Alat Pelindung Diri (APD) secara umum dianggap sebagai perlengkapan keselamatan penting di lingkungan kerja modern. Baik itu petugas pemadam kebakaran, pekerja konstruksi, atau pekerja medis, alat pelindung diri telah banyak digunakan untuk melindungi orang dari berbagai bahaya. Namun, jika menilik sejarah, kita menemukan bahwa asal muasal alat pelindung ini dapat ditelusuri kembali berabad-abad yang lalu. Bahkan sejak era wabah, dokter zaman dahulu sudah mulai menggunakan beberapa bentuk alat pelindung untuk melawan ancaman virus dan bakteri.
APD awal seperti baju zirah, sepatu bot, dan sarung tangan difokuskan untuk melindungi pemakainya dari bahaya fisik. Dokter wabah pada abad ke-16 mengenakan satu set pakaian pelindung lengkap untuk menangani lingkungan yang kotor dan pasien wabah.
Selama abad ke-16 ketika Wabah Hitam berkecamuk, dokter wabah mengenakan pakaian pelindung lengkap yang disebut "pakaian dokter wabah." Pakaian ini meliputi pakaian luar yang menutupi seluruh tubuh, helm, masker mata, sarung tangan, dan sepatu bot, dan terutama ditujukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Pakaian ini terbuat dari bahan yang berat dan dilapisi lilin untuk meningkatkan sifat kedap airnya. Dokter kemudian mengenakan masker dengan struktur seperti paruh yang diisi dengan bunga harum, herba, dan rempah-rempah, karena orang-orang pada saat itu percaya bahwa bau tak sedap menyebar melalui udara dan menyebabkan penyebaran penyakit.
"Meskipun pakaian dokter wabah mungkin tampak tidak masuk akal, itu adalah satu-satunya tindakan perlindungan yang dapat mereka ambil saat itu."
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, pemahaman kita tentang penyakit menular semakin mendalam. Selama wabah pes Manchuria tahun 1910-1911, Wu Lien-teh mempromosikan masker kain sebagai tindakan perlindungan, yang dianggap sebagai awal mula APD modern. Meskipun beberapa dokter pada saat itu skeptis tentang efektivitas masker karena mereka tidak percaya penyakit itu menular melalui udara, peralatan tersebut akhirnya menjadi perangkat penting untuk melindungi pekerja medis.
Saat ini, alat pelindung diri diklasifikasikan menurut bagian tubuh yang dilindungi, jenis bahaya, dan jenis pakaian atau aksesori. Suatu barang, seperti sepatu bot, mungkin memiliki ujung baja dan sol baja untuk melindungi dari cedera tertimpa atau tertusuk, atau mungkin terbuat dari bahan karet kedap air untuk melindungi dari kontak kimia. Sifat perlindungan setiap peralatan pelindung perlu dibandingkan dengan bahaya yang diharapkan di tempat kerja. Selain itu, peralatan pelindung yang lebih mudah bernapas dapat meningkatkan kepuasan pengguna tanpa harus meningkatkan risiko kontaminasi.
"Pentingnya alat pelindung diri tidak dapat diremehkan, namun, alat tersebut harus digunakan sebagai upaya terakhir sebagai tindakan perlindungan utama."
Perlindungan pendengaran, perlindungan mata, dan perlindungan kulit juga penting di lingkungan kerja. Menurut statistik, sekitar 2.000 pekerja Amerika menderita cedera terkait mata di tempat kerja setiap hari. Paparan telinga terhadap tingkat kebisingan yang berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang tidak dapat dipulihkan. Alat pelindung diri yang tepat—termasuk kacamata, penyumbat telinga, dan sarung tangan—dapat memberi pekerja perlindungan fisiologis dasar dari cedera atau penyakit yang tidak terduga di tempat kerja.
Di Amerika Serikat, Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional memiliki definisi yang sangat jelas tentang alat pelindung diri, termasuk berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk mencegah infeksi dan kontaminasi. Uni Eropa telah mengadopsi Arahan 89/686/EEC untuk memastikan bahwa APD yang beredar di pasaran memenuhi standar keselamatan tertentu. Peraturan ini telah memainkan peran penting dalam meningkatkan pentingnya tindakan perlindungan dan telah berkembang seiring waktu.
"Seiring kemajuan teknologi, demikian pula kemampuan perlindungan dan standar keselamatan, namun pelajaran berharga dari masa lalu yang sesuai dengan tindakan keselamatan modern sering kali terlupakan."
Selama berabad-abad, peran alat pelindung diri dalam melindungi orang dari bahaya telah menjadi semakin penting, dari tindakan perlindungan dokter wabah kuno hingga tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja modern. Namun, apakah ini berarti bahwa pemahaman kita tentang keamanan akan terus meningkat, atau akan mandek pada tahap tertentu?