Dalam fisika partikel, diagram Dalitz merupakan alat yang ampuh yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku produk peluruhan tiga benda tertentu. Grafik dua dimensi ini dapat menunjukkan frekuensi relatif dari berbagai jalur peluruhan dengan jelas, sehingga mengungkap karakteristik gerak partikel yang relevan. Dengan menganalisis pola-pola ini, fisikawan dapat memahami dinamika peluruhan partikel yang kompleks dan menemukan partikel baru dalam eksperimen fisika berenergi tinggi, khususnya dalam studi boson Higgs.
Diagram Dalitz menyediakan alat yang sangat baik untuk mempelajari dinamika peluruhan tiga benda.
Sumbu horizontal dan vertikal diagram Dalitz tradisional menggambarkan massa kuadrat invarian dari dua pasang produk peluruhan. Misalnya, misalkan partikel A meluruh menjadi partikel 1, 2, dan 3. Maka untuk peluruhan ini, diagram Dalitz dapat memiliki m12 sebagai sumbu x dan m23 sebagai sumbu y. Metode ini tidak hanya memungkinkan fisikawan untuk secara intuitif memahami interaksi antara partikel, tetapi juga menangkap karakteristik penting dari proses peluruhan.
Ketika tidak ada korelasi sudut antara produk peluruhan, distribusi variabel-variabel ini datar. Namun, simetri dapat memaksakan beberapa pembatasan pada distribusi, yang menghasilkan pola distribusi yang tidak seragam dalam plot Dalitz. Ini memberikan informasi penting tentang sifat-sifat partikel dan dapat mengungkapkan interaksi mendasar di antara mereka.
Proses resonansi sangat erat kaitannya dengan peluruhan tiga benda, yang berarti bahwa setelah sebuah partikel meluruh menjadi dua produk, salah satu produk dapat langsung meluruh menjadi dua produk tambahan. Dalam kasus ini, distribusi diagram Dalitz akan menunjukkan fitur yang tidak homogen dengan puncak yang jelas di dekat massa peluruhan resonansi. Diagram tersebut tidak hanya mengungkap sifat resonansi, tetapi juga membantu peneliti memahami bagaimana dan kapan partikel meluruh.
Peluruhan tiga benda sering kali didominasi oleh proses resonansi, yang membuat penerapan diagram Dalitz menjadi lebih penting.
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh R.H. Dalitz pada tahun 1953 untuk mempelajari peluruhan meson kaon. Saat itu, Kaon disebut "meson tau". Seiring berjalannya waktu, penerapan diagram Dalitz diperluas hingga mencakup analisis peluruhan empat benda. Diagram Dalitz empat partikel khusus untuk kinematika nonrelativistik pertama kali digunakan untuk mempelajari dinamika beberapa benda selama fragmentasi empat benda atom.
Dalam aplikasi praktis, pemodelan diagram Dalitz mungkin rumit karena bentuknya. Namun, dengan memperkenalkan variabel kinematik yang tepat, diagram Dalitz dapat diubah menjadi bentuk persegi panjang, yang disebut "diagram Dalitz kuadrat". Teknik ini memungkinkan kita menganalisis data secara lebih intuitif dan mudah, terutama saat menghadapi beberapa jalur peluruhan.
Peran utama diagram Dalitz dalam eksperimen fisika energi tinggi saat ini, terutama dalam studi boson Higgs, menunjukkan potensinya untuk eksplorasi partikel baru di luar Model Standar. Para peneliti semakin mengandalkan gambar-gambar ini untuk menguraikan interaksi halus antara partikel dan menyimpulkan kemungkinan fenomena fisik.
Melihat kembali perkembangan diagram Dalitz dan penerapannya dalam peluruhan partikel, kita jadi bertanya-tanya bagaimana eksperimen berenergi tinggi di masa depan akan menggunakan alat ini untuk mengungkap lebih banyak misteri alam semesta?