Dalam bidang ilmu material dan kimia, nanopartikel platina telah menarik banyak perhatian karena sifatnya yang unik dan beragam aplikasinya. Nanopartikel ini biasanya ada dalam bentuk suspensi atau koloid yang terdispersi dalam cairan, biasanya air. Ukuran nanopartikel platina berkisar antara sekitar 2 hingga 100 nanometer, tergantung pada kondisi reaksinya. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana nanopartikel platina disintesis dari larutan, pengendalian bentuk dan ukurannya, metode sintesis ramah lingkungan, dan potensi aplikasinya.
Nanopartikel emas platina memiliki potensi penelitian yang sangat besar dalam katalisis, pengobatan, dan sintesis material baru dengan sifat yang unik.
Sintesis nanopartikel emas platina biasanya dicapai dengan mereduksi prekursor ion platina dan menggunakan stabilisator atau agen penutup untuk membentuk nanopartikel koloid. Prekursor platina yang umum meliputi kalium kloroplatinat (K2PtCl6) dan platina klorida (PtCl2). Agen pereduksi yang umum digunakan meliputi hidrogen (H2), natrium borohidrida (NaBH4) dan etil glikol (C2H6O2). Ketika prekursor logam platina direduksi menjadi logam platina netral (Pt0), campuran reaksi menjadi jenuh dan Pt0 mulai mengendap dalam bentuk nanopartikel.
Untuk menstabilkan permukaan nanopartikel, agen pelapis seperti natrium poliakrilat atau natrium sitrat sering digunakan, yang dapat mencegah agregasi dan penggabungan nanopartikel. Dengan mengubah rasio prekursor platina, agen pelapis dan prekursor serta suhu reaksi, ukuran nanopartikel yang disintesis dapat dikontrol secara efektif. Hal ini membuka kemungkinan untuk mensintesis nanopartikel platina dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Penelitian telah menunjukkan bahwa efek ligan dan pelarut dapat memengaruhi bentuk dan ukuran nanopartikel platinum secara signifikan. Misalnya, penggunaan HDA (heksadesilamina) sebagai ligan dapat menghasilkan nanopartikel emas putih berbentuk bulat yang terdistribusi secara merata. Penelitian lebih lanjut telah menunjukkan bahwa bentuk akhir nanopartikel juga dapat dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi dan rasio agen pelapis. Kontrol bentuk tersebut memiliki potensi aplikasi praktis baik dalam katalisis maupun perangkat elektronik.
Bentuk nanopartikel merupakan penentu penting dari sifat fisik dan kimianya dan sangat penting bagi keberhasilan aplikasinya.
Dengan meningkatnya perhatian yang diberikan pada dampak lingkungan, para peneliti telah menemukan bahwa nanopartikel platinum dapat disintesis dari ekstrak tanaman, yang merupakan metode yang ramah lingkungan. Misalnya, nanopartikel platina yang disintesis menggunakan ekstrak daun loquat sebagai agen pereduksi menunjukkan stabilitas dan biokompatibilitas yang baik. Jenis penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahan yang berasal dari tanaman untuk mensintesis nanopartikel tidak hanya dapat mengurangi penggunaan bahan kimia tetapi juga mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Nanopartikel platina emas banyak digunakan dalam elektronik, optik, katalisis, dan imobilisasi enzim karena sifat kimia dan fisiknya yang unik. Secara khusus, dalam hal katalisis, nanopartikel platina telah menunjukkan kinerja yang sangat baik sebagai katalis untuk sel bahan bakar hidrogen. Namun, reaktivitas PGANP saat bersentuhan dengan organisme juga telah menyebabkan penelitian ekstensif tentang toksisitasnya.
Dalam katalisis, nanopartikel platina emas menunjukkan kinerja yang baik, terutama dalam sel bahan bakar dan reaksi oksidasi alkohol.
Reaksi nanopartikel emas platina pada organisme hidup dapat menyebabkan efek yang tidak diharapkan. Misalnya, penelitian tentang toksisitas nanopartikel platina dengan berbagai ukuran terhadap keratinosit manusia menunjukkan bahwa partikel yang lebih kecil dari 10 nanometer cenderung menunjukkan toksisitas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif tentang perilaku dan toksisitasnya dalam lingkungan biologis sangat penting.
Selain itu, penerapan nanopartikel emas platina dalam penghantaran obat juga semakin mendapat perhatian. Penelitian telah menunjukkan bahwa nanopartikel emas platina dapat digunakan untuk penghantaran obat antitumor, sehingga meningkatkan penargetan dan efisiensi pengobatan. Penemuan ini dapat meningkatkan situasi pengobatan kanker saat ini.
KesimpulanSintesis, sifat, dan aplikasi nanopartikel platina menunjukkan potensi nanoteknologi, terutama dalam katalisis, pengobatan, dan perlindungan lingkungan. Namun, dengan meluasnya penggunaan bahan-bahan yang sangat aktif ini, pemahaman yang lebih mendalam tentang biokompatibilitas dan efek jangka panjangnya diperlukan. Dapatkah kita menemukan keseimbangan yang memanfaatkan nanopartikel ini sekaligus memastikan keamanan bagi kesehatan manusia dan lingkungan?