Dalam penelitian ilmiah, pemahaman tentang lingkungan mikroskopis sangat penting, terutama di bidang biologi dan kimia. Mikroskopi pencitraan fluoresensi (FLIM) adalah teknik hebat yang dapat menyelidiki rahasia lingkungan mikro secara mendalam dan membuka jendela baru bagi kita. Artikel ini akan membahas cara kerja FLIM dan bagaimana ia dapat memberikan wawasan yang sangat berharga dalam penelitian.
FLIM pada dasarnya bergantung pada masa hidup molekul fluoresensi daripada intensitas emisinya untuk menghasilkan gambar. Dengan kata lain, FLIM mampu mengukur masa hidup molekul fluoresensi, yang terkait erat dengan karakteristik lingkungan mikro setempat. Oleh karena itu, FLIM dapat secara efektif menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh perubahan kecerahan sumber cahaya, intensitas cahaya latar belakang, atau photobleaching terbatas.
Masa hidup fluoresensi bergantung pada sifat lingkungan mikro dan karenanya dapat memberikan indikasi tentang pH, viskositas, dan konsentrasi kimia.
Ketika molekul fluoresensi tereksitasi oleh foton, molekul tersebut akan kembali ke keadaan dasar melalui beberapa jalur peluruhan dengan probabilitas tertentu, setidaknya salah satunya adalah memancarkan foton melalui radiasi spontan. Dalam FLIM, proses peluruhan fluoresensi mengikuti peluruhan eksponensial yang dapat dijelaskan sebagai:
I(t) = I0 * e^(-t/τ)
Di mana, τ
merupakan masa hidup fluoresensi. Poin penting di sini adalah bahwa pengukuran masa hidup ini tidak bergantung pada intensitas fluoresensi awal, sehingga memungkinkan pengukuran yang tidak mengacu pada intensitas dalam penginderaan kimia.
Selama pencitraan FLIM, intensitas setiap piksel dalam gambar ditentukan oleh masa pakai fluoresensi, yang memungkinkan kita untuk mengamati kontras antara material dengan laju peluruhan yang berbeda bahkan pada panjang gelombang yang sama, dan selanjutnya mengamati perubahan jalur Redaman FRET dalam pencitraan.
Metode eksitasi pulsa banyak digunakan dalam teknologi FLIM. Setelah molekul fluoresensi tereksitasi dengan pulsa laser yang sangat pendek, fluoresensi yang diselesaikan waktu menunjukkan peluruhan eksponensial. Namun, karena adanya fungsi respons instrumen, sinyal fluoresensi yang sebenarnya diukur tidak akan menjadi peluruhan eksponensial murni. Untuk mengatasi masalah ini, teknologi penghitungan foton tunggal berkorelasi waktu (TCSPC) sering digunakan, yang dapat mengompensasi perubahan intensitas sumber cahaya dan amplitudo pulsa foton tunggal.
Dengan menggunakan perangkat TCSPC komersial, kurva peluruhan fluoresensi dapat direkam dengan resolusi waktu hingga 405 fs.
Teknik lainnya adalah modulasi fase. Metode ini menggunakan sumber laser frekuensi tinggi, dan perubahan fase sinyal fluoresensinya berhubungan langsung dengan masa hidup molekul fluoresensi, yang memungkinkan kecepatan pencitraan yang lebih cepat dalam penelitian sel hidup.
Data yang dihasilkan oleh FLIM perlu dianalisis dengan algoritme yang tepat untuk mengekstrak kurva peluruhan murni dan memperkirakan masa hidup. Teknik yang umum digunakan meliputi metode kuadrat terkecil dan rekonvolusi iteratif. Cara mencocokkan pengukuran aktual dengan model yang diharapkan secara efektif merupakan salah satu tantangan dalam pemrosesan data FLIM.
Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk mengekstrak kurva peluruhan murni dengan meminimalkan jumlah bobot residu.
Teknologi FLIM semakin banyak digunakan dengan munculnya instrumen pencitraan baru, terutama dalam pengamatan perubahan secara langsung di bagian dalam sel hidup dan lingkungan mikronya. Keinginan komunitas ilmiah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perubahan kimia di dalam sel terus mendorong kemajuan teknologi ini.
Dengan pengembangan teknologi FLIM, banyak misteri yang belum terpecahkan akan dieksplorasi. Bagaimana penelitian di masa depan akan mengungkap lebih jauh misteri lingkungan mikro?