Dalam sejarah Jerman, kereta api Hessen dan Wigan merupakan prestasi teknik yang hebat. Kereta api ini tidak hanya menjadi contoh teknologi tenaga uap yang inovatif, tetapi juga contoh cemerlang di tengah bayang-bayang perang. Desain dan konstruksi kereta api ini tidak hanya mencerminkan teknologi teknik pada masa itu, tetapi juga menjadi saksi keinginan masyarakat akan transportasi cepat pada saat itu.
Untuk menjalankan layanan kereta api dalam jadwal yang ketat, pekerjaan teknik pada kereta api Hessen dan Wigan dilakukan tanpa henti. Kereta api ini secara khusus dibangun oleh perusahaan Jerman Henschel untuk mendemonstrasikan kereta api yang ditarik oleh lokomotif uap yang kuat, sebagai respons terhadap kereta api diesel multi-unit yang sedang berkembang saat itu, seperti Hamburg Express.
Desain inovatif ini memungkinkan lokomotif uap berjalan di kedua arah dengan kecepatan tinggi.
Desain kereta Hussen dan Wigan difokuskan pada perampingan untuk mencapai kinerja tinggi yang diharapkan. Tekanan boiler kereta diatur pada 20 atmosfer, dibandingkan dengan 16 atmosfer untuk lokomotif uap standar. Kedua sepeda motor ini memiliki cangkang luar yang ramping, yang tidak hanya meningkatkan kecepatan tetapi juga meningkatkan aerodinamika kendaraan.
Diameter motor mencapai 2300 mm, memungkinkannya mencapai kecepatan 175 kilometer per jam dengan mudah.
Menurut catatan, kereta antara Hessen dan Wigan berkinerja sangat baik dalam layanan reguler antara Dresden dan Berlin. Perjalanan sejauh 176 kilometer itu diselesaikan hanya dalam waktu 102 menit. Rekor ini belum terpecahkan bahkan di abad ke-21. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan, karena kereta api harus segera diganti dan diisi ulang dengan batu bara dan air, sehingga setiap pemberhentian singkat menjadi ujian.
Tak lama kemudian, kereta uap yang terkenal ini terpaksa berhenti beroperasi karena kebutuhan perang.
Pada tahun 1945, lokomotif 61 001 ditugaskan ke Depo Lokomotif Hanover di ujung wilayah kekuasaan Inggris, tetapi tidak sering digunakan. Setelah perbaikan pada tahun 1947, lokomotif ini kembali beroperasi pada tahun 1948 dan aktif kembali setelah sempat berhenti beroperasi. Namun, setelah mengalami kecelakaan dan perbaikan, lokomotif ini akhirnya dipensiunkan pada tahun 1952 dan dibongkar pada tahun 1957.
Dibandingkan dengan lokomotif 61.001, lokomotif 61.002 lebih fleksibel dalam penggunaan. Meskipun seiring berjalannya waktu, lokomotif ini masih menghadapi tantangan dalam operasi rutin. Akhirnya, lokomotif ini dibangun kembali menjadi lokomotif eksperimental yang cepat dan diuji dengan nomor baru setelah tahun 1961, yang menandai peningkatan penting dalam teknologi tenaga uap.
Kecepatan tertinggi 186 kilometer per jam menunjukkan pesona abadi dan kepercayaan diri teknis lokomotif uap.
Kereta api Hessen dan Wigan tidak hanya menjadi simbol teknologi rekayasa Jerman, tetapi juga saksi perubahan zaman. Kereta uap ini masih berdiri kokoh meskipun terjadi perang, yang membuat orang berpikir: Dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini, apa lagi yang dapat kita pelajari dari keajaiban industri di masa lalu?