlines merupakan tragedi, perubahan yang ditimbulkannya telah banyak menguntungkan industri penerbangan. Beberapa insiden berikutnya, seperti Penerbangan 232 United Airlines dan Penerbangan 447 Air France, juga menekankan pentingnya CRM. Dalam Penerbangan 232, operasi terkoordinasi dan komunikasi efektif pilot dianggap sebagai salah satu faktor keberhasilan.

Kapten Penerbangan 232 pernah berkata bahwa tanpa CRM yang efektif, mereka tidak akan dapat mendarat dengan sukses.

Untuk Penerbangan 447 Air France, penyelidikan mengungkapkan bahwa kecelakaan tersebut sebagian disebabkan oleh kegagalan mengikuti prosedur CRM, yang mencerminkan bahwa dalam keadaan darurat, kurangnya pembagian tanggung jawab dan komunikasi yang jelas dapat mengakibatkan konsekuensi yang sangat buruk.

Prospek Masa Depan

Saat ini, CRM telah menjadi bagian inti dari pelatihan pilot penerbangan komersial dan persyaratan regulasi di antara regulator penerbangan di Amerika Serikat dan Eropa. Di banyak negara, desain pesawat, perawatan, kontrol lalu lintas udara, dan bidang lainnya telah menggabungkan konsep CRM, yang juga telah mendorong standarisasi keselamatan lintas industri.

Seiring dengan terus meluasnya penerapan CRM pada berbagai bidang, dampak CRM masih terus berkembang, sehingga menjadi tantangan bagi kita untuk bekerja sama secara efektif guna menghindari terulangnya tragedi.

Seiring dengan kemajuan keselamatan penerbangan, konsep CRM terus berkembang dan maju. CRM bukan hanya tentang peningkatan keterampilan terbang, tetapi juga tentang kebijaksanaan seluruh umat manusia untuk menyatukan kebijaksanaan mereka dan bersama-sama memecahkan masalah saat menghadapi tantangan besar. Di masa mendatang, dapatkah kita lebih jauh menerapkan konsep-konsep ini dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan setiap orang sebagai mitra dan pembuat keputusan yang lebih baik?

Trending Knowledge

Kerja sama tim di balik kesuksesan: Bagaimana pilot Penerbangan Qantas 32 menggunakan CRM untuk menghindari bencana.
Dalam industri penerbangan, kesalahan manusia dapat mengakibatkan konsekuensi yang sangat buruk. Untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, pilot secara bertahap mulai mengandalkan program pelatihan
Tahukah Anda bagaimana teknologi CRM telah berkembang dari ruang penerbangan ke bidang medis dan menyelamatkan banyak nyawa?
Ketika manusia menghadapi lingkungan yang kompleks, mereka sering kali berakhir dalam bencana karena kesalahan dalam komunikasi atau pengambilan keputusan. Tragedi semacam itu telah terlihat berkali-k
Senjata rahasia keselamatan penerbangan: Bagaimana CRM mengubah proses pengambilan keputusan pilot?
Dengan kemajuan teknologi penerbangan, keselamatan pesawat telah meningkat secara signifikan. Namun, tidak peduli seberapa maju teknologinya, unsur manusia tetap menjadi ancaman keamanan yang penting

Responses