Di lingkungan perkotaan saat ini, dengan perubahan iklim dan pertumbuhan populasi yang cepat, kota-kota menghadapi banyak tantangan seperti banjir, suhu tinggi, dan polusi lingkungan. Metode infrastruktur tradisional sering kali tidak dapat menyelesaikan masalah ini secara efektif, dan konsep "infrastruktur hijau" telah muncul untuk memberikan solusi berkelanjutan melalui interaksi dengan alam.
Infrastruktur hijau mengacu pada sistem yang menggunakan unsur-unsur alam untuk meningkatkan lingkungan perkotaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada pengelolaan air hujan, adaptasi iklim, peningkatan keanekaragaman hayati, dan peningkatan kualitas udara. Dalam sistem seperti itu, ruang hijau dan lingkungan alami di kota-kota dipandang sebagai bagian dari infrastruktur yang dapat memberikan banyak manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Infrastruktur hijau lebih dari sekadar menanam pohon atau menambah taman; ini adalah cara berpikir baru yang mengintegrasikan alam dengan kehidupan perkotaan untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan lebih berkelanjutan.
Infrastruktur biru-hijau menggabungkan pengelolaan badan air dengan infrastruktur hijau, seperti penggunaan sungai, danau, dan taman hujan di kota untuk mengendalikan aliran air dan meningkatkan kualitas air. Dengan model ini, kota tidak hanya dapat mengelola sumber daya air secara lebih efisien, tetapi juga meningkatkan ekosistem kota dan meningkatkan kualitas hidup warga.
Banyak kota di seluruh dunia telah mulai menerapkan infrastruktur hijau. Ambil contoh kota Baltimore di Amerika Serikat. Dengan memasang taman hujan dan atap hijau, kota ini tidak hanya meningkatkan pengelolaan air kota, tetapi juga menciptakan ruang hijau baru, yang mendorong interaksi sosial dan pembangunan ekonomi di masyarakat.
Melalui proyek infrastruktur hijau ini, kualitas hidup warga telah meningkat secara signifikan dan dapat membawa manfaat ekonomi jangka panjang bagi kota.
Infrastruktur hijau tidak hanya membantu melindungi lingkungan, tetapi juga meningkatkan keadilan sosial. Seiring bertambahnya ruang hijau, masyarakat mengalami peningkatan indikator kesehatan publik, terutama di daerah yang secara historis kekurangan ruang hijau. Selain itu, dengan mendorong inklusi sosial, infrastruktur hijau juga dapat mempersempit kesenjangan antara kelompok etnis yang berbeda.
Meskipun banyak kasus yang berhasil, promosi infrastruktur hijau masih menghadapi banyak tantangan, termasuk dana yang tidak mencukupi, kesadaran sosial yang tidak memadai, dan kesulitan dalam implementasi. Di masa mendatang, kita membutuhkan lebih banyak dukungan kebijakan dan partisipasi sosial untuk mendorong implementasi konsep ini.
Kunci keberhasilan pembangunan infrastruktur hijau terletak pada bagaimana melibatkan seluruh masyarakat dalam proses ini.
Infrastruktur hijau merupakan solusi inovatif yang memanfaatkan kekuatan alam untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi kota, menjadikan kota lebih berkelanjutan dan layak huni. Dalam proses ini, bagaimana menyeimbangkan kebutuhan alam dan kota terkait erat dengan partisipasi warga. Apakah ini pertanyaan yang layak direnungkan?