Mikroskopi intravital adalah teknologi yang belum pernah ada sebelumnya yang memungkinkan peneliti untuk mengamati proses biologis pada hewan hidup. Berkat perkembangan teknologi ini secara bertahap, perilaku sel, jaringan, dan bahkan organ kita kini dapat diamati secara terperinci dalam lingkungan biologis yang nyata, sehingga semakin meningkatkan pemahaman kita tentang kesehatan dan penyakit.
Mikroskopi intravital memungkinkan peneliti untuk mengamati perilaku sel tanpa mengganggu lingkungan alaminya, sehingga membuka peluang baru dalam berbagai bidang ilmu hayat.
Teknologi ini terutama dicapai dengan menanamkan jendela pencitraan pada hewan. Setelah operasi, peneliti dapat mengulangi pengamatan selama beberapa hari atau minggu setelah operasi, untuk memperoleh informasi mendalam tentang fisiologi. Misalnya, saat mempelajari sel hati pada tikus, peneliti dapat menanamkan jendela pencitraan di perut tikus. Prosedur pembedahan tersebut sering kali disertai dengan anestesi untuk melindungi kesehatan hewan.
Mikroskopi intravital sangat penting dalam banyak bidang seperti neurologi, imunologi, dan penelitian sel punca. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengamati perkembangan penyakit atau efek obat dan membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana sel berperilaku.
Mikroskopi intravital dapat dilakukan menggunakan berbagai teknik optik, termasuk mikroskop fluoresensi bidang lebar, mikroskop konfokal, dan mikroskop resolusi tinggi. Pemilihan teknik yang tepat terutama bergantung pada kedalaman pencitraan dan detail interaksi seluler yang perlu ditangkap.
Jika area yang diinginkan berada 50-100 mikron di bawah permukaan jaringan dan interaksi skala kecil antara sel perlu ditangkap, maka mikroskop resolusi tinggi akan menjadi pilihan terbaik. Mikroskop ini menawarkan penetrasi yang lebih dalam daripada mikroskop konfokal foton tunggal dan dapat memvisualisasikan sel di bawah jaringan tulang, seperti yang ada di sumsum tulang.Dengan menggunakan teknik pelabelan fluoresensi dan mikroskopi dengan resolusi tinggi, para peneliti mampu memvisualisasikan perilaku dinamis sel dan merekonstruksi interaksinya dalam tiga dimensi.
Dengan perkembangan teknologi pelabelan subseluler, mikroskopi intravital kini tidak hanya mampu mengamati jaringan atau sel tunggal, tetapi juga melacak organel di dalam sel. Terobosan ini memungkinkan penelitian untuk melangkah lebih jauh dalam biologi sel.
Meskipun manfaat teknologi ini jelas, beberapa tantangan tetap ada. Misalnya, jumlah penanda fluoresensi yang dapat dibedakan yang tersedia saat ini terbatas sehingga menyulitkan untuk memvisualisasikan jenis sel secara bersamaan di semua lingkungan mikro. Selain itu, perbedaan transparansi dan homogenitas antara jaringan membuat beberapa jaringan (seperti otak) lebih mudah diamati daripada yang lain (seperti otot rangka).
Menghasilkan tikus transgenik yang memenuhi kebutuhan penelitian sering kali membutuhkan banyak waktu dan upaya. Para peneliti perlu memastikan bahwa ekspresi gen yang mereka pilih berhasil mencerminkan perilaku biologis yang relevan, yang sering kali bukan tugas yang mudah.
Oleh karena itu, menemukan cara yang efektif dan sederhana untuk mengatasi tantangan ini masih menjadi salah satu isu utama dalam pengembangan teknologi mikroskopi intravital di masa mendatang.
Dalam eksplorasi ilmiah semacam itu, apakah Anda juga ingin tahu tentang bagaimana mikroskopi kehidupan di masa depan akan mengubah pemahaman kita tentang kehidupan?