Dalam anatomi manusia pria, kulup (juga disebut preputium) adalah lapisan ganda kulit dan jaringan mukosa yang terletak di ujung distal penis, yang menutupi kepala penis dan lubang uretra. Kulup bersifat fleksibel dan elastis serta dapat menjaga kesehatan kepala penis dalam lingkungan yang lembap. Kulup penis, struktur fisiologis yang mirip dengan manusia, terdapat di alat kelamin sebagian besar mamalia, yang telah memicu pemikiran mendalam tentang fungsi dan evolusi kulup.
Sebagian besar mamalia, termasuk primata nonmanusia, memiliki struktur seperti kulup.
Bagian luar kulup merupakan kelanjutan dari kulit batang penis dan memperlihatkan epitel skuamosa berkeratin. Kulup bagian dalam merupakan kelanjutan dari epitel kepala penis dan memperlihatkan mukosa bersisik yang halus. Struktur ini tidak hanya memiliki kemampuan penyembuhan diri yang baik, tetapi juga secara efektif melindungi penis yang sedang berkembang. Luas kulup bervariasi tergantung pada perbedaan individu. Kulup dan kepala penis terhubung pada awal masa kanak-kanak, dan biasanya terpisah sepenuhnya saat pubertas. Ini merupakan proses perkembangan alami.
Lapisan dalam kulup kaya akan ujung saraf khusus yang sensitif terhadap sentuhan dan dapat meningkatkan kenikmatan seksual.
Kulup, sebagai warisan evolusi manusia, terdapat pada banyak organisme bermembran. Pada primata nonmanusia seperti simpanse, kulup penis juga menutupi sebagian atau seluruh kepala penis. Organisasi Kesehatan Dunia menerbitkan sebuah studi tentang kulup pada tahun 2007, meyakini bahwa kulup mungkin memiliki beberapa fungsi, termasuk menjaga kepala penis tetap lembap, melindungi penis yang sedang berkembang, dan meningkatkan kenikmatan seksual.
Keberadaan kulup terkait dengan adaptasi bertahan hidup banyak organisme. Ini adalah mekanisme evolusi kuno.
Meskipun kulup dianggap sebagai anatomi normal dalam banyak budaya, kulup juga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk foreshitis, fimosis, dan banyak lagi. Pada bayi dan anak kecil, kulup biasanya tidak dapat dipisahkan secara manual, sehingga gerakan yang dipaksakan dapat menyebabkan rasa sakit dan mikrotrauma. Komunitas medis masih terbagi dalam hal keragaman kulup, dengan beberapa menganggapnya sebagai struktur pelindung yang penting dan yang lain menganggapnya sebagai jaringan yang berlebihan.
Kuliah bukan hanya bagian dari sistem reproduksi pria, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan seksual dan kebersihan secara keseluruhan.
Dalam beberapa budaya, sunat dianggap sebagai praktik umum, baik karena keyakinan agama maupun alasan kesehatan. Beberapa pria akan menggunakan berbagai metode untuk menumbuhkan kembali kulup, meskipun proses ini sering kali tidak dapat sepenuhnya mengembalikan sifat alami kulup. Secara historis, kulup dianggap sebagai simbol kecantikan pria.
Melepas atau mempertahankan kulup bukan hanya pilihan fisiologis, tetapi juga simbol identitas budaya.
Seiring bertambahnya pemahaman kita tentang kulup, kita jadi bertanya-tanya: Apakah kulup masih memiliki arti penting karena adaptasi evolusinya dalam masyarakat saat ini, atau sudahkah ia secara bertahap kehilangan maknanya seiring dengan perubahan zaman?