Sebagai bendungan buatan yang besar, bendungan tanah-batu terutama terdiri dari berbagai kotoran tanah atau batu, yang dipadatkan untuk membentuk akumulasi semi-plastik yang kompleks. Bendungan ini memiliki lapisan permukaan alami yang semi-permeabel, yang dikombinasikan dengan inti yang padat dan kedap air membuat bendungan sangat tahan terhadap erosi permukaan atau infiltrasi. Jenis bendungan ini terutama terdiri dari fragmen material yang independen, yang terikat menjadi massa yang stabil melalui gesekan dan interaksi di antara mereka.
"Jenis bendungan yang dibangun dengan bahan-bahan alami ini memiliki ikatan dan kemampuan beradaptasi yang baik, dan merupakan pilihan pertama bagi banyak insinyur."
Tergantung pada materialnya, bendungan tanah-batu dapat dibagi menjadi dua jenis: bendungan tanah dan bendungan batu. Bendungan tanah, juga dikenal sebagai bendungan tanah atau bendungan tanah, terutama terdiri dari tanah padat, sedangkan bendungan batu terdiri dari material timbunan kerikil. Kedua jenis bendungan ini secara struktural berbentuk seperti tanggul atau bukit.
Bendungan timbunan tanah adalah tanggul tanah sederhana yang dibangun dengan tanah tahan tekanan sebagai material dasarnya. Desainnya dapat berupa material tunggal (bendungan homogen) atau terdiri dari material berbeda (bendungan berlapis). Bendungan homogen modern biasanya dilengkapi dengan lapisan drainase untuk menampung air rembesan dan memastikan stabilitas badan bendungan. Salah satu bendungan tanah yang paling terkenal adalah Bendungan Tarbela di Pakistan, bendungan timbunan tanah terbesar di dunia dengan kapasitas 2 juta meter kubik material timbunan.
"Bendungan tanah yang dibangun dengan material lokal tidak hanya ekonomis tetapi juga memastikan stabilitas struktural."
Bendungan urugan batu terdiri dari urugan granular yang dipadatkan dan memiliki drainase bebas dengan lapisan kedap air di dalamnya. Inti bendungan jenis ini biasanya terbuat dari tanah liat atau beton aspal untuk memastikan impermeabilitasnya. Bendungan urugan batu ini tidak hanya berkinerja baik dalam menahan gempa bumi, tetapi juga memiliki keunggulan biaya dibandingkan bendungan beton tradisional karena menggunakan material lokal.
Bendungan urugan batu berwajah beton (CFRD) adalah desain bendungan urugan batu di mana pelat beton ditempatkan di permukaan hulu, yang secara efektif mencegah rembesan. Desain ini tidak hanya mempercepat konstruksi, tetapi juga membuatnya lebih kompetitif secara ekonomi. Meningkatnya CFRD dalam beberapa dekade terakhir berasal dari berbagai inovasi desain, dan saat ini terdapat banyak kasus praktik yang berhasil di seluruh dunia, seperti Bendungan Shuijinxia di Tiongkok, yang telah menjadi salah satu bendungan tertinggi dari jenis ini.
"Fleksibilitas CFRD dan keunggulan penghematan biaya membuat desain ini semakin populer."
Saat membangun bendungan dan proyek penyimpanan air, beban di bagian bawah dan samping harus dipertimbangkan karena harus menahan tekanan air yang terus berubah. Desain drainase infiltrasi dan spillway sangat penting dalam mencegah kegagalan bendungan. Pemantauan rembesan air yang efektif dan inspeksi rutin merupakan faktor penting dalam melindungi stabilitas bendungan tanah-batuan ini.
"Luapan air yang kecil saja sudah cukup untuk membuat bendungan tidak stabil hanya dalam beberapa jam."
Pemanfaatan material alam untuk membangun bendungan tanah-batu tidak hanya mempertimbangkan manfaat ekonomi dan keberlanjutan sumber daya, tetapi juga sangat disukai karena stabilitas struktural dan ketahanannya terhadap gempa. Dengan kemajuan teknologi di masa depan, terobosan apa yang akan dihasilkan dari pembangunan bendungan jenis ini?