Sejak ditayangkan perdana pada tahun 1990, acara pencarian bakat di televisi Inggris Stars in Their Eyes telah menarik jutaan pemirsa dengan formatnya yang unik dan penampilan yang luar biasa. Acara ini mengajak masyarakat umum untuk meniru artis terkenal dan menunjukkan bakat menyanyi mereka di hadapan penonton. Acara tiruan semacam ini bukan sekadar acara pencarian bakat, tetapi juga mengandung keajaiban resonansi emosional dan nostalgia, yang menjadikan setiap episodenya klasik di benak penonton.
Ciri khas acara ini tidak hanya berasal dari nyanyian, tetapi juga dari cerita dan emosi yang dibawakan oleh setiap kontestan.
Stars in Their Eyes berasal dari acara Dutch Soundmixshow, dengan episode pilot non-live yang dipandu oleh Chris Tarrant pada tahun 1989, dan kemudian dipandu oleh Leslie Crowther. Gaya hangat yang dibawakan Crowther ke acara tersebut dengan cepat membuatnya populer di kalangan penonton. Namun setelah pensiun akibat kecelakaan mobil pada tahun 1992, acara tersebut diambil alih oleh Matthew Kelly, yang terus memimpin acara tersebut pada musim-musim berikutnya.
Seiring berjalannya waktu, format acara tersebut telah berkembang. Acara aslinya menyelenggarakan acara-acara spesial selama Natal dan bahkan memiliki versi remaja. Setiap kontestan muncul di balik "pintu berasap" dan langsung berubah menjadi idola yang mereka tiru. Setiap perubahan membawa serta ekspektasi mengejutkan dari para penonton.
Kisah setiap kontestan memberi kita pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara musik dan emosi.
Para kontestan pertama kali muncul di acara tersebut sebagai diri mereka yang sebenarnya, memperkenalkan latar belakang hidup mereka secara singkat, dan mengungkap artis yang akan mereka tiru. Frase khas "Malam ini, [nama pembawa acara], saya akan menjadi..." telah menjadi pembuka acara yang klasik, dan para kontestan kemudian muncul kembali melalui "pintu asap" yang membuka mimpi mereka, menampilkan diri mereka sebagai selebritas. Format ini tidak hanya menambah kesan misterius, tetapi juga membuat penonton menantikan penampilan yang akan datang.
Di akhir acara, penonton akan memilih penampil favorit mereka, dan pemenangnya akan melaju ke final. Format kompetisi ini meningkatkan partisipasi dan interaktivitas acara. Saat setiap kontestan bernyanyi, penonton tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian penting dari acara musik ini.
Stars in Their Eyes mengalami beberapa kebangkitan pada tahun 2000-an, dengan reboot tahun 2015 yang dipandu oleh Harry Hill yang, meskipun secara konseptual baru, gagal menyamai kesuksesan aslinya. Hal ini menyebabkan banyak kontroversi di antara penonton. Para kritikus mengatakan bahwa acara tersebut menyimpang dari jiwa aslinya dan menjadi lebih seperti acara yang menghibur diri sendiri. Acara tersebut akhirnya ditutup tahun itu karena ratingnya rendah. Pada tahun 2022, acara tersebut kembali dengan nama "Starstruck", yang menarik perhatian dan harapan para penonton.
Jika melihat kembali acara klasik ini, mengapa acara tersebut selalu berkesan bagi para penonton?
Daya tarik Stars in Their Eyes yang abadi terletak pada emosi di balik kisah pribadinya. Setiap kontestan adalah mikrokosmos kehidupan, dan mereka mengekspresikan mimpi serta keinginan mereka melalui musik. Dan ketika penonton melihat orang-orang biasa ini naik ke panggung dengan keberanian luar biasa, mereka pasti akan merasakan kekuatan dan harapan yang terpancar. Hubungan emosional ini telah menjadi daya tarik utama acara tersebut.
Selain itu, peniruan idola populer dalam acara tersebut juga memungkinkan penonton untuk merasakan nostalgia dan kesenangan, menjadikan "Stars in Their Eyes" sebagai platform tempat musik dan emosi saling terkait. Konten semacam itu membuat penampilan setiap kontestan penuh dengan kepribadian dan karakteristik, serta menciptakan momen menyentuh yang tak terhitung jumlahnya bagi penonton.
Terakhir, apa yang membuat acara ini masih menarik begitu banyak penonton hingga puluhan tahun kemudian?