Penguraian hewan adalah proses biokimia yang langsung dan kompleks yang dimulai segera setelah hewan mati, dengan penghancuran jaringan lunak, yang akhirnya meninggalkan kerangka. Dalam proses ini, penguraian kimiawi memainkan peran penting, yang melibatkan penguraian jaringan lunak secara bertahap, dan mencakup dua proses utama: autolisis dan pembusukan sel dan jaringan. Bagaimana proses ini berlangsung, dan misteri apa yang tersembunyi?
Proses penguraian mencakup penguraian protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan tulang, yang merupakan aktivitas biokimia bertingkat.
Protein membentuk berbagai jaringan berbeda dalam tubuh hewan, yang dapat dibagi menjadi jaringan lunak dan jaringan keras. Oleh karena itu, degradasi protein tidak seragam selama proses penguraian.
Proteolisis adalah proses pemecahan protein. Proses ini dipengaruhi oleh kelembapan, suhu, dan bakteri. Pada tahap awal, protein jaringan lunak mulai terdegradasi, sementara pada tahap selanjutnya, protein jaringan yang lebih mudah membusuk akan terdegradasi.
Pada tahap awal dekomposisi, protein dalam usus dan pankreas, serta indikator protein dalam otak, hati, dan ginjal akan terurai terlebih dahulu.
Nitrogen adalah komponen asam amino yang dilepaskan melalui proses deaminasi, biasanya dalam bentuk amonia. Jika tubuh berada di atas atau di dalam tanah, molekul nitrogen ini dapat digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme, menjadi nitrat, atau terakumulasi di dalam tanah.
Kandungan nitrogen dalam tanah diperkirakan membantu pertumbuhan tanaman di sekitarnya.
Pada awal proses dekomposisi, karbohidrat didegradasi oleh mikroorganisme, dimulai dengan glikogen dan serangkaian reaksi karbohidrat. Gula-gula ini pada akhirnya dapat diubah menjadi karbon dioksida dan air, atau produk antara seperti asam organik dan alkohol, dalam kondisi lingkungan yang berbeda.
Dalam keadaan aerobik, jamur dan bakteri akan mengubah gula menjadi berbagai asam organik; dalam lingkungan anoksik, asam laktat, asam butirat, dan asam asetat dapat diproduksi.
Lipid terutama ditemukan dalam jaringan adiposa, yang mengandung sekitar 60-85% lipid, yang 90-99% di antaranya adalah trigliserida. Proses hidrolisis lipid dilakukan oleh lipase, dan dengan perubahan pasca-mortem, lipid ini diubah menjadi campuran asam lemak jenuh dan tak jenuh.
Karena kekurangan oksigen, bakteri anaerobik akan lebih mendominasi degradasi asam lemak, yang akan mendorong hidrogenasi ikatan tak jenuh. Di sisi lain, dalam lingkungan aerobik, asam lemak mengalami reaksi oksidasi untuk menghasilkan produk seperti peroksida, aldehida, dan keton.
Produk degradasi lipid akhirnya menjadi sangat kompleks dan bervariasi, dan senyawa ini terus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dari waktu ke waktu.
Degradasi asam nukleat menghasilkan basa nitrogen, fosfat, dan gula, yang kemudian dipecah lebih lanjut oleh jalur degradasi makromolekul lainnya.
Jaringan tulang tersusun atas berbagai komponen, termasuk kolagen yang kaya dan mineral hidroksiapatit. Bahkan setelah jaringan lunak terdegradasi sepenuhnya, tulang masih dapat bertahan hidup karena strukturnya. Namun, proses degradasi tulang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kelembapan, jenis tanah, serta aktivitas mikroba, tumbuhan, dan hewan.
Kelembaban akan mempercepat degradasi jaringan tulang dan berdampak signifikan pada pH tanah.
Namun, selama proses dekomposisi yang kompleks ini, kehidupan mikroskopis macam apa yang diam-diam melakukan tugas misterius ini, yang memungkinkan lingkungan kita berkontribusi kembali pada siklus alam?