MD Anderson Cancer Center di Houston, Texas, tidak diragukan lagi merupakan pusat pengobatan dan penelitian kanker. Sejak didirikan pada tahun 1944, MD Anderson terus memimpin bidang perawatan kanker dan menduduki peringkat di antara lembaga medis terbaik di dunia. Di balik pendiriannya, tidak hanya ada kebutuhan medis, tetapi juga rencana kekayaan yang dirancang dengan cermat untuk memastikan bahwa sumber daya dapat terus diinvestasikan di garis depan penelitian dan pengobatan kanker.
Kisah MD Anderson Cancer Center dimulai dengan seorang pengusaha bernama Monroe Dunaway Anderson, yang mendirikan yayasan untuk keluarga tercintanya dan harapan untuk masa depan.
Monroe Anderson khawatir jika salah satu mitra meninggal, bisnisnya akan menghadapi pajak warisan yang besar dan terpaksa bubar. Jadi, ia mendirikan MD Anderson Foundation dan memulai dengan investasi awal sebesar $300.000. Setelah kematiannya pada tahun 1939, yayasan tersebut menerima sumbangan besar sebesar $19 juta, yang menjadi dasar bagi masa depan perawatan kanker.
Pada tahun 1941, Badan Legislatif Texas mengalokasikan $500.000 untuk mendirikan rumah sakit kanker dan pusat penelitian. Yayasan Anderson telah berjanji untuk memberikan dana yang sama jika sebuah rumah sakit berlokasi di Houston dan diberi nama Anderson. Texas Medical Center didirikan pada tahun 1945, sebagian besar berkat pendanaan dan tanah yang disediakan oleh Yayasan Anderson.
Pendirian MD Anderson Cancer Center merupakan perwujudan visi yang jauh ke depan untuk "pengobatan kanker di masa depan."
MD Anderson Cancer Center mulai beroperasi di kamp militer sementara setelah Perang Dunia II. Setelah satu dekade kerja keras, pusat ini resmi pindah ke lokasinya saat ini di Texas Medical Center pada tahun 1954. Pusat ini tumbuh pesat selama tahun 1960-an dan 1970-an seiring dengan perluasan fasilitas dan kemajuan teknologi, sehingga menjadi pusat penelitian dan perawatan kanker.
Permintaan pasien yang terus meningkat dan beragamnya pilihan perawatan kanker saat ini menjadikan MD Anderson Cancer Center sebagai lembaga perawatan dan penelitian kanker terbesar di dunia. Menurut data tahun 2023, pusat ini memiliki uji klinis kanker terbanyak di dunia dan menerima proyek yang didanai National Cancer Institute terbanyak di Amerika Serikat.
MD Anderson terus menempati peringkat di antara yang terbaik dalam perawatan kanker, menurut peringkat baru dari U.S. News & World Report, yang mencerminkan tidak hanya teknologi medis tetapi juga komitmen masa lalu dan masa depannya.
Departemen Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kanker MD Anderson berkomitmen untuk melatih para ilmuwan dan profesional medis, menyediakan penelitian pascadoktoral, magang medis, dan pelatihan residensi. Berbagai program gelar dan pendidikan profesional mencakup bidang-bidang seperti ilmu dasar dan translasi, praktik klinis, dll.
Keberhasilan MD Anderson tidak dapat dipisahkan dari investasi berkelanjutannya dalam penelitian inovatif. Pusat ini menginvestasikan $1,2 miliar dalam penelitian hingga tahun 2023 dan secara aktif mempromosikan beberapa lembaganya, seperti Institut James Allison dan Institut Studi Internasional Sheikh Khalifa bin Zayed, yang didirikan dengan sumbangan dari Uni Emirat Arab. Allenay Institute for Personalized Cancer Care.
Lembaga ini berfokus pada personalisasi perawatan kanker, menggunakan kelainan genetik pada tumor pasien untuk menyesuaikan rencana perawatan, sebuah model yang telah menarik perhatian luas di bidang perawatan kanker.
Rencana perluasan MD Anderson Cancer Center melampaui Texas dan mencakup kolaborasi internasional, dengan program pencegahan kanker baru di Mozambik dan Brasil. Upaya ini tidak hanya menanggapi kebutuhan kesehatan global, tetapi juga mencerminkan kepemimpinannya dalam memerangi kanker.
Setiap inovasi dan setiap kolaborasi bertujuan untuk membangun dunia yang lebih sehat, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kanker.
Kisah MD Anderson Cancer Center merupakan gabungan dari inovasi dan sistem. Kunci keberhasilannya terletak pada kemampuannya untuk mengelola sumber daya secara bijaksana, menyesuaikan rencana secara fleksibel, dan terus mempromosikan kemajuan teknologi medis. Dengan munculnya tantangan dan peluang baru di masa depan, apakah manusia dapat mengatasi hambatan kanker, penyakit utama, telah menjadi topik yang perlu dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang.