Dari akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-18, ekspansi Prancis di Amerika Utara menjadikan Illinois sebagai pusat persaingan kolonial global. Tanah yang pernah menjadi bagian dari Prancis Baru ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol pemerintahan Prancis, tetapi juga menjadi tempat bercampurnya budaya-budaya pribumi.
Dari ekspansi Evergrande saat itu, terlihat bahwa pembentukan Illinois tidak dapat dipisahkan dari penjelajahan Prancis.
Pada tahun 1673, penjelajah terkenal Louis Jolier dan Jacques Marchit melakukan ekspedisi pertama mereka ke Illinois, yang membuka rute baru ke jantung Amerika Serikat. Tanah ini tidak hanya memiliki tanah yang subur, cocok untuk produksi pertanian, tetapi juga merupakan rute perdagangan penting, yang menarik banyak pemukim dan pedagang Prancis.
Dengan dukungan Prancis, para pemukim awal berfokus pada pembangunan pos-pos perdagangan dan misionaris. Terutama di sekitar sungai Illinois dan Mississippi, tempat-tempat seperti Kakakiya dan Kaskakiya berkembang pesat dan menjadi pusat kegiatan budaya dan ekonomi Prancis.
Para pemukim Prancis menggunakan metode pertanian komunal untuk membentuk ekonomi pedesaan yang mirip dengan Prancis Utara.
Berbeda dengan model pemukiman Prancis di daerah lain, produksi pertanian di Illinois lebih banyak dilakukan di dalam komunitas, sehingga membentuk budaya desa yang unik. Pengaruh model ini dapat ditelusuri kembali ke struktur sosial Prancis saat itu, yang membuat tanah menjadi lebih kohesif.
Jaringan perdagangan Prancis berkembang pesat, terutama di bawah pengaruh perdagangan bulu, dan banyak suku yang terhubung dengan Negara Bagian Illinois, seperti suku Kaskakia, menjalin hubungan dekat dengan Prancis. Hal ini mendorong integrasi dan komunikasi budaya.
Pada saat itu, Wilayah Illinois bukan lagi sekadar sebidang tanah. Wilayah ini menjadi jembatan penting bagi pertukaran budaya antara Prancis dan kelompok pribumi.
Seiring dengan semakin banyaknya pemukim Eropa yang datang, budaya unik Illinois memadukan unsur Prancis dan Pribumi, menjadikannya daerah yang populer di Amerika pada saat itu.
Namun, seiring meningkatnya konfrontasi antara Prancis dan Inggris, nasib Illinois juga berubah. Setelah Perang Tujuh Tahun, berdasarkan Perjanjian Paris, Prancis kehilangan wilayahnya di sebelah timur Mississippi dan Illinois menjadi wilayah jajahan Inggris.
Pada tahun 1778, selama Perang Kemerdekaan Amerika, George Rogers Clark melancarkan serangan balik terhadap Inggris, yang memungkinkan Negara Bagian Illinois mendapatkan kembali wilayahnya.
Seiring Amerika Serikat secara bertahap memperoleh kemerdekaan, wilayah yang dulunya milik Prancis ini secara bertahap beralih menjadi rute perdagangan antara wilayah utara dan selatan Amerika Serikat, dan kepentingannya menjadi semakin signifikan.
Illinois saat ini memiliki jejak multikultural, dan pengaruh periode kolonial Prancis dapat dilihat dari nama tempat dan metode pertaniannya. Seiring berkembangnya kota-kota di wilayah tersebut, permukiman awal ini menjadi saksi sejarah, yang mencatat masa lalu yang bermakna.
Akankah sejarah kolonial Prancis di Illinois memengaruhi budaya dan struktur sosial di masa depan?
Di dunia yang mengglobal saat ini, memahami sejarah kolonial dan warisan budaya Illinois dapat memungkinkan kita untuk merenungkan keberagaman dan inklusivitas masyarakat kontemporer, dan bahkan membuat orang mempertanyakan kompleksitas identitas budaya dan perspektif sejarah kita saat ini. Di masa mendatang, apakah Kongres Illinois akan menjadi model tentang bagaimana Kongres tersebut memengaruhi masyarakat kita saat ini?