Luka adalah kerusakan atau cedera pada jaringan biologis, yang dapat berupa kulit, selaput lendir, atau organ dalam. Luka dapat terjadi secara tiba-tiba akibat trauma langsung (misalnya, mekanis, termal, atau kimia) atau dapat berkembang secara bertahap karena proses penyakit yang mendasarinya (misalnya, diabetes, insufisiensi vena/arteri, atau penyakit imun). Penampakan luka sangat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti lokasinya, mekanisme cedera, kedalaman cedera, dan seberapa sterilnya luka tersebut. Strategi untuk mengobati luka juga akan bervariasi berdasarkan klasifikasi luka, sehingga luka harus dievaluasi secara menyeluruh oleh seorang profesional medis sehingga dapat ditangani dengan tepat. Menurut fisiologi normal, semua luka mengalami serangkaian langkah yang disebut proses penyembuhan luka, yang meliputi hemostasis, peradangan, proliferasi, dan remodeling jaringan. Faktor-faktor seperti usia, oksigenasi jaringan, stres, kondisi medis yang mendasarinya, dan obat-obatan tertentu semuanya dapat memengaruhi kecepatan penyembuhan luka.
Proses penyembuhan luka terdiri dari empat tahap penting: hemostasis, peradangan, proliferasi, dan remodeling jaringan.
Luka secara umum dapat dibagi menjadi luka akut dan luka kronis, yang dibedakan berdasarkan waktu setelah cedera dan proses penyembuhan. Kedua jenis luka tersebut dapat diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan penyebab cedera, tingkat keparahan/kedalaman luka, dan sterilitas dasar luka. Beberapa sistem klasifikasi telah dikembangkan untuk menggambarkan luka dan memandu penanganannya, termasuk klasifikasi luka bedah CDC, Klasifikasi Luka Palang Merah Internasional, klasifikasi Tscherne, klasifikasi fraktur terbuka Gustilo-Anderson, dan sistem penilaian jaringan lunak AO.
Luka akut adalah luka yang diakibatkan oleh trauma langsung dan mengalami empat tahap penyembuhan sepanjang jangka waktu yang diharapkan. Fase pertama adalah fase hemostatik, yang berlangsung dari menit hingga jam, diikuti oleh fase inflamasi, yang biasanya berlangsung dari 1 hingga 3 hari. Hiperplasia adalah tahap ketiga penyembuhan luka dan berlangsung dari beberapa hari hingga satu bulan. Fase perbaikan/pembentukan jaringan parut terakhir dan terakhir biasanya berlangsung 12 bulan tetapi dapat berlangsung hingga 2 tahun setelah cedera awal. Luka akut dapat dibagi lagi menjadi luka terbuka dan luka tertutup.
Luka terbuka terjadi ketika integritas kulit terganggu dan jaringan di bawahnya terbuka. Jenis luka terbuka meliputi:
Luka tertutup adalah luka yang jaringan di bawahnya rusak tetapi epidermis tetap utuh.
Luka apa pun yang terputus atau tertunda pada tahap mana pun dari proses penyembuhan luka normal dianggap sebagai luka kronis. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, seperti diabetes atau insufisiensi vena/arteri. Luka kronis biasanya disebabkan oleh gangguan pada fase inflamasi, tetapi kesalahan pada fase apa pun dapat menyebabkan luka kronis. Umumnya, luka yang berlangsung lebih dari tiga bulan dianggap kronis.
Diabetes, insufisiensi vena/arteri, dan gangguan sistem imun merupakan penyebab paling umum dari luka kronis.
Kemandulan luka merupakan pertimbangan utama saat mengevaluasi luka. Sistem Klasifikasi Luka Bedah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat terutama digunakan untuk menilai kemandulan luka, khususnya dalam pengaturan pembedahan. Sistem klasifikasi ini membagi luka menjadi empat kategori, masing-masing dengan risiko infeksi pascaoperasinya sendiri:
Secara keseluruhan, proses perawatan luka sangat penting, apa pun jenisnya. Penyembuhan luka hanya dapat ditingkatkan jika diidentifikasi dan dikelola dengan tepat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, efektivitas perawatan luka terus meningkat dan proses pemulihan pasien pun dipercepat. Untuk proses penyembuhan luka yang begitu kompleks, apakah kita benar-benar memahami setiap tahap perawatan dan mekanisme biologis di baliknya?