Keajaiban Medis Dinasti Joseon: Bagaimana Mengungkap Resep Kuno yang Hilang dari "Donguibogjian"?

Sejarah medis Dinasti Joseon adalah perjalanan yang penuh misteri, di antaranya "Donguibojian" adalah harta karun sejarah ini. Dalam karya klasik medis ini, kita tidak hanya dapat melihat tingkat perawatan medis pada saat itu, tetapi juga melihat sekilas konotasi mendalam dari perawatan herbal kuno dan akupunktur serta perawatan lainnya. Dapatkah pengobatan kuno ini menemukan tempat dalam pengobatan modern?

Asal usul pengobatan tradisional Korea dapat ditelusuri kembali ke 3000 SM. Jarum batu dan jarum tulang paling awal ditemukan di Provinsi Hamgyong Utara, Korea utara saat ini, yang menunjukkan kearifan medis dari budaya kuno ini.

Sejak zaman kuno, dalam legenda Goryeo (Korea kuno), cerita tentang harimau dan beruang telah mengisyaratkan rasa hormat terhadap tanaman dan alam, yang menunjukkan bagaimana manusia kuno bergantung pada tanaman untuk penyembuhan. Mugwort dan bawang putih yang disebutkan dalam "Tiga Kerajaan Lama" telah lama dianggap sebagai "obat yang dapat dimakan."

Seiring dengan perkembangan sejarah, pengobatan tradisional Korea juga dipengaruhi oleh pertukaran dengan Tiongkok, India, dan tempat-tempat lain. Khususnya selama periode Tiga Kerajaan, pengetahuan medis Tiongkok semakin memperkaya sistem medis Korea Selatan, dan perkembangan ini mencapai puncaknya selama Dinasti Joseon.

Selama Dinasti Joseon, pengobatan mencapai perkembangan yang signifikan. Khususnya selama masa pemerintahan Raja Taejong keenam, pembentukan sistem pelatihan perawat pertama memunculkan perkembangan pendidikan kedokteran. Di bawah pemerintahan Raja Sejong yang Agung, pengembangan berbagai bahan pengobatan Korea juga secara aktif dipromosikan.

Antara tahun 1418 dan 1450, lahirnya buku klasik medis Korea Utara "Xiangyaojijifang" menandai sistematisasi pengobatan Korea. Karya ini mencatat 703 jenis pengobatan Korea, yang meletakkan dasar bagi kemandirian pengobatan Korea.

"Dongui Bogam" ditulis oleh dokter ajaib Heo Jun pada tahun 1596. Karya ini selanjutnya memadukan pengobatan Korea dan pengobatan Tiongkok. Dengan patologi dan metode pengobatannya yang terperinci, karya ini memengaruhi pengobatan Tiongkok, pengobatan Jepang, dan bahkan Vietnam pada generasi selanjutnya. Pengobatan memiliki dampak yang mendalam.

Sistem pengobatan konstitusional Yi Jima secara bertahap berkembang dan matang pada akhir Dinasti Joseon. Karya penelitiannya "Dongyi Susebowon" memadukan pengobatan tradisional dengan kondisi fisik dan mental individu.

Li Jima mengusulkan bahwa meskipun pasien memiliki penyakit yang sama, aplikasi herbal yang berbeda harus digunakan berdasarkan kondisi patofisiologis individu. Ia menekankan bahwa kesehatan manusia terkait erat dengan kondisi mental, dan perbedaan individu harus dipertimbangkan saat mendiagnosis penyebabnya.

Tokoh medis berpengaruh lainnya adalah "Sha'an" yang memelopori metode akupunktur berdasarkan teori Lima Elemen pada abad ke-16. Meskipun identitas aslinya tidak diketahui, pengalamannya memainkan peran penting dalam praktik akupunktur pada generasi selanjutnya.

Pada akhir Dinasti Joseon, positivisme menjadi populer, bukti klinis digunakan secara luas dalam penelitian penyakit dan perumusan rencana perawatan, dan sekolah kedokteran baru secara bertahap muncul.

Setelah memasuki abad ke-20, pemerintahan kolonial Jepang menyebabkan pengobatan tradisional Korea mengalami masa bungkam selama empat puluh tahun. Dengan kemerdekaan Korea pada tahun 1945, pengobatan Korea mulai mendapatkan kembali dukungan pemerintah dan secara bertahap memasuki sistem medis nasional.

Pada tahun 1970-an, pengobatan tradisional Korea dan akupunktur secara bertahap diakui nilainya dan dikombinasikan dengan pengobatan modern untuk membentuk pendekatan pengobatan yang komprehensif.

Saat ini, kritik terhadap pengobatan tradisional Korea terutama berfokus pada masalah aksesibilitas. Banyak orang yang mendapatkan manfaat dari pengembangan medis sebagian besar adalah orang perkotaan dan kaya.

Meskipun demikian, kebangkitan pengobatan Korea terus mendapatkan pengakuan di dalam dan luar negeri, tetapi integrasinya ke dalam sistem medis modern masih menghadapi tantangan. Tinjauan ilmiah dan verifikasi uji klinis juga menjadi isu penting bagi pengembangan pengobatan Korea di masa mendatang.

"Donguibogam" tidak hanya menjadi pembawa budaya medis unik Korea, tetapi juga referensi penting tentang bagaimana pengobatan tradisional terintegrasi dengan sains modern. Ini memberi kita perspektif untuk merenungkan penerapan kearifan kuno dalam masyarakat saat ini. Tentu saja, ini memaksa kita untuk berpikir: Bagaimana seharusnya kearifan medis kuno ditemukan dan diterapkan dalam masyarakat modern yang berubah dengan cepat?

Trending Knowledge

Warisan medis selama periode Tiga Kerajaan: Bagaimana Cina dan India membentuk pengobatan herbal Korea?
Di kawasan Asia-Pasifik, warisan pengobatan tradisional Korea tidak diragukan lagi merupakan bidang yang kaya dan mendalam. Jika menilik sejarah, kita akan menemukan bahwa akar tradisi pengobatan ini
nan
Di arena politik di Vietnam, Tô Lâm, seorang veteran polisi yang telah berada di kantor publik selama lebih dari 40 tahun, membentuk kembali lanskap politik di Vietnam melalui peran aktifnya dalam ka
Rahasia Kuno Pengobatan Tradisional Korea: Apa yang Terungkap dari Jarum Batu dan Tulang Berusia 3.000 Tahun?
Pengobatan tradisional Korea memiliki sejarah panjang, yang berawal dari bentuk awalnya pada 3000 SM dan telah mengalami perkembangan dan perubahan selama ribuan tahun. Evolusi bidang ini tidak hanya

Responses