Sejak 1922, penggunaan insulin dan pengembangannya telah menjadi pusat pengobatan diabetes. Awalnya, dokter mengekstrak insulin dari pankreas babi atau sapi, tetapi seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya teknologi DNA rekombinan mengubah cara insulin diproduksi. Artikel ini akan membahas evolusi insulin dan memahami kemajuan teknologi dan medis di baliknya.
Terapi insulin dimulai pada tahun 1922, ketika Banting dan Best pertama kali menggunakan insulin yang diekstrak dari pankreas sapi untuk pasien manusia, menciptakan insulin sapi komersial pada tahun 1923. Namun, karena permintaan insulin terus meningkat, para ilmuwan mulai mencari cara untuk memproduksinya dengan lebih efisien dan dapat direproduksi.
Dengan berkembangnya teknologi rekayasa genetik pada tahun 1980-an, para ilmuwan mulai menggunakan teknologi DNA rekombinan untuk memproduksi insulin pada mikroorganisme seperti E. coli, yang tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga mengurangi risiko reaksi alergi.
Dengan mengubah urutan asam amino insulin, para ilmuwan dapat menyesuaikan penyerapan, distribusi, dan sifat metabolisme insulin, sehingga mengembangkan berbagai jenis analog insulin untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Pada tahun 1996, analog insulin sintetis pertama, insulin Lispro, disetujui. Selanjutnya, berbagai analog insulin yang berbeda muncul di pasaran, seperti insulin Aspart dan insulin Glulisine, yang semuanya ditingkatkan melalui teknologi rekayasa genetik.
Analog insulin kerja cepat meliputi insulin Lispro, Aspart, dan Glulisine. Analog insulin ini cepat diserap oleh tubuh dan cocok untuk digunakan sebelum makan. Misalnya, produk palsu Humalog adalah analog insulin kerja cepat pertama yang dikembangkan oleh Eli Lilly. Penyempurnaannya telah meningkatkan kecepatan penyerapan secara signifikan, sehingga memecahkan masalah respons tertunda dari suntikan insulin tradisional.
Pengembangan insulin Aspart juga menunjukkan potensi bioteknologi. Insulin ini diekspresikan dalam ragi melalui penyuntingan gen, yang secara efektif meningkatkan bioavailabilitasnya.
Dalam hal analog insulin kerja panjang, insulin Detemir dan Glargine adalah yang paling terkenal. Analog insulin ini dirancang untuk memperpanjang kerja obat, sehingga pasien dapat mengendalikan kadar gula darah mereka dengan lebih baik, terutama pada kebutuhan insulin basal mereka di malam hari.
Meskipun insulin hewan awal (seperti insulin babi) memiliki urutan asam amino yang mirip dengan insulin manusia, masih ada variasi yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Dengan peningkatan bioteknologi, insulin manusia rekombinan secara bertahap telah menggantikan insulin yang berasal dari hewan dan menjadi pilihan utama untuk mengobati diabetes.
Dalam penelitian insulin yang sedang berlangsung, para ilmuwan terus mencari pilihan pengobatan diabetes yang lebih aman dan lebih efektif. Melalui uji klinis dan penelitian empiris yang berkelanjutan, komunitas medis masih mengeksplorasi manfaat dan keamanan jangka panjang dari berbagai jenis insulin dan analognya.
Penelitian ini tidak hanya terkait dengan kualitas hidup pasien diabetes, tetapi juga memberikan arahan untuk pengobatan diabetes baru di masa mendatang.
Sejarah insulin merupakan perjalanan yang luar biasa dari alam ke teknologi, sebuah proses yang menunjukkan bagaimana kekuatan sains dapat meningkatkan kesehatan manusia. Di masa depan, dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi, kita mungkin akan melihat munculnya perawatan yang lebih inovatif untuk memenuhi kebutuhan pasien diabetes dengan lebih baik. Dengan latar belakang ini, bagaimana Anda akan memandang perkembangan insulin di masa depan dan dampaknya terhadap kualitas hidup?