Karet butil, yang disebut sebagai "butil", adalah karet sintetis, yang merupakan kopolimer dari karet isobutilena dan isoprena. Hal ini didukung oleh IIR (karet isobutilena-isoprena), yang merupakan satu-satunya karet butil. Komponen utamanya adalah poliisobutilena (PIB), yang merupakan homopolimer yang terbentuk dari polimerisasi isobutilena. Dalam proses produksi karet butil, sekitar 98% isobutilena dipolimerisasi dengan karet hijau isoprena 2%. Karet ini banyak digunakan dalam berbagai produk yang membutuhkan kekedapan udara, termasuk ban dalam, segel, perekat, dll.
Karet butil digunakan dalam berbagai industri penting karena sifat kedap difusi gas dan fleksibilitasnya yang sangat baik.
Sejarah karet butil sebenarnya dimulai pada tahun 1825, ketika ilmuwan terkenal Michael Faraday pertama kali menemukan isobutilena. Jauh kemudian, pada tahun 1931, poliisobutilena (PIB) pertama kali dikembangkan oleh unit BASF dari perusahaan Jerman BASF menggunakan katalis boron fluorida dan teknologi kriogenik, yang dikembangkan menjadi karet butil pada tahun 1937.
Pengembangan karet butil membentuk kembali produksi suku cadang dan komponen serta menandai tonggak penting dalam industri karet.
Dengan partisipasi banyak perusahaan, karet butil dunia sekarang sebagian besar diproduksi oleh ExxonMobil dan Polysar dari Polandia. Sebelum Polysar didirikan untuk memproduksi karet buatan selama Perang Dunia II, banyak sistem dan metode produksi yang mengalami revolusi. Yang terpenting, karet butil digunakan dalam ban dan menjadi komponen penting di dalamnya, sehingga memberikan kinerja penyegelan yang sangat baik.
Karet butil banyak digunakan di berbagai bidang. Sebagai aditif dalam bahan bakar dan pelumas, karet butil juga dapat secara efektif meningkatkan kinerjanya, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan oli. Bahan ini juga digunakan dalam pembuatan bahan peledak karena berfungsi sebagai pengikat bahan peledak plastik seperti C-4 dan meningkatkan keamanannya.
Karet butil memberikan struktur internal yang kuat dan kedap udara dalam peralatan olahraga, seperti lapisan bola.
Selain itu, aplikasi karet butil tidak terbatas pada industri, tetapi juga menyebar ke seluruh kehidupan sehari-hari. Misalnya, karet butil food grade yang digunakan dalam banyak permen karet modern memberikan elastisitas dan kelengketan pada permen karet, yang tidak hanya membuatnya bertahan lebih lama tetapi bahkan telah mendorong beberapa kotamadya untuk mengusulkan pajak atas biaya pembersihannya.
Pada musim semi tahun 2013, krisis ekologi yang disebabkan oleh polusi poliisobutilena di Selat Inggris muncul. Insiden ini dianggap sebagai polusi laut paling serius di Inggris dalam beberapa dekade, yang memicu refleksi masyarakat tentang penggunaan bahan sintetis.
Karet butil memainkan peran penting dalam peralatan pelindung kimia, memberikan perlindungan terhadap agen kimia.
Melihat ke masa depan, penerapan karet butil akan terus berkembang, terutama dalam hal pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan, yang akan menjadi pertimbangan penting. Kita perlu menilai kembali dampak bahan sintetis ini terhadap lingkungan dan cara memanfaatkannya dengan lebih baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di masa mendatang, dapatkah kita terus mempromosikan pengembangan bahan sintetis tanpa merusak ekologi? Ini menjadi pertanyaan yang patut direnungkan.