Kreatinin merupakan produk sampingan dari metabolisme otot dan protein. Tubuh setiap pria dan wanita melepaskan kreatinin pada tingkat yang relatif konstan, tetapi konsentrasinya dipengaruhi oleh massa otot. Dalam hal kepentingan biologis, kreatinin digunakan untuk memantau fungsi ginjal karena merupakan indikator utama kesehatan ginjal. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita umumnya memiliki kadar kreatinin yang lebih tinggi daripada pria, yang mendorong para ilmuwan untuk menyelidiki alasan perbedaan ini.
Kreatin diproduksi terutama di hati melalui metilasi asam amino seperti arginin dan glisin. Setelah kreatin memasuki aliran darah, ia diangkut ke organ lain, termasuk otot dan otak, tempat ia diubah menjadi senyawa kreatin fosfat berenergi tinggi. Selama proses ini, pembentukan kreatinin spontan terjadi dalam reaksi tersebut. Ginjal adalah organ utama untuk mengeluarkan kreatinin, dan setiap insufisiensi ginjal akan menyebabkan peningkatan konsentrasi kreatinin dalam darah.Kreatinin serum merupakan metabolit yang mudah diukur yang dikeluarkan oleh ginjal, sehingga konsentrasinya secara klinis dianggap sebagai indikator penting fungsi ginjal.
Yang menarik, wanita menunjukkan sintesis protein otot dan pergantian protein otot yang lebih tinggi sepanjang masa hidup mereka, yang dapat menjelaskan konsentrasi kreatinin yang lebih tinggi.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa kadar kreatinin yang tinggi pada wanita mungkin terkait dengan beberapa karakteristik fisiologis mereka. Misalnya, wanita umumnya memiliki kadar lipoprotein densitas tinggi (HDL) yang lebih tinggi, yang dianggap membantu sintesis dan perbaikan otot. Tingkat pergantian dan sintesis protein otot yang lebih tinggi ini juga dapat meningkatkan produksi kreatin mereka, sehingga meningkatkan kadar kreatinin.
Dalam diagnosis fungsi ginjal, pengukuran kreatinin serum adalah metode yang paling umum digunakan, tetapi tidak selalu mencerminkan fungsi ginjal secara akurat. Perubahan konsentrasi kreatinin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk massa otot, pola makan, dan olahraga seseorang.
Kreatinin yang meningkat mungkin tidak hanya terkait dengan fungsi ginjal yang buruk, tetapi juga dapat disebabkan oleh peningkatan massa otot atau peningkatan asupan protein dalam tubuh.
Terdapat bukti yang berkembang bahwa wanita mungkin menunjukkan tingkat produksi kreatinin yang lebih tinggi dalam keadaan tertentu. Dalam hal kinerja atletik, banyak atlet wanita juga mengalami peningkatan kadar kreatinin setelah latihan intensitas tinggi. Rangkaian perubahan ini tidak diragukan lagi memberi orang pemahaman yang lebih dalam tentang dampak gender pada proses metabolisme ini.
Selain itu, meskipun pengukuran kreatinin sangat penting dalam memantau kesehatan ginjal, peningkatan kreatinin tidak selalu merupakan pertanda buruk. Kreatinin yang tinggi terkadang dapat dikaitkan dengan tingkat olahraga atau perubahan fisiologis pada pria, yang juga berarti bahwa wanita mungkin menghadapi pertimbangan klinis yang berbeda.
Pada kenyataannya, penafsiran kadar kreatinin harus memperhitungkan massa otot pasien, situasi yang semakin rumit karena perbedaan antara pria dan wanita.
Menurut studi klinis, kisaran referensi kreatinin untuk wanita biasanya 0,5 hingga 1,0 mg/dL, dan untuk pria adalah 0,7 hingga 1,2 mg/dL. Seiring berjalannya waktu, pengamatan klinis jangka panjang terhadap konsentrasi kreatinin menjadi lebih penting. Bagi seorang individu, tren perubahannya merupakan indikator, bukan nilai absolut.
Menghadapi data tersebut, mungkin kita harus mulai memikirkan kembali apakah kriteria penilaian fungsi ginjal saat ini harus memperhitungkan perbedaan gender dan mencerminkan keunikan wanita dan pria dalam kreatin dan interaksinya?