Pemanfaatan media sosial dalam pendidikan adalah penggunaan platform daring untuk meningkatkan pembelajaran, yang melaluinya siswa membuat dan bertukar konten. Dengan perkembangan teknologi, media sosial telah menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari siswa dan guru. Namun, pendapat terbagi mengenai manfaat media sosial. Sementara para pendukung mengatakan media sosial meningkatkan pembelajaran, para kritikus memperingatkan bahwa media sosial dapat menyebabkan harga diri yang lebih rendah, rentang perhatian yang lebih pendek, dan peningkatan masalah kesehatan mental.
Menurut sebuah studi tahun 2016, 54,6% siswa percaya bahwa media sosial memiliki dampak positif pada pembelajaran.
Menurut survei tahun 2024, sekitar 54% siswa berusia 8 hingga 12 tahun dan 69% siswa berusia 13 hingga 18 tahun percaya bahwa media sosial berdampak serius pada penyelesaian pekerjaan rumah mereka. Statistik ini mengungkapkan bagaimana media sosial dapat menjadi pedang bermata dua.
Di Amerika Serikat, seiring dengan terus berkembangnya teknologi, ketergantungan siswa pada media sosial juga semakin dalam. Pada tahun 2018, 95% remaja Amerika memiliki telepon pintar, dan 45% hampir selalu online. Meskipun ada undang-undang di beberapa negara bagian yang melarang komunikasi online pribadi antara guru dan siswa, media sosial masih memiliki tempat dalam pengajaran.
Banyak guru sekarang menggunakan media sosial untuk mendistribusikan materi pembelajaran dan mendorong interaksi dan kolaborasi di antara siswa. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa media sosial dapat mempercepat perolehan informasi dan menyediakan lebih banyak cara untuk belajar. Namun, media sosial sering dianggap sebagai gangguan dan sebenarnya dapat berdampak negatif.
Dampak pada pembelajaranPenelitian menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan laptop mereka untuk meninjau konten non-akademis di kelas cenderung berprestasi lebih buruk.
Media sosial tidak hanya digunakan di lingkungan sekolah, tetapi juga di luar kelas. Siswa berkolaborasi melalui media sosial dan mendapatkan umpan balik dari guru. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan siswa menjadi terlalu bergantung pada umpan balik di Internet dan secara bertahap kehilangan kemampuan untuk berpikir sendiri.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berdampak positif pada keterampilan komunikasi siswa. Media sosial tidak hanya meningkatkan komunikasi antar siswa, tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka yang mendalam terhadap materi pembelajaran. Namun, bagaimana mempertahankan fokus pada pembelajaran di lingkungan seperti itu masih menjadi tantangan.
KesimpulanPenggunaan media sosial berpotensi meningkatkan keterlibatan pembelajaran dan kinerja akademik siswa.
Media sosial memiliki peran yang kompleks dalam pendidikan dan dapat meningkatkan pembelajaran dan menyebabkan gangguan. Karena semakin banyak siswa yang dilibatkan, maka perlu diperhatikan bagaimana metode pengajaran di masa mendatang akan disesuaikan untuk mengatasi situasi ini. Dalam lingkungan belajar yang terus berubah ini, bagaimana guru dan siswa dapat menemukan keseimbangan merupakan topik yang layak untuk kita pikirkan secara mendalam.