Memori merupakan bagian integral dari kehidupan kita, namun, beberapa orang memiliki kemampuan memori luar biasa yang memungkinkan mereka mengingat kembali peristiwa masa lalu secara mendetail. Kondisi hipermemori ini serumit labirin, termasuk hipertimia, memori eidetik, sinestesia, dan memori emosional. Artikel ini akan membahas cara kerja fenomena memori ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap individu.
Memori transpersonal, atau Hipertimia, adalah kemampuan memori otobiografi khusus. Mereka yang terpengaruh oleh fenomena ini mampu mengingat setiap detail kehidupan mereka, bahkan hingga pakaian dan cuaca di masa lalu. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk secara mental membuat "kalender mental" tertentu yang memungkinkan mereka untuk menciptakan kembali memori secara akurat.
Menariknya, orang-orang dengan memori superpersonal ini tidak selalu berhasil dalam tes memori lainnya; bahkan, kinerja mereka mungkin tidak jauh berbeda dari orang pada umumnya.
Saat ini, penelitian ilmu saraf tentang memori transpersonal masih relatif langka. Inti dari fenomena ini adalah bahwa individu secara tidak normal sensitif terhadap isyarat yang memicu memori, yang berarti mereka tidak dapat mematikan mode mengingat mereka. Ketika detail kecil muncul, hal itu memicu memori mereka. Fenomena ini melibatkan fungsi seluruh sistem bantu otak depan dan menunjukkan karakteristik dari beberapa jenis gangguan perkembangan, yang dapat menjelaskan kemampuan memorinya yang luar biasa kuat.
Pada tahun 2016, ada sekitar 61 kasus memori transpersonal yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Sebaliknya, orang-orang jenius dengan minat khusus biasanya menunjukkan memori yang luar biasa dalam kategori tertentu, sedangkan penghafal transpersonal mampu mengingat informasi secara akurat di berbagai kategori yang lebih luas.
Kemampuan ini memungkinkan subjek untuk mengingat cuaca, kehidupan pribadi, dan peristiwa berita lainnya yang terjadi pada tanggal historis mana pun.
Memori imaji, yang juga dikenal sebagai ingatan universal, mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengingat sejumlah besar gambar, suara, dan objek dengan akurasi yang luar biasa. Menurut beberapa penelitian, anak-anak yang terpapar rangsangan visual mampu menciptakan kembali secara rinci apa yang mereka lihat bahkan jika gambar tersebut dihilangkan. Yang istimewa dari memori ini adalah kejelasan dan persistensinya, yang bahkan memungkinkan orang yang mengingatnya untuk merasakan pengalaman visual tersebut.
Kemampuan untuk mengingat gambaran mental terkadang dapat tumpang tindih dengan gejala psikosis dan, misalnya, dapat diduga sebagai halusinasi dalam beberapa kasus.
Banyak ilmuwan mempertanyakan keberadaan memori imaji, percaya bahwa fenomena tersebut mungkin hanya legenda urban atau mitos yang belum dikonfirmasi. Meskipun ada beberapa individu yang mengaku memiliki kemampuan ini, sebagian besar contoh sulit ditiru dalam lingkungan ilmiah, yang semakin memperkuat pandangan ini. Hingga saat ini, tidak ada juara memori yang terbukti memiliki memori imajinasi, dan semua kemampuan memori mereka bergantung pada strategi memori tertentu.
Penghafal yang sangat berbakat sering kali adalah orang-orang dengan disabilitas perkembangan yang unggul dalam bidang tertentu, suatu kondisi yang disebut sindrom savant. Individu-individu ini cenderung asyik dengan minat dan ingatan mereka sendiri, dan dapat menunjukkan memori yang luar biasa dalam bidang tertentu. Contoh yang terkenal adalah Kim Peek, yang digambarkan dalam film Rain Man, yang mampu menghafal sejumlah besar data di usia yang sangat muda.
Fenomena serupa telah diamati dalam berbagai jenis kejeniusan lainnya, seperti mereka yang menunjukkan kemampuan memori yang luar biasa dalam musik dan angka.
Meskipun hipermemori mungkin tampak seperti sifat positif, pada kenyataannya, efek negatif dari memori ini tidak dapat diabaikan. Banyak orang dengan kemampuan ini menggambarkan memori mereka seperti film tanpa akhir, yang terus-menerus memutar ulang kejadian masa lalu. Selain itu, kepekaan terhadap memori ini mungkin juga berasal dari pengalaman traumatis di masa kecil, sehingga sulit bagi mereka untuk menghindari rasa sakit di masa mendatang. Situasi seperti itu tidak hanya memengaruhi kemampuan mereka untuk terhubung dengan orang lain, tetapi juga dapat memperburuk respons stres psikologis mereka.
Apakah memiliki memori yang sangat baik benar-benar merupakan berkah, atau apakah itu belenggu tersembunyi di pikiran? Mungkin penelitian di masa mendatang akan memberi kita pemahaman yang lebih dalam. Dari pengalaman pribadi, apakah keindahan memori yang menarik kita, atau apakah rasa sakit kehilangan yang membuat kita tidak dapat melepaskannya?