Dalam masyarakat kita, kehidupan penyandang disabilitas intelektual penuh dengan tantangan tersembunyi. Disabilitas intelektual (ID) mengacu pada gangguan perkembangan saraf yang meluas yang ditandai dengan gangguan signifikan dalam fungsi intelektual dan adaptif. Gangguan ini biasanya berkembang di masa kanak-kanak dan memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam interaksi sosial, sekolah, dan kehidupan sehari-hari. Bagi penyandang disabilitas intelektual, cara mengatasi tantangan ini dan beradaptasi dengan masyarakat dan kehidupan merupakan masalah yang layak untuk dipikirkan secara mendalam.
Ciri-ciri penyandang disabilitas intelektual yang paling umum meliputi kekurangan dalam keterampilan sosial dan praktis, yang sering kali memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
Menurut hasil tes kecerdasan, disabilitas intelektual dapat dibagi menjadi empat tingkatan: ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Penyandang disabilitas intelektual ringan biasanya mampu mempelajari keterampilan membaca dan matematika dasar dengan beberapa dukungan. Namun, seiring bertambahnya usia, mereka mungkin masih mengalami hambatan dalam kemampuan merawat diri sendiri dan memecahkan masalah. Dibandingkan dengan mereka yang memiliki disabilitas intelektual ringan, mereka yang memiliki disabilitas intelektual sedang dan di atasnya akan menunjukkan cacat kinerja yang jelas di masa kanak-kanak, dan mereka biasanya membutuhkan banyak dukungan untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial dasar dan aktivitas kehidupan.
Individu dengan disabilitas intelektual sedang sering mengalami keterlambatan signifikan dalam perkembangan bahasa dan membutuhkan bantuan berkelanjutan dengan fungsi adaptif.
Orang dengan disabilitas intelektual sering menghadapi masalah kesehatan lainnya, seperti autisme dan epilepsi. Menurut penelitian, sekitar 30% pasien autis juga didiagnosis dengan disabilitas intelektual, sedangkan kejadian epilepsi pada mereka dengan disabilitas intelektual berat dapat mencapai lebih dari 50%. Komorbiditas umum ini tidak hanya meningkatkan kebutuhan medis pasien tetapi juga menciptakan tantangan yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Diagnosis disabilitas intelektual didasarkan pada penilaian kemampuan yang komprehensif, biasanya melibatkan pengujian kecerdasan dan penilaian perilaku adaptif. Skor IQ biasanya di bawah 70, sedangkan pengukuran perilaku adaptif melibatkan keterampilan hidup sehari-hari dan keterampilan sosial. Penilaian ini perlu dilakukan oleh psikolog klinis profesional atau profesional terkait. Meskipun saat ini tidak ada obat untuk disabilitas intelektual, dengan dukungan dan pendidikan yang berkelanjutan, sebagian besar orang dengan disabilitas intelektual masih dapat mempelajari keterampilan baru dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengurus diri sendiri.
Penanganan disabilitas intelektual memerlukan keterlibatan lembaga profesional dan dukungan sosial berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas intelektual.
Sebagai penyandang disabilitas intelektual, kehidupan mereka dipenuhi dengan sejumlah tantangan adaptif. Mulai dari perawatan diri dasar hingga interaksi sosial, penyandang disabilitas intelektual sering kali membutuhkan dukungan dan bimbingan tambahan. Meskipun mereka terkadang mampu menyelesaikan tugas-tugas tertentu secara mandiri, ekspektasi dan standar sosial mungkin masih membuat mereka merasa tertekan. Tantangan-tantangan ini tidak hanya datang dari lingkungan eksternal, tetapi juga dari keraguan dan rasa tidak aman batin mereka tentang kemampuan mereka sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, penyandang disabilitas intelektual menghadapi tantangan yang timbul dari lingkungan sosial dan keterbatasan kemampuan mereka sendiri.
Meskipun penyandang disabilitas intelektual menghadapi banyak tantangan, dengan intervensi dini dan dukungan berkelanjutan, banyak yang mampu memperoleh keterampilan untuk hidup mandiri dan menemukan gaya hidup yang sesuai untuk mereka. Pelatihan kejuruan, pelatihan keterampilan sosial, dll. merupakan cara penting untuk membantu penyandang disabilitas intelektual beradaptasi dengan masyarakat. Masyarakat harus lebih inklusif dan menyediakan kesempatan bagi penyandang disabilitas intelektual sehingga mereka dapat memainkan kekuatan mereka dalam berbagai peran sosial.
Seiring dengan semakin sadarnya masyarakat terhadap penyandang disabilitas intelektual, sangat penting untuk memahami tantangan dan kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, sangat mendesak bagi semua sektor masyarakat untuk bekerja sama guna meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas intelektual. Bagaimana kita dapat membantu mereka mengatasi tantangan yang mereka hadapi dalam hidup dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih ramah?