Trichoplusia ni adalah ngengat berukuran sedang yang termasuk dalam famili Noctuidae, yang sering disebut ngengat larva. Ngengat ini dinamai berdasarkan tanaman inang favoritnya dan perilaku merangkaknya yang unik. Tanaman inang utamanya adalah sayuran silangan, seperti kubis, kol, dan kembang kol, itulah sebabnya namanya mengandung "lubella". Larva ini disebut "cacing lipat" karena melengkungkan tubuhnya menjadi busur saat merangkak. Meskipun lebih menyukai tanaman silangan, lebih dari 160 spesies tanaman berfungsi sebagai inang bagi larva ngengat punggung berlian.
Individu dewasa Plutella xylostella adalah ngengat migrasi yang tersebar di Amerika Utara dan Eurasia, dari Florida di selatan hingga British Columbia di utara. Perilaku migrasi mereka membuat jangkauan distribusinya sangat luas.
Meskipun larva ngengat punggung berlian adalah hama sayuran kecil yang khususnya menyerang tanaman silangan, dampak destruktifnya tidak signifikan. Namun, penyebarannya yang luas dan ketahanannya terhadap banyak pestisida membuat pengelolaannya semakin sulit. Banyak metode untuk mengendalikan hama ini juga sedang diteliti secara aktif.
Ketika ngengat punggung berlian siap untuk kawin, mereka menunjukkannya dengan mengangkat perutnya dan mengepakkan sayapnya. Ngengat jantan tidak hanya melebarkan bulu di perutnya, tetapi juga membuka penjepit kelamin dan sebagian memperluas kantung sperma. Setelah menarik calon pasangan, keduanya akan menggunakan antena mereka untuk memeriksa perut satu sama lain dan kawin jika keduanya setuju. Sebagian besar perilaku kawin terjadi pada pukul 2 pagi, tetapi pengamatan juga telah dicatat antara pukul 12 dan 4 sore.
Perkawinan ganda adalah strategi reproduksi di mana seekor individu akan memiliki banyak pasangan sepanjang hidupnya. Bagi ngengat punggung berlian betina, semakin sering mereka kawin, semakin banyak telur yang mereka hasilkan, yang mungkin menjelaskan mengapa ngengat jantan melepaskan feromon yang menarik perhatian betina.
Setelah kawin, ngengat betina akan mencari tanaman inang untuk bertelur. Telurnya umumnya berwarna kuning muda, berbentuk kubah, dan biasanya diletakkan sendiri-sendiri di bagian bawah daun. Dalam sehari, 40 hingga 50 betina dapat bertelur sebanyak 1.000 hingga 2.000 telur yang layak, yang menetas dalam waktu sekitar tiga hari.
Ngengat punggung berlian ditemukan di Amerika Utara dan Eurasia, dari Florida di selatan hingga British Columbia di utara. Saat musim berganti, populasi ngengat punggung berlian Amerika bermigrasi dari Meksiko ke Kanada. Mereka biasanya menghabiskan musim dingin di Meksiko atau California Selatan, yang suhunya di atas 16°C (61°F) bahkan di musim dingin.
Seiring dengan meningkatnya suhu di wilayah utara, ngengat punggung berlian akan bergerak ke utara secara bertahap, dan tidak akan bermigrasi hingga suhu mencapai 16°C (61°F).
Pola migrasi yang berubah seiring suhu ini memungkinkan ngengat punggung berlian untuk melintasi benua, terhindar dari hawa dingin, dan menemukan lingkungan yang cocok untuk membesarkan anak-anaknya.
Pola migrasi ngengat punggung berlian berkaitan erat dengan suhu, yang akan memengaruhi perkembangannya. Pada suhu 10°C (50°F), kepompong ngengat punggung berlian berhenti berkembang, dan di atas suhu 35°C (95°F) kelainan fisiologis dapat terjadi. Oleh karena itu, di wilayah dengan suhu yang stabil dan sesuai, ngengat punggung berlian akan memilih untuk terus berkembang biak dan menghasilkan keturunan.
Ngengat punggung berlian adalah serangga omnivora yang dapat bertahan hidup dan memakan lebih dari 160 spesies tanaman inang. Kesukaannya pada sayuran silangan, seperti kubis dan kembang kol, sebagian karena nutrisi dalam tanaman ini membuatnya lebih mudah bertahan hidup dan tumbuh.
Plutella xylostella menggunakan indra penciumannya untuk menemukan sumber makanan dan tanaman inang yang cocok. Kepekaannya terhadap bau tanaman membantu meningkatkan peluangnya untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Kecepatan respons ngengat betina yang kawin lebih cepat daripada ngengat betina dan jantan yang tidak kawin, yang menunjukkan kebutuhan mereka yang tinggi untuk menemukan tanaman inang.
Meskipun ngengat punggung berlian adalah serangga universal, kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksinya sering kali bergantung pada perubahan iklim dan keanekaragaman tanaman inang yang kaya. Makhluk ini tidak hanya dapat beradaptasi dengan berbagai lingkungan, tetapi juga dapat melintasi benua, sehingga menghadirkan lebih banyak tantangan dan peluang. Haruskah kita memikirkan kembali cara menangani perluasan dan pengendalian makhluk-makhluk seperti itu?