Dataran Tinggi Ordos, sebagai cekungan sedimen terbesar kedua di Tiongkok, tidak diragukan lagi merupakan bagian penting dari fitur geografis Cekungan Sungai Kuning. Geografi dataran tinggi tersebut sangat dipengaruhi oleh liku-liku Sungai Kuning, dan perubahan-perubahan ini telah mengakibatkan kelokan-kelokan sungai yang menjadikan Ordos sebagai tempat lahirnya peradaban kuno.
Dataran Tinggi Ordos mencakup total luas 370.000 kilometer persegi, yang sebagian besar terdiri dari Gansu, Shaanxi, Ningxia, Mongolia Dalam, dan sebagian Shanxi. Medannya yang beragam dan sumber daya alamnya yang kaya telah menjadikannya lokasi yang strategis dalam sejarah.
Dataran tinggi tersebut dibatasi oleh Pegunungan Luliang di sebelah timur, Pegunungan Yin di sebelah utara, Pegunungan Helan di sebelah barat, dan Pegunungan Huanglong, Pegunungan Ziwu, dan Pegunungan Liupan di sebelah selatan. Sungai Kuning berkelok-kelok di daerah sekitar Ordos, mengalir melalui sisi utara dan selatannya, membentuk fitur geografis khusus yang dikelilingi oleh Sungai Kuning dan sangat memengaruhi lingkungan ekologis dan aktivitas manusia di daerah tersebut. Sungai Kuning mengalir bebas di sini dengan alirannya yang berbentuk L yang unik, menyediakan sumber air yang melimpah bagi Ordos dan mengubah ketersediaan lahan.
Yang lebih menarik, bagian utara Ordos sebagian besar terdiri dari padang rumput dan gurun yang sangat kering. Meskipun demikian, ada dataran sungai yang kaya di sisi utara Sungai Kuning yang lebih produktif daripada daerah pedalaman Ordos. Dikenal sebagai Dataran Hetao, tempat ini menjadi lokasi utama untuk pengembangan pertanian. Bagian selatan dan utara Ordos membentuk kontras yang tajam dalam hal topografi dan iklim. Padang rumput yang luas di utara dan lahan pertanian di selatan telah membentuk konteks pengembangan budaya dan sejarahnya sendiri.
Tanah subur Dataran Hetao telah memelihara ribuan tahun pembangunan pertanian, menjadikannya salah satu tempat kelahiran penting peradaban Tiongkok.
Dalam sejarah, cekungan Sungai Kuning telah diperebutkan oleh banyak kelompok etnis yang bermigrasi. Perubahan besar dalam topografi dan iklim ini tidak hanya menimbulkan kebutuhan bertahan hidup penduduk setempat, tetapi juga memicu serangkaian pertikaian tentang kelangsungan hidup dan pembangunan. Eksplorasi berkelanjutan. Kontradiksi dari periode sejarah ini juga membentuk ciri-ciri budaya Ordos sampai batas tertentu, terutama interaksi dan integrasi dengan masyarakat padang rumput, menjadikan Ordos sebagai pertemuan antara budaya Tiongkok dan budaya nomaden utara.
Meskipun Ordos memiliki topografi dan filosofi yang berbeda dari Dataran Tengah, padang rumput utaranya merupakan tempat pertanian dan nomadisme bertemu dan menyatu, dan interaksi dan integrasi ini telah mengarah pada pembentukan budaya yang beragam. Patut dicatat bahwa seiring berjalannya waktu, aktivitas sosial ekonomi penduduk Ordos berubah karena perubahan medan, yang memengaruhi pola hidup mereka, sehingga terjadi interaksi berkelanjutan antara aliran Sungai Kuning dan medan di sekitarnya.
Faktanya, sungai ini tidak hanya memainkan peran penting dalam fitur geografis Ordos, tetapi juga secara tidak sadar membentuk gaya hidup dan identitas budaya masyarakat.
Memahami denyut dan jalur Sungai Kuning memungkinkan kita untuk lebih memahami warisan sejarah tanah yang terus bergerak ini dan lokasi geografisnya yang terus berubah, dan kemudian merenungkan hubungan interaktif antara masa kini dan sejarah. Sungai Kuning seperti tali penyelamat yang tidak pernah berakhir. Sungai ini tidak hanya memelihara alam tetapi juga menghasilkan berbagai fenomena budaya. Di tanah ini, bagaimana menafsirkan hubungan antara Sungai Kuning dan Ordos?