Gangguan mental, yang juga disebut penyakit mental atau kondisi kesehatan mental, adalah pola perilaku atau psikologi yang cenderung menyebabkan tekanan atau gangguan signifikan dalam fungsi pribadi. Gangguan ini biasanya dimanifestasikan oleh gangguan yang signifikan secara klinis dalam kognisi, pengaturan afek, atau perilaku, terutama dalam lingkungan sosial.
"Gejala gangguan mental dapat berupa kejadian tunggal, berkelanjutan, atau berulang dan reda."
Ada banyak jenis gangguan mental di dunia, dan tanda serta gejala gangguan ini bervariasi tergantung pada gangguan spesifiknya. Akar dari gangguan ini sering kali tidak diketahui, dan para peneliti menggabungkan temuan dari berbagai bidang untuk mengeksplorasi kemungkinan penyebab gangguan ini, termasuk area atau fungsi otak tertentu. Gangguan mental umumnya didiagnosis atau dinilai oleh profesional kesehatan mental, biasanya menggunakan berbagai metode seperti pengujian psikologis, observasi, dan pertanyaan.
"Keyakinan budaya dan agama, serta norma sosial, harus diperhitungkan selama proses diagnostik."
Layanan untuk gangguan mental biasanya berbasis di rumah sakit jiwa, klinik rawat jalan, atau di masyarakat, dan pilihan pengobatan dapat mencakup psikoterapi atau pengobatan psikiatri. Selain pengobatan profesional, perubahan gaya hidup, intervensi sosial, dukungan sebaya, dan swadaya juga merupakan pilihan yang efektif. Dalam keadaan terbatas tertentu, penahanan atau pengobatan wajib mungkin diperlukan. Program pencegahan telah terbukti efektif dalam mengurangi kejadian depresi.
Menurut statistik tahun 2019, gangguan mental umum di seluruh dunia meliputi depresi, yang memengaruhi sekitar 264 juta orang; demensia, yang memengaruhi sekitar 50 juta orang; gangguan bipolar, yang memengaruhi 45 juta orang; dan skizofrenia serta gangguan psikotik lainnya, yang memengaruhi sekitar 20 juta orang. Sepuluh ribu orang. Selain itu, gangguan perkembangan saraf juga umum terjadi, termasuk gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD), gangguan spektrum autisme (ASD), dan disabilitas intelektual, yang menunjukkan tren insiden yang tinggi.
“Stigma dan diskriminasi terhadap gangguan mental sering kali memperburuk penderitaan dan disabilitas terkait, dan menyebabkan gerakan sosial yang berupaya meningkatkan pemahaman dan menantang pengucilan sosial.”
Definisi dan klasifikasi gangguan mental merupakan isu utama yang menjadi perhatian para peneliti dan penyedia layanan, serta orang-orang yang menghadapi diagnosis. Secara umum, klasifikasi kondisi mental sebagai gangguan memerlukan pertimbangan apakah kondisi tersebut menyebabkan gangguan fungsional. Sebagian besar dokumen klinis internasional menggunakan istilah "gangguan mental", dan"penyakit mental" juga umum digunakan. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan kata "pikiran" tidak menyiratkan pemisahannya dari otak atau tubuh.
"Gangguan mental sebagaimana didefinisikan oleh DSM-IV (diterbitkan tahun 1994) adalah sindrom atau pola psikologis yang terkait dengan gejala-gejala yang menyusahkan, gangguan fungsional, peningkatan risiko kematian, atau hilangnya otonomi yang signifikan."
Dengan pendefinisian ulang konsep gangguan mental oleh American Psychiatric Association (APA) pada tahun 2013, gangguan mental digambarkan sebagai "gangguan klinis dalam kognisi, pengaturan afek, atau perilaku individu yang mencerminkan psikologis, Gangguan proses biologis atau perkembangan." Draf akhir Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11) memuat definisi yang sangat mirip.
Gangguan mental secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa jenis utama: gangguan kecemasan, gangguan suasana hati, gangguan psikotik, gangguan kepribadian, gangguan perkembangan saraf, gangguan makan, dan gangguan tidur.
Gangguan kecemasan adalah kondisi kecemasan atau ketakutan yang sering kali mengganggu fungsi normal. Jenis-jenis gangguan kecemasan yang umum meliputi fobia spesifik, gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan sosial, gangguan panik, agorafobia, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan stres pascatrauma.
Gangguan suasana hati meliputi kondisi suasana hati yang tidak normal, seperti depresi mayor (depresi klinis), depresi persisten (distimia), dan gangguan bipolar.
Gangguan kepribadian didefinisikan sebagai karakteristik pikiran dan perilaku individu yang tidak normal, kaku, dan tidak adaptif dalam berbagai situasi dan waktu. Gangguan ini dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk paranoid, skizoid, ambang, dll.
Gangguan perkembangan saraf umumnya muncul pada masa kanak-kanak dan memengaruhi sistem saraf pusat, seperti gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD), autisme, dan disabilitas intelektual.
Gangguan makan adalah kondisi kesehatan mental serius yang terkait dengan hubungan yang tidak sehat dengan makanan dan citra tubuh, dan termasuk anoreksia dan bulimia.
Gangguan tidur dikaitkan dengan gangguan pada pola tidur normal dan termasuk insomnia, narkolepsi, dan sleep apnea.
Meskipun kesadaran terhadap gangguan mental semakin meningkat, masalah ini masih tersebar luas dan sering kali disertai dengan stigma dan kesalahpahaman. Bagaimana kita dapat meningkatkan pemahaman kita tentang gangguan mental dan menjadikannya masalah penting yang perlu mendapat perhatian sosial?