Sejak zaman dahulu, dalam proses penjelajahan alam semesta dan dunia fisik, manusia selalu berusaha menemukan hukum yang dapat menjelaskan fenomena. Dua ilmuwan terkemuka, Newton dan Maxwell, memimpin gelombang revolusi ilmiah pada abad ke-17 dan ke-19. Mereka menggunakan matematika sebagai alat untuk mengungkap berbagai misteri alam dan memengaruhi perkembangan sains modern. Namun, penjelajahan tersebut bukan sekadar tumpukan rumus matematika, tetapi tentang penerapan pemikiran sistematis yang luar biasa.
Sampai batas tertentu, pemikiran sistem adalah cara memandang dunia yang memungkinkan kita melihat dunia yang kompleks secara keseluruhan dan memahami hubungan serta interaksi antara bagian-bagiannya.
Pemikiran sistem memiliki sejarah panjang, dari filsuf Yunani kuno hingga diskusi oleh ilmuwan modern. Titik balik yang penting adalah penelitian Newton dan Maxwell. Dalam karyanya "Prinsip Matematika Filsafat Alam", Newton menetapkan hukum-hukum dasar yang menjelaskan operasi alam semesta. Tiga hukum gerak dan hukum gravitasi universalnya meletakkan dasar yang kokoh bagi fisika selanjutnya.
Ketika berpikir mendalam tentang alam semesta, Newton menggunakan metode matematika yang ketat untuk menggabungkan hukum-hukum setiap benda angkasa ke dalam sistem yang lengkap. Inilah yang disebut "sistem dunia".
Selanjutnya, teori elektromagnetik yang diajukan oleh Maxwell pada abad ke-19 semakin mendorong pengembangan pemikiran sistem. Ia mengusulkan cara menggunakan model matematika untuk menjelaskan dan mengontrol sistem fisik, yang sangat memengaruhi pengembangan teori kontrol otomatis modern. Gagasan Maxwell dapat dilihat sebagai kelanjutan dan perluasan dari pemikiran sistem Newton sebelumnya.
Dalam penelitiannya tentang sistem kontrol, Maxwell menekankan interaksi antara berbagai bagian sistem dan mencari "titik ungkit" yang dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku sistem.
Dengan semakin mendalamnya pemikiran sistem, konsep ini mulai diterapkan ke berbagai bidang. Baik itu sistem biologis, sistem sosial, atau sistem ekonomi, berbagai bidang mulai memperhatikan hubungan antara berbagai elemen dalam sistem. Misalnya, ahli biologi mulai mempelajari ekosistem, sementara ekonom mengamati sistem pasar, mencoba memahami kompleksitas dan perilaku dinamisnya.
Dalam sistem ini, perubahan kecil dapat menyebabkan perubahan besar dalam situasi keseluruhan. Fenomena ini disebut "efek kupu-kupu" dalam pemikiran sistem.
Pemikiran sistem juga menyelidiki konsep keseimbangan dan stabilitas. Sistem yang hidup di dunia yang kompleks ini sering mengalami perubahan konstan, tetapi pada saat yang sama mereka juga mencari keseimbangan. Hal ini memaksa kita untuk berpikir tentang cara menjaga stabilitas sistem dan menjaga integritasnya di tengah konflik dan perubahan.
Ketahanan dan kemampuan mengatur diri sendiri dari sistem kehidupan memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan kesulitan, yang juga memberi kita banyak pencerahan.
Saat ini, kita menghadapi banyak tantangan global, seperti perubahan iklim, ketidakseimbangan ekonomi, dan keresahan sosial, yang kompleksitasnya tidak dapat diselesaikan dengan satu perspektif. Oleh karena itu, penerapan pemikiran sistem sangat penting. Melalui analisis sistem yang mendalam, kita mungkin dapat menemukan strategi solusi yang lebih efektif dan mendorong perubahan positif dalam sistem.
Tantangan berpikir sistem adalah bagaimana menerapkan teorinya dalam kehidupan nyata untuk mengubah situasi kita saat ini dan bergerak menuju masa depan yang lebih baik.
Penelitian Newton dan Maxwell memberi tahu kita bahwa matematika bukan hanya alat untuk menyimpulkan rumus, tetapi juga kunci penting untuk memahami misteri alam semesta. Melalui perspektif berpikir sistem, kita dapat memahami hubungan antara berbagai elemen dan menemukan hukum internalnya. Di masa depan, menghadapi dunia yang semakin kompleks, dapatkah kita tetap mengandalkan kearifan kuno ini untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan?