Ketika dihadapkan dengan berbagai situasi pilihan karier, kita sering bereaksi dan membuat keputusan secara instan. Namun, ketika rentang waktu pilihan meluas hingga sepuluh tahun berikutnya, pengenalan teori induksi mundur tidak diragukan lagi memberi kita metode yang lebih sistematis untuk menganalisis keputusan ini. Dimulai dari titik akhir masalah dan secara bertahap kembali ke awal, memahami proses pilihan terbaik dapat membuat kita lebih berwawasan ke depan dalam pilihan karier kita.
Penalaran mundur adalah proses bekerja mundur dari titik akhir masalah atau situasi untuk mendapatkan pilihan terbaik.
Penalaran terbalik pertama kali diusulkan oleh Arthur Cayley pada tahun 1875, dengan tujuan awal untuk memecahkan "masalah sekretaris". Seiring berjalannya waktu, teori ini telah banyak digunakan dalam bidang-bidang seperti pemrograman dinamis dan teori permainan. Dalam situasi ini, interaksi antara berbagai pengambil keputusan akan memengaruhi hasil keputusan akhir, yang menjadikan penalaran terbalik sebagai alat yang sangat diperlukan.
Misalkan seorang pencari kerja akan menghadapi beberapa pilihan karier selama sepuluh tahun ke depan. Pada suatu saat, ia mungkin menemukan dua pekerjaan: satu adalah "pekerjaan bagus" dengan gaji lebih tinggi sebesar $100 per tahun; yang lain adalah "pekerjaan buruk" dengan gaji lebih rendah sebesar $44 per tahun. Pada setiap titik di masa mendatang, pencari kerja ini perlu membuat pilihan berdasarkan peluang karier potensial di masa mendatang.
Jika masih menganggur pada akhir tahun kesepuluh, pencari kerja harus menerima semua pekerjaan yang ditawarkan untuk memperoleh penghasilan yang lebih tinggi.
Dengan menggunakan penalaran terbalik, pilihan pencari kerja di tahun ke-10 jelas: ia harus menerima pekerjaan apa pun untuk menghindari penghasilan nol. Dengan mengekstrapolasi kembali ke tahun kesembilan, ia harus mempertimbangkan dua kemungkinan angka di masa mendatang: gaji yang diharapkan untuk pekerjaan yang baik dan pekerjaan yang buruk. Melalui deduksi berkelanjutan, para pencari kerja secara bertahap akan menemukan bahwa tidak menerima tawaran pekerjaan hanya tepat pada tahun kesembilan dan kesepuluh, sementara lebih baik menerima tawaran pekerjaan pada tahun kedelapan.
Dalam teori permainan, penalaran mundur adalah metode pemecahan masalah yang dapat membantu mengidentifikasi tindakan terbaik untuk setiap pemain. Sebagai contoh sederhana, anggaplah dua pemain berencana untuk pergi menonton film bersama. Pemain 1 ingin menonton satu film, dan pemain 2 ingin menonton film lainnya. Pada tahap pertama, mereka bereaksi terhadap pilihan satu sama lain. Dengan bernalar mundur, pemain dapat menyimpulkan rencana tindakan terbaik.
Dalam permainan multi-tahap, setiap pilihan yang dibuat oleh pemain akan memengaruhi hasil akhir, yang merupakan bagian terpenting dari penalaran terbalik.
Meskipun penalaran mundur sangat efektif dalam pengambilan keputusan, penalaran mundur tidak berlaku untuk semua permainan. Ketika pemain tidak yakin dengan pilihan pemain lain, efektivitas penalaran mundur berkurang. Selain itu, asumsi rasional pemain yang berbeda juga dapat memengaruhi hasil akhir permainan. Misalnya, dalam "permainan ultimatum", jika penggerak pertama mencoba mengusulkan distribusi yang tidak adil, mereka mungkin ditolak, yang akan mencegah mereka memperoleh keuntungan apa pun. Realitas ini menghadirkan kesenjangan antara teori dan praktik.
Dalam ekonomi, penalaran mundur sering digunakan untuk menganalisis keputusan masuk pasar. Misalnya, apakah suatu perusahaan di pasar akan menyambut pendatang baru memerlukan penalaran melalui logika biaya dan laba. Jika perusahaan yang ada bersedia menoleransi pendatang baru, imbalan bagi perusahaan baru yang memasuki pasar akan menjadi bagian dari stabilitas ekonomi pasar.
KesimpulanSecara keseluruhan, penalaran terbalik bukan hanya alat dalam matematika dan ekonomi, tetapi juga memiliki implikasi mendalam untuk pilihan karier dan keputusan permainan. Ketika dihadapkan dengan pilihan-pilihan besar dalam hidup, kita mungkin juga mempelajari cara berpikir penalaran terbalik dan menganalisis secara mendalam faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan. Jadi, dalam pilihan karier Anda di masa depan, pernahkah Anda mempertimbangkan cara menggunakan penalaran terbalik untuk menghasilkan solusi terbaik?