Sejak didirikan pada tahun 1982, Hezbollah (Hizbullah) terus meningkat statusnya di Lebanon, menjadi salah satu organisasi bersenjata non-negara yang paling kuat di kawasan tersebut. Pemimpinnya, Hassan Nasrallah, menggunakan kepemimpinan dan karismanya yang kuat untuk membentuk citra dan strategi Hezbollah dengan dukungan dari Iran, Suriah, dan negara-negara lain. Namun, seiring dengan perubahan zaman, orang-orang sangat ingin tahu tentang bagaimana organisasi ini telah berubah dan bagaimana organisasi ini akan berkembang di masa depan.
Hizbullah secara luas dianggap sebagai aktor non-negara paling kuat di dunia. Jumlahnya dan besarnya persenjataannya telah memungkinkannya untuk membuat gebrakan di Timur Tengah.
Kekuatan militer Hezbollah kuat, dengan lebih dari 100.000 prajurit yang terlatih dan memiliki 40.000 hingga 120.000 roket. Data ini membuatnya dianggap memiliki potensi militer yang sebanding dengan negara berukuran sedang. Sebagian besar pakar menunjukkan bahwa kekuatan Hizbullah dalam peperangan konvensional masih jauh lebih unggul dibandingkan dengan pasukan lain di negara-negara Arab. Semua pencapaian ini tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan Nasrallah. Ia meraih dukungan luas dengan pidato-pidatonya yang inspiratif dan visi strategisnya.
"Kemenangan kita bukanlah sebuah kebetulan, tetapi hasil dari latihan dan ketekunan." Kalimat ini berakar dalam di hati rakyat dan menunjukkan semangat juang Hizbullah.
Kebijakan Nasrallah tidak hanya melibatkan operasi militer, tetapi juga tercermin dalam perilaku partainya. Mereka bekerja keras untuk membangun kembali fasilitas sosial yang rusak akibat perang pada tahun 1990-an, menyediakan pendidikan, perawatan medis, dan kebutuhan hidup dasar, serta berhasil meningkatkan pengaruh mereka di daerah setempat. Kebijakan ini tidak hanya memastikan dukungan bagi mata pencaharian rakyatnya, tetapi juga menyediakan sumber daya manusia untuk dukungan militer Hizbullah.
Seiring berjalannya waktu, Nasrallah mulai mengalihkan fokus Hizbullah dari perjuangan bersenjata sederhana ke strategi politik yang lebih kompleks. Setelah partisipasinya dalam pemilihan parlemen Lebanon tahun 1992, identitas Hizbullah secara bertahap berkembang dari organisasi militer murni menjadi entitas politik yang penting. Proses ini mencerminkan pemahamannya yang jelas tentang pertumbuhan pengaruh organisasi yang berkelanjutan, dan juga mendorong partisipasi dan interaksi kelompok agama lain dalam masyarakat Lebanon.
"Hizbullah beroperasi dalam posisi adaptasi konstan, tidak hanya untuk kebutuhan perang, tetapi juga untuk menciptakan masa depan." Kalimat ini semakin menyoroti visi yang dipegangnya.
Namun, masa depan Hizbullah tetap penuh tantangan, dengan meningkatnya tekanan dari sumber internal dan eksternal. Dengan kekacauan di Timur Tengah dan perubahan dalam hubungan internasional, bagaimana Hizbullah menyesuaikan garis strategisnya sambil mempertahankan pengaruhnya juga merupakan ujian yang harus dihadapi Nasrallah. Selain itu, dalam menghadapi lingkungan politik Lebanon yang kompleks, pengambilan keputusan Nasrallah akan sangat memengaruhi kelangsungan hidup Hizbullah dalam jangka panjang.
Dalam perkembangan selanjutnya, dapatkah Nasrallah membimbing Hizbullah untuk terus bersinar di era ketidakpastian ini, dan kemudian membentuk Lebanon yang lebih berpengaruh?