Ketika kita membahas isu lingkungan, istilah "environmentalisme" dan "ekologi" sering disebutkan. Meskipun keduanya tampak serupa, makna dan tujuannya sebenarnya sangat berbeda.
Environmentalisme menekankan hubungan antara manusia dan alam serta berfokus pada perlindungan lingkungan dan ruang hidup. Ekologi, di sisi lain, berfokus pada integritas ekosistem dan keadilan sosial, dengan cakupan perhatian yang lebih luas.
Environmentalisme secara umum merujuk pada gerakan sosial yang berupaya memengaruhi proses politik dan mempromosikan perlindungan sumber daya alam dan ekosistem. Peserta gerakan ini, yang sering disebut aktivis lingkungan, mempromosikan perubahan dalam kebijakan publik atau perilaku pribadi dengan mengadvokasi pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Ini termasuk praktik yang mendukung konsumsi yang terinformasi, inisiatif konservasi, investasi dalam sumber daya terbarukan, dan peningkatan ekonomi material.
Ekologisisme merupakan konsep lebih lanjut yang meyakini bahwa manusia merupakan bagian dari sistem ekologi dan menekankan hubungan mendalam antara kesehatan manusia dengan hak asasi manusia dan lingkungan.
Kepedulian terhadap lingkungan telah lama ada sepanjang sejarah. Jainisme di India kuno sangat menekankan pada perlindungan kehidupan dan antikekerasan, dan konsep-konsep ini masih memegang peranan penting dalam gerakan lingkungan hidup saat ini. Selain itu, karya-karya medis klasik dari dunia Arab juga membahas isu-isu lingkungan, seperti polusi, yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Namun, undang-undang lingkungan hidup yang sesungguhnya baru muncul sejak Revolusi Industri. Masalah polusi kabut asap pada saat itu mendorong pemerintah untuk mulai merumuskan undang-undang yang relevan. Misalnya, Undang-Undang Asap Soda yang disahkan di Inggris pada tahun 1863 menandai dimulainya gerakan lingkungan hidup modern.
Perkembangan gerakan lingkungan tidak terbatas pada perubahan hukum, tetapi juga mencakup serangkaian gerakan akar rumput, yang semuanya dirancang untuk menanggapi masalah lingkungan yang disebabkan oleh industrialisasi pada saat itu.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para pemerhati lingkungan seperti John Moore dan Henry David Thoreau mulai mengadvokasi hak-hak alam di Amerika Serikat, dan gagasan mereka menjadi landasan lingkungan modern. Seiring berjalannya waktu, konsep perlindungan lingkungan berkembang lebih jauh menjadi gerakan global, yang mencakup hampir semua masalah lingkungan, termasuk perlindungan satwa liar, pemurnian udara dan air, dll.
Namun, dengan meluasnya industri perlindungan lingkungan, konsep greenwashing telah muncul secara diam-diam. Banyak perusahaan menggunakan citra hijau palsu untuk menutupi kerusakan yang mereka lakukan terhadap lingkungan.
Secara global, ekologi telah berkembang secara bertahap menjadi gerakan sosial yang lengkap, yang tidak hanya menekankan perlindungan lingkungan, tetapi juga pertimbangan keadilan sosial dan koeksistensi yang harmonis antara manusia dan alam. Filosofi ini menyatakan bahwa manusia hanya dapat bertahan hidup secara berkelanjutan jika semua makhluk hidup dan ekosistem dihormati dan dilindungi.
Dengan menengok kembali sejarah, kita dapat melihat bagaimana evolusi gerakan lingkungan terkait dengan lingkungan sosial ekonomi. Beberapa akademisi telah menunjukkan bahwa beberapa aspek gerakan lingkungan awal, terutama yang melibatkan hak dan kepentingan karyawan dan pabrik, sebenarnya terkait erat dengan perjuangan politik saat itu.
Dapat dikatakan bahwa perbedaan antara lingkungan hidup dan ekologi bukan hanya perbedaan dalam tindakan, tetapi pemahaman mendasar tentang hubungan antara manusia dan alam.
Pada akhirnya, baik lingkungan hidup maupun ekologi mendorong kita untuk memikirkan kembali peran manusia di Bumi. Isu lingkungan saat ini, seperti perubahan iklim, penipisan sumber daya, dan hilangnya keanekaragaman hayati, memaksa masyarakat untuk membuat pilihan: haruskah kita terus mengeksploitasi dan mengonsumsi dengan cara yang picik, atau haruskah kita hidup berdampingan secara harmonis dengan alam secara berkelanjutan? ?
Apakah kita benar-benar siap ketika dihadapkan pada pilihan yang begitu mendalam?