Komunitas medis telah lama prihatin dengan satu pertanyaan: Mengapa pasien yang dirawat di rumah sakit pada akhir pekan tampaknya memiliki tingkat kelangsungan hidup dan hasil kesehatan yang lebih rendah? Fenomena ini disebut "efek akhir pekan," yang berarti bahwa pasien yang masuk rumah sakit selama akhir pekan menghadapi risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang dirawat pada hari kerja. Berbagai penelitian telah mengonfirmasi bahwa tingkat kematian pasien yang dirawat di rumah sakit pada akhir pekan umumnya lebih tinggi. Apakah ini mencerminkan alokasi sumber daya yang tidak memadai dalam sistem medis pada hari-hari non-kerja?
Secara historis, dampak akhir pekan terhadap hasil kesehatan pasien telah menjadi perhatian sejak tahun 1970-an, dan semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa "efek akhir pekan" ini berdampak negatif pada hasil kesehatan pasien.
Menurut studi Schmulewitz tahun 2005, di antara 3.244 pasien yang diikutsertakan dalam studi tersebut, rawat inap di akhir pekan tidak ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan mortalitas di rumah sakit, tingkat rawat inap ulang, atau lamanya rawat inap. Namun, studi berikutnya oleh Clarke pada tahun 2010 menunjukkan bahwa dalam kelompok yang terdiri dari 44.625 pasien medis dan bedah, pasien dengan infark miokard akut yang dirawat di rumah sakit pada akhir pekan memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi.
Di bidang bedah, risiko rawat inap pasien pada akhir pekan juga tidak boleh diabaikan. Sebuah studi AS tahun 2011 yang menganalisis 29.991.621 pasien rawat inap bedah nonelektif menemukan bahwa angka kematian untuk rawat inap di akhir pekan adalah 2,7%, dibandingkan dengan 2,3% pada hari kerja. Selain itu, risiko komplikasi pascaoperasi juga meningkat di antara pasien yang dirawat di rumah sakit pada akhir pekan, yang mengungkap masalah distribusi sumber daya manusia medis yang tidak merata.
Studi unit gawat darurat menunjukkan angka kematian yang sama suramnya untuk pasien yang dirawat di akhir pekan. Sebuah studi yang melibatkan 3.789.917 pasien unit gawat darurat menemukan bahwa mereka yang dirawat di akhir pekan memiliki angka kematian yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang dirawat di hari kerja. Fenomena ini umum terjadi dalam berbagai situasi darurat, termasuk aneurisma aorta abdominal yang pecah dan radang tenggorokan akut.
Untuk pasien di unit perawatan intensif (ICU), hasilnya tidak optimis. Sebuah studi tahun 2002 menemukan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit pada akhir pekan memiliki tingkat kematian 9% lebih tinggi daripada mereka yang dirawat pada hari kerja. Sebagian besar studi tersebut telah mencapai kesimpulan serupa, yang menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit pada akhir pekan dan hari libur menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, serangkaian hasil penelitian ini telah memicu orang untuk berpikir mendalam tentang alokasi sumber daya medis pada akhir pekan dan hari libur, pasokan tenaga medis, dan hasil kesehatan pasien.
Hal ini membuat kita bertanya: Apa sebenarnya yang membuat pasien yang dirawat di rumah sakit pada akhir pekan memiliki risiko kesehatan yang lebih besar? Studi telah menunjukkan bahwa sumber daya manusia medis di rumah sakit biasanya menurun selama akhir pekan, yang mengakibatkan berkurangnya dukungan medis bagi pasien, yang mungkin merupakan faktor penting yang menyebabkan peningkatan angka kematian. Selain itu, stabilitas yang tidak memadai dalam perawatan sosial dan staf medis juga dapat meningkatkan risiko pasien.
Dengan semakin banyaknya perhatian yang diberikan pada isu ini, banyak institusi medis mulai menjajaki opsi untuk meningkatkan layanan medis akhir pekan guna meningkatkan rujukan pasien dan hasil perawatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyediakan perawatan 7 hari atau menambah staf perawat bangsal dapat mengurangi risiko pasien secara signifikan, sehingga mendorong sistem layanan kesehatan untuk mempertimbangkan kembali dampaknya pada hasil kesehatan pasien.
Saat ini, penelitian tentang risiko pasien yang dirawat di rumah sakit pada akhir pekan masih berlangsung. Ini bukan hanya tantangan bagi komunitas medis, tetapi juga seruan bagi seluruh sistem kesehatan masyarakat. Kita harus memikirkan bagaimana kita dapat melayani pasien dengan lebih baik selama akhir pekan dan memastikan bahwa semua pasien menerima perawatan medis yang adil dan berkualitas tinggi?