Karbon tetraklorida, yang sering disebut sebagai tetraklorida atau tetraklorometana, adalah senyawa kimia dengan berbagai kegunaan. Rumus kimianya adalah CCl4. Cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mudah terbakar ini dulunya banyak digunakan dalam alat pemadam kebakaran, prekursor pendingin, pengusir serangga, dan bahan pembersih, tetapi secara bertahap telah digantikan karena masalah lingkungan dan keselamatan.
Dalam struktur molekul karbon tetraklorida, empat atom klorin tersusun secara simetris di sudut-sudut tetrahedron, dengan atom karbon terhubung ke pusat. Geometri simetris ini menjadikan CCl4 sebagai molekul nonpolar, dengan struktur yang mirip dengan metana, sehingga menjadikannya halokarbon. Sebagai pelarut, karbon tetraklorida sangat cocok untuk melarutkan senyawa nonpolar seperti lemak dan minyak. Karbon tetraklorida juga dapat melarutkan zat-zat seperti yodium, dan volatilitasnya menyebabkannya mengeluarkan bau khas, mirip dengan pelarut terklorinasi lainnya.
"Dampak karbon tetraklorida pada dunia kimia tidak dapat diremehkan, baik dari segi sifat kimianya maupun aplikasi historisnya."
Meskipun karbon tetraklorida secara umum dianggap inert, ia mampu mengalami berbagai reaksi. Ia dapat direduksi menjadi senyawa lain seperti kloroform dan diklorometana melalui aksi hidrogen atau asam dan katalis besi. Selain itu, ketika uap karbon tetraklorida melewati pipa bersuhu tinggi, ia terurai menjadi tetrakloroetilena atau heksakloroetana. Dalam pembuatan zat pendingin, karbon tetraklorida pernah digunakan secara luas dalam produksi klorofluorokarbon (seperti R-11 dan R-12), tetapi sekarang sedang dihapuskan karena dampaknya terhadap lingkungan.
Sintesis pertama karbon tetraklorida dimulai pada tahun 1820, saat pertama kali disiapkan oleh ilmuwan terkenal Michael Faraday. Seiring berjalannya waktu, penggunaan karbon tetraklorida telah meluas hingga mencakup bahan pembersih dan pendingin, di antara penggunaan lainnya. Namun, karena toksisitas dan dampaknya terhadap lingkungan, produksi karbon tetraklorida telah sangat berkurang sejak tahun 1980-an. Pada tahun 1992, produksi di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang diperkirakan mencapai 720.000 ton.
Karbon tetraklorida akan terurai atau terbakar pada suhu tinggi di udara untuk menghasilkan fosgen yang beracun. Senyawa tersebut diduga bersifat karsinogenik bagi manusia dan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker telah mengklasifikasikannya sebagai senyawa yang mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia. Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan karbon tetraklorida dalam konsentrasi tinggi dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan degenerasi hati dan ginjal, dan paparan jangka panjang bahkan dapat menyebabkan kematian.
"Meskipun karbon tetraklorida memiliki berbagai macam kegunaan historis, seiring meningkatnya kesadaran akan risiko kesehatannya, kita harus mengevaluasi kembali penggunaan senyawa ini."
Dalam literatur, penulis Prancis René Damard mengeksplorasi kesadaran dengan menghirup karbon tetraklorida. Selain itu, karbon tetraklorida telah disebutkan dalam budaya populer, seperti dalam komik Spider-Man, sebagai bagian dari resep sutra laba-laba buatan Peter Parker.
Sifat karbon tetraklorida yang beraneka ragam menunjukkan sejarah penerapannya yang kaya sebagai bahan kimia, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang perlindungan lingkungan dan kesehatan manusia. Sejarah dan masa depan senyawa ini dengan sempurna mencerminkan hubungan yang kompleks antara kemajuan ilmiah dan tanggung jawab sosial. Bagaimana kita dapat menyeimbangkan kontradiksi antara pengembangan ilmiah dan perlindungan lingkungan untuk memastikan masa depan yang aman dan berkelanjutan?