Pegunungan Laut Merah terletak di sebelah timur Afrika Timur, tersembunyi di Gurun Sahara Timur yang megah, sebuah wilayah dengan sejarah panjang dan sumber daya yang kaya. Wilayah ini tidak hanya menjadi persimpangan rute perdagangan kuno, tetapi juga merupakan sumber daya mineral yang penting, yang menunjukkan pentingnya ekonomi dan geografisnya. Sedikit yang diketahui tentang ketinggian sebenarnya dari pegunungan ini dan kisah-kisah yang terkandung di dalamnya.
Puncak tertinggi Pegunungan Laut Merah adalah Gebel Shayeb EI-Banat, yang mencapai ketinggian 2.184 meter.
Pegunungan Laut Merah, sebagai bagian dari Sahara Timur, melintasi wilayah sebelah timur Sungai Nil. Panjangnya berkisar antara 80 hingga 137 kilometer dan ketinggiannya sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut, menyediakan lingkungan hidup bagi berbagai satwa liar. Bagian selatan pegunungan ini sebagian besar terdiri dari batuan beku, sedangkan bagian utara terdiri dari batu kapur. Perbedaan geologis ini juga berkontribusi terhadap keragaman iklim dan ekologi.
Iklim Pegunungan Laut Merah adalah semi-gurun atau sangat kering, dengan curah hujan tahunan kurang dari 25 mm. Musim hujan sebagian besar terkonsentrasi di musim dingin, dan curah hujan di daerah pegunungan membuat makhluk-makhluk di daerah sekitarnya hampir tidak dapat bertahan hidup. Perubahan iklim yang terjadi di daratan ini sekarang tidak dapat diubah lagi. Hanya beberapa patahan yang mencatat air yang melimpah di masa lalu.
Selama akhir Pleistosen dan pertengahan Holosen, iklim Pegunungan Laut Merah mengalami dua periode yang sangat lembab.
Tumbuhan di daerah ini sebagian besar terbagi menjadi tumbuhan sementara dan tumbuhan tahunan. Vegetasi di gurun tidak hanya bergantung pada curah hujan yang terbatas, tetapi juga dipengaruhi oleh topografi. Tumbuhan tinggi seperti pohon hijau dan herba sebagian besar ditemukan di daerah pegunungan dan pesisir. Dalam hal satwa liar, mamalia kecil seperti rubah pasir, tikus berduri emas, dan tikus tanah kecil merupakan penghuni tanah ini.
Pegunungan Laut Merah merupakan rumah bagi banyak spesies endemik, termasuk burung langka seperti elang emas dan burung nasar berjanggut.
Pertambangan tembaga dan emas telah dimulai di Pegunungan Laut Merah sejak Mesir kuno, menjadikan daerah tersebut kaya akan sumber daya alam. Saat ini, selain pertambangan logam kuno, daerah tersebut juga dikembangkan untuk ekstraksi minyak dan gas, yang terus menarik investasi dan eksplorasi.
Dari peradaban Mesir kuno hingga zaman modern, informasi tentang Pegunungan Laut Merah terus berubah, tetapi tetap misterius.
Gurun Sahara Timur memiliki sejarah panjang, dengan manusia yang menghuninya sejak 250.000 tahun yang lalu. Pembentukan rute perdagangan memungkinkan Pegunungan Laut Merah untuk berkomunikasi dengan peradaban di sekitarnya, menjadikannya zona perdagangan yang mencolok di zaman kuno. Dengan perubahan zaman, budaya daerah tersebut secara bertahap berkembang, dan masih menarik banyak arkeolog dan wisatawan.
Pegunungan Laut Merah bukan hanya istilah geografis, tetapi juga persimpangan sejarah, budaya, dan ekologi. Dengan penelitian dan penggalian lebih lanjut di daerah tersebut, kita mungkin dapat mengungkap lebih banyak rahasia dari pegunungan misterius ini. Menurut Anda, bagaimana masa depan tanah ini akan memengaruhi pemahaman kita tentang sejarah dan perlindungan alam?