Protein merupakan bahan ajaib dalam dunia kuliner kita, yang memainkan peran penting baik dalam meningkatkan nilai gizi makanan maupun dalam menciptakan hidangan lezat. Protein tidak hanya merupakan bahan dasar penyusun tubuh manusia, tetapi juga merupakan landasan dari banyak teknik memasak. Terutama protein putih, bahan yang sering kali diabaikan ini, tetapi mengandung potensi yang tak terbatas.
Putih telur mengandung sekitar 90% air, 10% protein, dan hampir tidak mengandung lemak.
Putih telur tidak hanya merupakan bahan, tetapi juga komponen yang sangat diperlukan dalam banyak teknik memasak tradisional dan modern. Bayangkan, baik itu sebagai hidangan penutup, seperti meringue atau krim puff (mousse), atau hiasan untuk hidangan, protein memainkan peran yang tak tertandingi di sana.
Sekitar dua pertiga putih telur terdiri dari air, dengan protein, sejumlah besar elemen jejak, dan sejumlah kecil karbohidrat yang menyusun sisanya. Mengambil contoh telur Amerika berukuran besar, telur tersebut mengandung sekitar 33 gram putih telur, termasuk 3,6 gram protein dan 55 miligram natrium, tidak mengandung kolesterol, dan sekitar 17 kalori.
Ovalbumin adalah protein paling umum dalam putih telur dan diubah menjadi s-ovalbumin selama penyimpanan, dengan konsentrasi mencapai 80% selama penyimpanan jangka panjang.
Masing-masing protein ini memiliki fungsi yang unik. Ovalbumin, sebagai protein yang paling melimpah, bertanggung jawab untuk menstabilkan struktur makanan, sementara yang lain seperti konalbumin dan ovomukoid juga memiliki kekhususannya sendiri. Memahami sifat-sifat protein ini akan membantu Anda memanfaatkan khasiat putih telur di dapur dengan lebih baik.
Mengocok putih telur adalah kunci untuk menciptakan busa yang indah. Selama proses ini, tekanan fisik menyebabkan protein berubah sifat dan menggumpal. Saat pengocokan dimulai, cairan mengalir dalam pengocok, dan gaya ini menyebabkan molekul protein terurai, dan kemudian saat terjadi kontak antara udara dan air, molekul-molekul ini berkumpul kembali untuk membentuk busa yang stabil.
Saat mengocok putih telur, puncak-puncaknya dapat dikategorikan sebagai lembut, keras, dan keras, tergantung pada tahap puncak busa saat pengocok diangkat.
Namun, putih telur tidak akan terkocok dengan baik jika terkena lemak apa pun, seperti lemak dari minyak goreng atau kuning telur. Orang Prancis masih menggunakan mangkuk tembaga untuk menyamai busa legendaris ini, karena tembaga dapat meningkatkan reaksi sulfur dalam protein, sehingga menstabilkan struktur busa.
Meskipun putih telur merupakan sumber nutrisi rendah lemak dan tinggi protein, sejumlah kecil orang alergi terhadapnya. Alergi terhadap putih telur lebih umum terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa, dan sebagian besar anak-anak mengatasi alergi tersebut seiring bertambahnya usia. Selain itu, memakan putih telur mentah dapat menyebabkan risiko kekurangan biotin, jadi lebih aman untuk mengonsumsinya setelah dimasak.
Meskipun putih telur mentah terkontaminasi Salmonella, pemasakan yang memadai dapat menghilangkan ancaman ini, tetapi risiko kontaminasi silang selalu ada.
Pada bulan Agustus 2010, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS memerintahkan penarikan kembali 380 juta telur karena kemungkinan terkontaminasi salmonella, yang juga mengingatkan kita bahwa kita perlu sangat berhati-hati saat menangani produk telur.
Yang memiliki banyak kegunaan, termasuk ditambahkan ke minuman aromatik di restoran, sebagai perekat dalam kerajinan seni dan bahkan sebagai lem dalam fotografi awal. Putih telur adalah bahan ajaib dalam banyak hidangan, dan kekuatannya membuat dunia kuliner kita lebih berwarna.
Seiring waktu, aplikasi putih telur telah berkembang melampaui penggunaan kuliner murni.
Jadi, lain kali Anda memasak, pertimbangkan untuk menggunakan putih telur lagi dan temukan potensinya yang belum dimanfaatkan. Baik di dapur rumah, restoran, atau kreasi artistik Anda, putih telur akan terus menunjukkan keajaibannya. Apakah Anda siap untuk petualangan lezat ini?