Ligamen anterior cruciate (ACL) adalah salah satu dari sepasang ligamen cruciate di lutut manusia (yang lainnya adalah ligamen cruciate posterior). Nama kedua ligamen ini berasal dari kata Latin yang berarti "silang" karena ACL menghubungkan ligamen cruciate posterior secara menyilang untuk membentuk "X". ACL adalah salah satu dari empat ligamen utama sendi lutut dan memainkan peran penting dalam membatasi translasi anterior tibia.
Ligamen anterior cruciate bertanggung jawab untuk menahan translasi anterior dan rotasi internal tibia dan sangat penting untuk stabilitas sendi lutut.
ACL terutama terbuat dari bahan berserat kuat yang membantu mengendalikan gerakan berlebihan dan membatasi kemampuan sendi untuk bergerak. Para ahli memperkirakan bahwa ada lebih dari 100.000 ruptur ACL di Amerika Serikat setiap tahun, menjadikan ACL sebagai ligamen lutut yang paling sering cedera.
ACL berasal dari alur distal tulang paha. Metode penyambungannya disesuaikan dengan permukaan artikular tibia. ACL terbagi menjadi bundel anteromedial dan posterolateral. Struktur ini memiliki fungsi menahan beban yang penting pada platform tibia. ACL menempel pada bagian depan tibia dan menyatu dengan bagian depan meniskus medial.
Cedera pada ACL tidak hanya memengaruhi kemampuan atletik tetapi juga dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan sehari-hari.
Fungsi utama ACL adalah menahan translasi anterior dan rotasi internal tibia, yang penting untuk memastikan stabilitas rotasi. ACL memiliki mekanoreseptor di dalamnya yang dapat mendeteksi perubahan arah gerakan, posisi sendi lutut, dan perubahan akselerasi, kecepatan, dan ketegangan.
Bagi atlet yang melakukan perubahan arah secara tiba-tiba, melompat, dan melakukan deselerasi dengan cepat, stabilitas sendi lutut selama ekstensi akhir menjadi hal yang sangat penting.
Ruptur ACL merupakan salah satu cedera lutut yang paling umum, dan sebagian besar ruptur ACL disebabkan oleh tindakan mekanis nonkontak, seperti perubahan arah yang tiba-tiba dan cepat. Ketika sendi lutut berputar ke dalam, ACL berada di bawah tekanan ekstra, yang dapat menyebabkan ruptur.
Perawatan bedah merupakan langkah yang diperlukan bagi sebagian besar atlet untuk mendapatkan kembali fungsi sendi lutut, dan proses pemulihan setelah operasi juga sangat penting.
Banyak atlet menjalani operasi rekonstruksi ACL untuk memperbaiki ligamen yang rusak dan membangunnya kembali menggunakan jaringan ligamen autologus atau donor. Operasi semacam itu biasanya minimal invasif, dengan dokter menggunakan peralatan fotografi kecil untuk mengamati kondisi ligamen.
Untuk beberapa pasien, program rehabilitasi nonbedah yang mencakup pemulihan mobilitas lutut secara bertahap dan latihan kekuatan mungkin lebih tepat. Tiga fase utama perawatan nonbedah meliputi fase akut, fase latihan neuromuskular, dan fase pengembalian motorik.
Operasi rekonstruksi ACL adalah prosedur rumit yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan medis khusus. Saat memilih operasi, pertimbangkan tingkat kompetisi atlet, usia, dan kemungkinan cedera lutut lainnya.
Stabilitas sendi lutut tidak hanya bergantung pada operasi, tetapi juga rehabilitasi pascaoperasi dan pelatihan yang tepat sangat penting.
Penelitian menunjukkan perbedaan signifikan dalam konsekuensi cedera ACL antara pria dan wanita, yang terkait dengan berbagai faktor, termasuk karakteristik anatomi, hormonal, dan atletik. Studi menunjukkan bahwa wanita cenderung memiliki ACL yang lebih kecil, yang dapat membuat mereka lebih rentan terhadap cedera dalam olahraga tertentu.
Selain faktor anatomi, pola gerakan dinamis dan faktor lingkungan juga berperan penting dalam risiko cedera ACL.
Ligamen anterior cruciatum tidak hanya penting bagi atlet profesional, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam pada kualitas hidup orang biasa. Karena masyarakat lebih memperhatikan kesehatan dan aktivitas fisik, dapatkah pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya ACL mengubah cara kita berolahraga dan kebiasaan yang kita gunakan untuk melindungi lutut kita?