Pada tahun 2015, sebuah foto gaun menjadi viral, memecah belah dunia karena warnanya. Inilah fenomena "gaun biru dan hitam vs. gaun putih dan emas". Hanya dalam waktu satu minggu, jumlah tweet yang terkait dengan gaun tersebut mencapai lebih dari 100.000. Fenomena ini tidak hanya mengungkap perbedaan persepsi warna manusia, tetapi juga menjadi topik hangat penelitian ilmiah, yang menarik banyak orang untuk membahasnya dengan hangat di media sosial.
"Debat daring tentang gaun ini terkadang terasa seperti telah memicu refleksi mendalam tentang realitas dan visi."
Semuanya berawal pada bulan Februari 2015 ketika ibu Grace Johnston membeli sebuah gaun dari toko pakaian daring Charron di Chester utara, Inggris, dan mengirimkan fotonya kepada putrinya. Awalnya, ia berencana untuk mengenakan gaun itu di pernikahan putrinya. Anehnya, Grace melihat gaun itu berwarna putih dan emas di foto, sementara ibunya mengira gaun itu berwarna biru dan hitam. Grace mengunggah foto itu di Facebook, yang langsung memicu perdebatan sengit tentang identifikasi warna.
Seiring foto-foto itu menyebar di media sosial, reaksi netizen pun semakin intens. Tim BuzzFeed kemudian mulai menyelidiki dan membuat jajak pendapat agar orang-orang dapat menyuarakan warna yang mereka lihat. Seiring berjalannya waktu, diskusi tentang gaun itu terus memanas, dan bahkan para selebritas pun angkat bicara.
"Ini adalah fenomena warna yang telah menciptakan gaung global dan melampaui tren Internet biasa."
Banyak selebritas juga bergabung dalam diskusi tersebut, dengan Taylor Swift dan Kim Kardashian mempromosikan gaun itu melalui media sosial. Hanya dalam waktu 24 jam, topik tersebut menghasilkan lebih dari 4,4 juta tweet, yang menunjukkan minat besar terhadap warna gaun tersebut.
Telah dipastikan bahwa warna rok yang sebenarnya adalah biru dan hitam. Kesimpulan ini juga mengejutkan banyak orang di klimaks kejadian tersebut. Seiring dengan berjalannya liputan, isu-isu yang relevan secara bertahap diketahui publik, dan media juga menganggapnya sebagai kasus untuk membahas penglihatan manusia dan persepsi warna.
"Persepsi manusia terhadap warna terkadang dapat menjadi rumit karena berbagai faktor."
Banyak ilmuwan telah menjelaskan fenomena ini, dengan menunjukkan bahwa sistem visual manusia akan menafsirkan berbagai hal secara berbeda ketika dihadapkan pada tantangan sumber cahaya dan warna yang berbeda. Kebanyakan orang menganggap persepsi warna sebagai proses psikologis yang kompleks yang melibatkan intensitas cahaya, konteks, dan riwayat visual seseorang. Perbedaan persepsi ini tidak terbatas pada gaun ini saja, tetapi juga terjadi dalam banyak adegan kehidupan sehari-hari.
Kegilaan "gaun biru dan hitam" terus berdampak pada budaya internet, dan survei selanjutnya menunjukkan bahwa insiden tersebut menjadi topik diskusi di banyak bidang, termasuk sosiologi, ilmu saraf, dan psikologi. Hingga saat ini, beberapa netizen masih menggunakan topik ini untuk membahas perbedaan perspektif dan pendapat.
"Apakah yang kita lihat itu nyata? Pertanyaan ini masih memicu banyak pikiran."
Insiden ini membuat kita menyadari bahwa persepsi warna bukan hanya fenomena fisiologis, tetapi juga melibatkan pengaruh pikiran pribadi, latar belakang budaya, dan psikologi sosial. Di dunia yang penuh dengan visi dan emosi, dapatkah kita menjadi lebih sadar akan keterbatasan persepsi kita?