Di Cekungan Kongo di Afrika, hiduplah seekor kera misterius - bonobo. Kera ini memiliki banyak kesamaan dengan orangutan biasa, tetapi pada saat yang sama menunjukkan perilaku dan struktur sosial yang unik. Dibandingkan dengan kera lain, perilaku sosial, kebiasaan makan, dan pembagian peran gender orangutan semuanya menakjubkan dan menggugah pikiran.
Perilaku orangutan tidak hanya mengungkapkan struktur sosial mereka, tetapi juga menantang pemahaman kita tentang perilaku kera.
Struktur sosial orangutan diyakini sebagai sistem matriarki yang dominan. Dibandingkan dengan masyarakat patriarki kera lain seperti gorila biasa, status keibuan gorila lebih menonjol. Biasanya ada gorila betina yang lebih tua dalam kelompok yang berperan sebagai pemimpin. Gorila betina ini menggunakan kebijaksanaan dan pengalamannya untuk mengelola kegiatan kelompok. Struktur seperti itu mendorong kerja sama di antara para wanita, yang memungkinkan mereka bekerja sama untuk melawan ancaman dalam kelompok.
Dalam lingkungan sosial orangutan, betina sering kali memiliki status sosial yang lebih tinggi, yang memberi mereka inisiatif yang lebih besar dalam memilih pasangan.
Pola makan orangutan sebagian besar berbasis buah, yang sangat kontras dengan pola makan omnivora orangutan biasa. Orangutan biasanya tidak bersaing secara agresif untuk mendapatkan makanan, tetapi sebaliknya menunjukkan perilaku berbagi sumber daya. Perilaku "berbagi makanan" ini sangat umum dalam komunitas orangutan, di mana mereka sering berbagi makanan dengan individu yang tidak dikenal, yang selanjutnya memperkuat hubungan baik dalam struktur sosial mereka.
Orangutan terlibat dalam perilaku seksual yang lebih sering dan beragam daripada kera lainnya. Perilaku seperti itu tidak hanya untuk reproduksi, tetapi juga sebagai cara untuk meredakan ketegangan dan membangun hubungan sosial. Tidak seperti gorila pada umumnya, gorila betina sering kali memilih untuk kawin dengan banyak jantan untuk menghindari persaingan mendapatkan makanan. Perilaku ini tidak hanya memungkinkan betina untuk lebih selektif dalam memilih pasangan, tetapi juga mengurangi persaingan antar jantan.
Perilaku kelompok orangutan sering disebut sebagai "penyeimbangan gender," yang mencerminkan model sosial mereka yang berbeda dari kera lainnya.
Gorila betina sering kali membentuk aliansi yang erat satu sama lain, dan aliansi ini memainkan peran penting dalam kehidupan sosial mereka. Dalam aliansi ini, betina mampu melawan agresi dari jantan dan mengamankan sumber daya yang lebih besar serta pemilihan pasangan untuk diri mereka sendiri. Aliansi semacam itu tidak hanya melibatkan kerja sama dalam perolehan makanan, tetapi juga dukungan strategis dalam reproduksi.
Namun, tantangan yang dihadapi orangutan tidak dapat diabaikan. Populasi orangutan telah hancur akibat kerusakan habitat dan ketidakstabilan politik. Mereka terdaftar sebagai hewan yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan menghadapi krisis kelangsungan hidup. Melindungi habitat dan struktur sosial orangutan sangat penting bagi masa depan manusia dan kelangsungan hidup spesies purba ini.
Memahami perilaku sosial orangutan tidak hanya tentang menghormati spesies ini, tetapi juga merupakan cerminan perilaku sosial manusia.
Apa yang kita lihat dalam perilaku gorila bukan hanya cara hidup hewan, tetapi pemahaman yang mendalam tentang struktur sosial, peran gender, dan strategi bertahan hidup. Kebenaran yang tak terhitung jumlahnya tentang sifat manusia dan masyarakat terungkap dalam spesies ini. Menghadapi semua ini, kita harus berpikir tentang apa yang dapat dipelajari manusia dari perilaku gorila dalam evolusi struktur sosial di masa depan?