Budaya perusahaan secara umum didefinisikan sebagai budaya yang terkait dengan pengoperasian suatu organisasi, termasuk sekolah, universitas, organisasi nirlaba, lembaga pemerintah, dan entitas komersial. Konsep budaya perusahaan mulai terbentuk pada tahun 1980-an dan 1990-an dan telah digunakan secara luas oleh para manajer dan ahli teori organisasi. Budaya perusahaan memengaruhi cara orang berinteraksi, proses pengambilan keputusan, konteks penciptaan pengetahuan, dan bahkan tingkat penolakan dalam menghadapi perubahan, yang pada akhirnya menentukan apakah pengetahuan dibagikan dalam organisasi.
Menurut Deal dan Kennedy, budaya perusahaan dapat dianggap sebagai "cara melakukan sesuatu di sekitar sini."
Ada banyak definisi budaya perusahaan, tetapi tidak ada konsensus. Berbagai sarjana seperti Jaques dan Schein memiliki deskripsi yang berbeda tentangnya. Di antara mereka, Schein percaya bahwa budaya perusahaan mengandung pola dasar asumsi yang dikumpulkan oleh anggota organisasi dari waktu ke waktu, yang membantu mereka menghadapi masalah internal dan eksternal.
Jaques pertama kali memperkenalkan konsep budaya perusahaan dalam bukunya The Changing Culture of the Factory, yang diterbitkan pada tahun 1951. Buku tersebut menggambarkan kehidupan sosial komunitas pabrik dan menyediakan kerangka dasar bagi budaya perusahaan.
Budaya perusahaan tidak hanya memengaruhi cara pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, tetapi juga memengaruhi kepuasan karyawan dan kinerja pekerjaan. Gallup melaporkan bahwa hanya 22% karyawan AS yang merasa terhubung dengan budaya organisasi mereka.
Hofstede pernah mendefinisikan budaya perusahaan sebagai "pola berpikir kolektif yang membedakan para anggota suatu organisasi."
Budaya perusahaan dapat digambarkan sebagai kuat atau lemah, dan dapat memiliki fokus internal atau eksternal. Budaya yang berfokus secara internal dapat membantu melindungi kesejahteraan karyawannya, sementara budaya yang berfokus secara eksternal dapat berfokus pada pemenuhan kebutuhan pelanggan. Penelitian menunjukkan bahwa organisasi dengan budaya yang kuat cenderung memiliki potensi yang lebih besar untuk meraih kesuksesan.
Pemikiran kelompok dan hambatan terhadap inovasiBudaya organisasi digunakan untuk mengendalikan, mengoordinasikan, dan mengintegrasikan berbagai tim untuk memastikan efisiensi operasi organisasi.
Janis mendefinisikan "pemikiran kelompok" sebagai fenomena yang mirip dengan "kepatuhan buta" di mana anggota kelompok dalam yang kuat memilih untuk tidak menantang atau mempertanyakan keputusan kelompok. Keadaan seperti itu dapat menyebabkan kurangnya kreativitas dan evaluasi kritis terhadap alternatif.
Eksperimen Lima Monyet meneliti bagaimana tradisi yang tidak dipertanyakan dapat menyebabkan budaya yang tidak efektif terus berlanjut dalam organisasi.
Selama pandemi COVID-19, banyak organisasi mengintegrasikan kebijakan pengendalian epidemi ke dalam budaya mereka, dengan menekankan rasa tanggung jawab kolektif. Namun, perusahaan dengan karakteristik budaya yang berbeda memiliki tingkat resistensi yang berbeda terhadap perubahan, dan beberapa budaya yang menekankan inovasi telah menunjukkan kemampuan beradaptasi yang lebih besar selama epidemi.
Budaya perusahaan yang sehat berfokus pada perhatian anggota terhadap kesejahteraan organisasi dan membangun budaya melalui komunikasi yang efektif. Dari metafora hingga perayaan, semua ini secara tak kasat mata memperkuat kekompakan tim. Transparansi dan integritas dalam organisasi meletakkan dasar bagi kepatuhan budaya.
Budaya perusahaan tidak statis; maksud manajemen dan arah strategis dapat mendorong perubahan budaya dari waktu ke waktu. Enam pedoman perubahan budaya yang diusulkan oleh Cummings dan Worley memberikan kerangka kerja yang efektif untuk proses perubahan.
Kekuatan budaya perusahaan terletak pada hubungannya dengan kinerja organisasi, komitmen karyawan, dan inovasi. Budaya perusahaan yang sehat dan aktif dapat memberikan keunggulan kompetitif, meningkatkan kekompakan karyawan, dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Seiring dengan terus berubahnya lingkungan, keberhasilan organisasi dalam beradaptasi dengan perubahan budaya akan menjadi faktor kunci keberhasilan.
Dalam dunia bisnis yang berubah dengan cepat ini, sejauh mana budaya perusahaan dapat memengaruhi kesejahteraan dan kinerja Anda?