Dalam dunia analisis data, bagan gelembung merupakan alat visual unik dan intuitif yang dapat secara efektif menampilkan data tiga dimensi dan menyederhanakan hubungan yang rumit menjadi grafik melingkar yang mudah dipahami. Setiap titik data diwakili oleh gelembung yang diwakili oleh lingkaran yang diameternya proporsional dengan ukuran data dan yang posisinya di bidang tersebut mencerminkan dua dimensi lainnya. Metode tampilan ini tidak hanya meningkatkan visibilitas data, tetapi juga membantu pemirsa memahami dengan cepat berbagai hubungan ilmiah seperti sosial, ekonomi, dan medis.
Penggunaan bagan gelembung mirip dengan bagan sebar, tetapi bagan gelembung dapat lebih ekspresif karena menampilkan hingga tiga dimensi data.
Namun, memilih ukuran gelembung dengan benar adalah kuncinya. Meskipun ukuran gelembung harus didasarkan pada luas data, penelitian menunjukkan bahwa sistem visual cenderung menafsirkan ukuran lingkaran sebagai diameternya daripada luasnya. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam pemahaman audiens terhadap data. Misalnya, ketika ukuran gelembung didasarkan pada luas dan bukan diameter, ada risiko fenomena "ilusi rata-rata tertimbang". Dalam kasus ini, pemirsa mungkin salah memperhitungkan ukuran lingkaran saat memperkirakan rata-rata posisi gelembung.
Selain itu, bagan gelembung menghadapi tantangan dengan nilai data nol atau negatif. Metafora luas lingkaran untuk menyampaikan data jelas tidak dapat mewakili jenis data ini, sehingga pengguna sering menggunakan beberapa simbol untuk mengekspresikan nilai-nilai non-positif ini. Misalnya, nilai negatif mungkin diwakili oleh lingkaran dengan simbol di tengahnya, yang mencerminkan nilai absolutnya. Pendekatan ini cukup efektif dalam situasi tertentu.
Desain bagan gelembung tidak terbatas pada penyampaian data sederhana, tetapi juga dapat lebih memperkaya ekspresi informasi melalui berbagai warna dan pola.
Untuk menampilkan informasi yang lebih dimensional dalam bagan gelembung, Anda dapat merender gelembung dengan memilih warna dan pola secara sistematis. Lebih jauh lagi, anotasi teks dapat menyediakan informasi tambahan untuk gelembung, sehingga memudahkan pemirsa untuk memahami data yang ditampilkan. Misalnya, menambahkan label identifikasi unik ke gelembung dapat membantu pemirsa merujuk informasi terkait berdasarkan kunci penjelasan.
Bagan gelembung memiliki berbagai macam aplikasi. Dalam arsitektur, diagram gelembung digunakan untuk membuat sketsa awal tata letak bangunan; dalam rekayasa perangkat lunak, diagram ini dapat menggambarkan aliran data, struktur data, atau diagram lain yang menggunakan lingkaran untuk merepresentasikan entitas. Dalam bidang visualisasi informasi, teknik yang disebut "circle packing" digunakan untuk menampilkan kuantitas numerik dengan lebih cermat. Teknik ini berasal dari Fernanda Viegas dan Martin Wattenberg, yang konsep barunya membuat jenis grafik ini tidak lagi bergantung pada posisi sumbu x-y tradisional, tetapi sebaliknya berfokus pada susunan lingkaran yang rapat.
Secara umum, bagan gelembung tidak diragukan lagi merupakan alat ekspresi data yang kuat yang dapat menyajikan data tiga dimensi yang kompleks dengan cara yang sederhana dan jelas. Namun, dengan kekuatan ini muncul risiko, terutama dalam desain dan interpretasi. Desainer harus sangat berhati-hati untuk memastikan bahwa data disajikan dengan benar dan tidak menyesatkan audiens. Seiring dengan kemajuan teknologi, bagaimana diagram gelembung akan berkembang untuk mengakomodasi kebutuhan data yang terus meningkat dan tetap menjadi sarana komunikasi yang efektif?