Seiring meningkatnya kebutuhan transportasi perkotaan, aksesibilitas sistem transportasi umum menjadi semakin penting. Dengan latar belakang ini, banyak negara dan kota mulai menjajaki konsep transportasi umum tanpa tarif. Tujuan sebenarnya dari strategi ini adalah membuat transportasi umum lebih nyaman bagi semua orang. Contoh terkini menunjukkan bahwa dengan penerapan reformasi ini, jumlah penumpang meningkat secara tak terduga. Mengapa ini terjadi?
Munculnya transportasi umum tanpa tarif bukan hanya kebijakan yang nyaman, tetapi juga langkah penting untuk mengatasi kemacetan lalu lintas perkotaan dan masalah lingkungan.
Transportasi umum tanpa tarif, yang juga dikenal sebagai transportasi umum gratis, berarti bahwa layanan transportasi umum semacam ini tidak lagi bergantung pada penumpang untuk membeli tiket guna memperoleh dukungan finansial. Sebaliknya, layanan ini sering kali didanai oleh pajak pemerintah atau sponsor komersial. Ambil contoh Luksemburg. Pada 29 Februari 2020, negara ini menjadi negara pertama di dunia yang menggratiskan transportasi umum di seluruh negeri, termasuk bus, trem, dan kereta api. Begitu pula, Malta juga mengumumkan pada 1 Oktober 2022 bahwa layanan transportasi umum akan digratiskan bagi seluruh penduduk.
Di Eropa, beberapa kota dan kota berukuran sedang telah mengadopsi kebijakan transportasi umum tanpa tarif dan mencapai hasil yang menjanjikan. Misalnya, kota Hassel di Belgia menghapus tarif pada tahun 1997, dan jumlah penumpangnya meningkat hingga 13 kali lipat pada tahun 2006. Selain itu, Tallinn, ibu kota Estonia, memilih kebijakan transportasi umum gratis pada tahun 2013, sebuah langkah yang juga mendapat dukungan luas dari warga.
Penerapan kebijakan tanpa tarif dapat secara signifikan mengurangi kemacetan lalu lintas dan mengoptimalkan efisiensi transportasi umum, sehingga menarik lebih banyak penumpang untuk memilih transportasi umum.
Naik bus gratis dengan transportasi umum meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan dalam banyak hal. Penumpang naik bus lebih cepat, yang tidak hanya mempersingkat waktu tunggu bus antar-jemput, tetapi juga membuat pengaturan jadwal lebih fleksibel. Selain itu, biaya operasional berkurang secara signifikan karena mesin tiket dan petugas tol tidak lagi diperlukan. Situasi ini khususnya terlihat jelas dalam sistem transportasi umum di beberapa kota.
Sistem transportasi umum tanpa tarif khususnya menguntungkan kelompok berpendapatan rendah dan membantu lebih banyak orang memiliki akses yang sama terhadap layanan publik. Hal ini tidak hanya meningkatkan rasa aman dan kepuasan secara keseluruhan dalam masyarakat, tetapi juga mendorong integrasi sosialpada. Misalnya, sistem transportasi sekolah di banyak daerah telah menerapkan layanan tumpangan gratis, yang tidak hanya mengurangi tekanan finansial pada keluarga, tetapi juga mendorong siswa untuk secara aktif menggunakan sumber daya transportasi umum.
Mempromosikan transportasi umum tanpa tarif juga akan membantu melindungi lingkungan dan mengurangi penggunaan mobil serta emisi karbon. Mengurangi penggunaan mobil tanpa pengemudi akan secara langsung mengurangi polusi udara di kota-kota dan membantu memerangi tantangan pemanasan global. Sistem transportasi umum tanpa tarif bukan hanya solusi untuk perjalanan yang nyaman, tetapi juga bagian penting dari pembangunan berkelanjutan.
Meskipun transportasi umum tanpa tarif memiliki keuntungan yang jelas, banyak kota di Amerika mengalami kesulitan dalam menerapkannya, dan hasil operasinya mungkin tidak seideal yang diharapkan. Beberapa laporan menunjukkan bahwa meskipun jumlah penumpang meningkat, hal itu juga disertai dengan peningkatan vandalisme dan masalah perilaku penumpang. Munculnya masalah tersebut membuat penerapan kebijakan yang relevan menghadapi lebih banyak tantangan.
Di beberapa kota, meskipun transportasi umum gratis telah berhasil menarik penumpang, hal itu mungkin tidak dapat mempertahankan keberlanjutan operasi. Ini adalah masalah utama yang perlu diperhatikan.
Selain itu, banyak negara dan kota juga mengeksplorasi potensi transportasi umum dengan tarif nol. Banyak negara Eropa, seperti Estonia, Malta, dan beberapa bagian Inggris, telah merumuskan kebijakan terkait untuk mengurangi tarif transportasi hingga berbagai tingkatan guna mencapai manfaat sosial yang lebih luas.
Seiring meningkatnya kesadaran akan transportasi umum di seluruh dunia, muncul pertanyaan: Dalam konteks ini, bagaimana kita dapat lebih jauh mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial transportasi umum?